Sukses

MotoGP: Beda Situasi Rossi dan Lorenzo di Ducati

Rossi dan Lorenzo sama-sama mengalami kesulitan saat menunggangi motor Ducati di lintasan MotoGP.

Liputan6.com, Sebelum Jorge Lorenzo, Valentino Rossi sempat terlebih dulu menjajal peruntungan dengan memperkuat Ducati pada MotoGP 2011 dan 2012. Seperti yang sudah diketahui, hasilnya pun sangat mengecewakan.

Rossi bergabung dengan Ducati setelah memenangkan empat gelar juara dunia MotoGP bersama Yamaha. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, awalnya pembalap asal Italia itu merasa yakin bisa tampil sebagai juara juga dengan motor Ducati.

Faktanya, ia malah jadi pembalap yang dianggap remeh. Itu karena The Doctor begitu kesulitan beradaptasi dengan Desmosedici. Dari 25 balapan dalam dua musim, ia tanpa kemenangan dan hanya meraih tiga podium.

Situasi serupa kini tengah menghantui Lorenzo yang jadi pembalap Ducati sejak MotoGP 2017. Sampai seri kelima musim 2018, pembalap asal Spanyol itu masih kesulitan untuk menemukan performa terbaik. Meski terlihat sama, Andrea Dovizioso menyebut masalah Rossi dan Lorenzo sangat berbeda.

"Saya pikir ketika Valentino tiba di Ducati, situasinya berbeda dan motornya sangat spesifik. Saya tak ingin mengatakan itu tidak kompetitif karena (Casey) Stoner memenangkan perlombaan dengan itu. Tapi, itu adalah motor yang sangat jauh dari apa yang kami miliki hari ini," ujar Dovi, dikutip Autosport.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lorenzo Tersudut

Rossi sendiri pada akhirnya menyerah dengan kesulitan yang dihadapi di Ducati. Ia memutuskan untuk kembali ke Yamaha usai kontraknya berakhir. Kini, situasi Lorenzo pun tak jauh berbeda. Ia dihadapkan pada pilihan bertahan atau berganti tim.

Untuk bertahan, pembalap berusia 31 tahun itu harus membuktikan kelayakannya. Jika tak kunjung bangkit, Ducati pun akan enggan memperpanjang kontraknya. Jika akhirnya didepak, yang jadi pertanyaan kemana Lorenzo akan berlabuh.

"Lorenzo adalah pembalap hebat yang belum bisa mendapatkan hasil terbaik dari motor kami, motor yang memiliki kekuatan besar dan beberapa kelemahan. Sayangnya, baik dirinya maupun teknisi tak bisa memanfaatkan potensinya," timpal CEO Ducati, Claudio Domenicali.

3 dari 3 halaman

Statistik Lorenzo di Setiap Musim MotoGP

2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin

2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin

2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin

2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin

2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin

2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin

2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin

2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin

2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin

2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin

2018: 5 balapan, 0 menang, 0 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 16 poin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.