Sukses

Alasan Mulia Kobe Bryant ke Mana-Mana Naik Helikopter

Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di California, AS, Minggu (26/1/2020).

Liputan6.com, California - Kematian tragis yang menimpa Kobe Bryant secara tidak langsung ikut mengungkap sisi lain dari mantan pemain LA Lakers tersebut. Di luar ambisinya yang kuat dalam meraih prestasi di arena basket, Kobe juga berjuang keras untuk menjadi sosok ayah yang ideal bagi keempat putrinya. 

Sayang nasib berkata lain. Pada Minggu pagi waktu setempat atau Senin dini hari WIB, Kobe Bryant mengalami kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Los Angeles, Amerika Serikat.

Kobe Bryant tengah dalam perjalanan menuju training camp Mamba Sports Academy di Thousands Oak saat kecelakaan terjadi. Kebetulan dia dijadwalkan memberi pelatihan kepada pebasket belia. Sedangkan Gianna rencananya akan tampil bersama tim basket wanita di turnamen Mamba Cup. 

Helikopter Kobe Bryant lepas landas dari bandara Orange menuju Ventura Counties. Penerbangan seharusnya tidak memakan waktu lama sebab jarak tempuh hanya 90 mil atau sekitar 144 km. Namun mereka tidak pernah sampai ke lokasi tujuan. Helikopternya hancur setelah menabrak bukit. Sembilan orang tewas dalam insiden itu, termasuk putrinya, Gianna yang berusia 13 tahun.

Kobe meninggal dunia di usia 41 tahun. Pemilik 5 cincin juara NBA itu tersebut meninggalkan istri tercinta, Vanessa, dan tiga putri lainnya, Natalia (17), Bianka (3 tahun), dan Capri yang baru 7 bulan. 

 

 

 

Saksikan juga video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hindari Kemacetan

Helikoter bukanlah moda transportasi yang bisa diakses siapa saja. Hanya orang-orang berduit yang bisa leluasa terbang dengan capung besi ini. Kebiasaan naik helikopter juga lekat dengan kehidupan glamor tokoh- tokoh terkenal dan artis Hollywood. Namun hal itu sepertinya tidak berlaku bagi Kobe. 

Bepergian dengan helikopter bagi Kobe bukan untuk gagah-gagahan atau demi mempertajam statusnya sebagai bintang. Kobe Bryant ternyata punya alasan yang jauh lebih mulia dari itu.

Dan Wetzel, kolomnis Yahoo Sports, menulis, bahwa bepergian dengan helikopter merupakan salah satu upaya Kobe Bryant menjadi sosok ayah yang ideal. Dan semua itu berawal ketika pria kelahiran Philadelphia, 23 Agustus 1978 tersebut mulai berkeluarga saat masih aktif sebagai pemain NBA.

Dari pernikahannya dengan Vanessa, tanggung jawab Kobe Bryant semakin besar setelah Tatiana lahir pada tahun 2003. Menyusul kemudian Gianna atau Gigi tiga tahun kemudian. Keceriaan di keluarga mereka semakin lengkap dengan kehadiran dua putri lainnya, Bianka (2016) dan Capri (2019). 

Kehadiran mereka telah mengubah hidup Kobe Bryant. Mereka memilih menjauh dari ingar-bingar kota Los Angeles atau Beverly Hills dan memilih tinggal di Huntington Coast bagian dari Huntington Beach. 

Mengingat LA Lakers bermain di pusat kota dan berlatih di El Segundo yang dekat bandara, Huntington memberi kenyamanan Kobe sekeluarga. "Orang-orangnya luar biasa," kata Kobe berkali-kali.

Namun kenyamanan ini menurut Wetzel harus dibayar mahal. Sebab sehari-hari lalu-lintas menuju lokasi latihan dan arena pertandingan amburadul. Macet dan memakan waktu hingga sejam. 

"Bahkan saat akhir pekan, lalu-lintas sangat buruk," tulis Wetzel mengutip wawancara Kobe dalam acara Barstool Sports’ “The Corp” podcast in 2018. "Dan saya melewatkan waktu bermain di sekolah karena saya terjebak kemacetan. Dan situasinya bertambah parah. Saya harus mencari cara untuk bisa latihan dan fokus pada pekerjaan namun tidak sampai mengorbankan waktu dengan keluarga. Jadi sejak saat itulah saya mulai beralih dengan helikopter," kata Kobe Bryant saat itu. 

 

 

3 dari 3 halaman

Membeli Waktu

Miliarder Mark Cuba selalu mengatakan, ada satu yang tidak bisa dibeli dengan uang: waktu. Namun Kobe Bryant tetap mencobanya. Dengan uangnya, Kobe Bryant terbang di atas kemacetan demi memuaskan hasratnya bermain habis-habisan bersama Lakers sembari tetap menjadi ayah yang ideal. 

"Rutinitas saya selalu sama. Bangun pagi, mengantar anak ke sekolah, terbang, latihan seperti orang gila, melakukan pekerjaan tambahan, media, dan hal lain yang saya perlu kerjakan. Terbang lagi dan ke parkiran mengambil mobil lalu menjemput anak pulang sekolah," beber Kobe Bryant. 

Seperti halnya ayah atau ibu lainnya, Kobe Bryant memang menjadi penghuni setia parkiran sekolah Orange County. Bukan sekadar rutinitas, tapi dia mencintai kegiatan tersebut. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.