Sukses

5 Pemain Ini Jadi Bintang Kelas Dunia usai Berganti Posisi

Gareth Bale yang membela Real Madrid salah satu contohnya.

Liputan6.com, Jakarta - Di lapangan, banyak pemain sepak bola bermain di beberapa posisi yang berbeda. Bahkan, banyak juga di antara mereka yang harus berganti atau berubah dari posisi asli mereka.

Selain kebutuhan taktik, pelatih mungkin juga melihat sang pemain memiliki bakat untuk bermain di posisi lain.

Banyak pemain yang gagal melakukannya karena kesulitan beradaptasi dengan posisi barunya. Namun, tidak sedikit pemain yang sukses dan kemudian berkembang menjadi pemain kelas dunia.

Salah satu contohnya adalah Gareth Bale yang kini bermain di Real Madrid. Bintang asal Wales itu memulai karirnya sebagai bek kiri tapi menjadi pemain termahal dunia setelah menunjukkan kehebatannya di posisi sayap kiri.

Selain Bale di Real Madrid, siapa saja pemain yang sukses usai mengubah posisinya? Simak di bawah ini seperti dilansir Sportskeeda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Robin Van Persie

Robin van Persie berusia 20 tahun ketika Arsene Wenger melihat ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya. Saat itu, dia adalah pemain sayap muda yang mengesankan - cepat, bagus dengan bola, punya skill untuk mengalahkan pemain belakang lawan, dan finisher yang tidak mengecewakan. Namun Wenger melihatnya berbeda.

Van Persie digeser ke tengah dan diinstruksikan untuk bermain sebagai striker. Dia kemudian mempunyai karir yang bagus setelah berganti posisi.

Dia dengan cepat menjadi salah satu properti terpanas di Eropa, dan juga salah satu pemain terbaik di dunia. Manchester United bisa dibilang beruntung karena mendapatkan Van Persie dengan biaya yang hanya sebesar 24 juta pounds.

Dalam karirnya, Van Persie telah mencetak lebih dari 300 gol, termasuk gol sundulan di Piala Dunia melawan Spanyol yang membuatnya mendapatkan gelar "The Flying Dutchman". Van Persie adalah salah satu pemain depan yang paling menarik untuk ditonton dalam sejarah Premier League, dan salah satu striker yang paling mematikan di eranya juga.

3 dari 5 halaman

Vincent Kompany

Pada usia 17 tahun, Vincent Kompany sudah bermain di tim utama untuk Anderlecht di Liga Pro Belgia. Dia dimainkan sebagai gelandang bertahan di sana, dan bermain cukup baik. Dia mampu menarik perhatian Hamburg dengan penampilannya, yang kemudian membawanya ke Jerman untuk menggantikan Daniel van Buyten.

Setelah dua tahun di Bundesliga, ia mendapat kesempatan pindah ke Inggris dari Manchester City yang ditangani oleh Mark Hughes. Manajer Wales tersebut memainkan Kompany di posisi aslinya sampai 2010.

Meski bermain cukup baik sebagai gelandang bertahan, Kompany sepertinya belum maksimal bersama City. Itu semua berubah pada pergantian dekade, ketika dia mulai bermain sebagai bek tengah.

Delapan tahun kemudian, dia adalah salah satu pemain berlakang terbaik dalam sejarah Premier League, dan salah satu kapten terbaik di dunia. Dia akan mengangkat gelar Premier League ketiganya pada akhir musim ini dan masih banyak lagi di masa depan.

4 dari 5 halaman

Ryan Sessegnon

Cerita hampir mirip dengan cerita Gareth Bale. Pemain Fulham berusia 17 tahun ini adalah calon superstar. Seperti Bale, Sessegnon memulai sebagai bek kiri, tetapi kualitasnya dengan bola terlalu bagus baginya untuk terus bermain di posisi itu.

Pemain Inggris itu kemudian digeser ke sayap kiri, dan tidak mengeecewakan sejak itu. Ia mampu mencetak 14 gol dan 6 assist dalam 40 pertandingan di Championship.

Hampir setiap klub di Inggris akan senang memiliki bakat seperti itu di skuat mereka, tetapi Tottenham dianggap yang paling serius tertarik dengan sang remaja. Dia mungkin bisa mengikuti jejak Bale di White Hart Lane.

5 dari 5 halaman

Bastian Schweinsteiger

Louis van Gaal membuat banyak perubahan di di Bayern Munchen, sebagian besar untuk kebaikan. Pelatih asal Belanda itu memberikan debut tim utama kepada Thomas Muller dan David Alaba. Dia juga merekrut Arjen Robben dan Mario Gomez, keduanya telah terbukti sukses.

Perubahan penting lainnya yang ia terapkan adalah mengubah posisi bermain Bastian Schweinsteiger. Ketika tiba pada tahun 2009, Schweinsteiger bermain sebagai gelandang kana / sayap kanan.

Van Gaal tentu saja tidak setuju dengan hal itu, dan berpikir sangat berbeda dengan Schweinsteiger. Dia kemudian menggeser pemain Jermain itu sebagai gelandang bertahan dan sukses dengan peran barunya itu.

Kini, Schweinsteiger sudah meninggalkan Bayern sebagai legenda dan bermain di MLS. Dia akan selalu dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang dimiliki Jerman.

Sumber: www.Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.