Sukses

FIGC Mewacanakan Berbagai Inovasi demi Masa Depan Timnas Italia

Inikah cara terbaik untuk mengatasi keterpurukan sepak bola Italia?

Jakarta, - Untuk kali pertama sejak Piala Dunia 1958, Timnas Italia gagal melaju ke putaran final Piala Dunia. Alhasil, pada edisi 2018 ini, Piala Dunia bergulir tanpa Gli Azzurri.

Catatan memalukan tersebut membuat Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mencanangkan berbagai inovasi baru demi masa depan timnas Italia, satu di antaranya adalah menerapkan tim cadangan untuk klub-klub di Serie A.

Sejatinya ide mengenai tim cadangan atau biasa disebut reserve team di Serie A telah mengemuka sejak beberapa tahun lalu. Kesebelasan top macam Juventus, AC Milan, dan Inter Milan mendukung rencana itu.

Akan tetapi, FIGC selaku pengelola Serie A seolah tutup mata dengan saran tersebut. Padahal, kepemilikan reserve team adalah hal yang lumrah dalam kompetisi sepak bola di Eropa.

Baca Juga

  • Prediksi Inggris Vs Italia: Audisi Gli Azzurri
  • Cutrone Sebut Di Biagio Layak Latih Timnas Italia
  • Donnarumma Gantikan Buffon Saat Bersua Timnas Inggris

Di Jerman dan Inggris, terdapat kompetisi antar-tim cadangan kesebelasan yang bermain di sana. Sementara itu, di Spanyol lebih maju lagi, mereka membiarkan reserve team bermain di kompetisi yang sama seperti tim senior, tetapi di divisi yang lebih rendah.

Faktanya, aturan seperti itu memang menjembatani jarak dari tim junior menuju skuat utama. Tanpa adanya tim cadangan, pemain muda Italia yang telah lulus dari akademi atau tim primavera, tidak memiliki ruang untuk berkembang.

Kebanyakan klub memilih untuk meminjamkan pemain muda yang lulus dari tim primavera ke kesebelasan Serie B atau Serie C. Namun, tetap saja tidak semua mendapat kesempatan bermain sehingga terkesan percuma.

Alhasil, kebanyakan bakat-bakat muda Italia layu sebelum berkembang. Nama-nama seperti Alberto Masi, Stefano Okaka, hingga Nicola Leali yang sempat digadang-gadang bakal menjadi masa depan Gli Azzurri tidak terdengar lagi rimbanya.

Puncak kegagalan juara dunia empat kali itu terjadi menjelang kualifikasi Piala Dunia 2018. Timnas Italia yang kesulitan mencari pemain berbakat pasca generasi Francesco Totti harus merotasi tim. Imbasnya, Gli Azzurri tampil inkonsisten sehingga hanya masuk ke Pot 2 kualifikasi.

Setelah kegagalan yang menghancurkan sepak bola Italia, FIGC melakukan pembenahan. Presiden Carlo Tavecchio langsung mengundurkan diri, sedangkan pelatih Gian Piero Ventura dipecat.

Berbagai inovasi dilakukan oleh pengurus FIGC guna mengembalikan martabat sepak bola Italia, satu di antaranya adalah mengikuti jejak La Liga.

Menurut petinggi FIGC sekaligus legenda AC Milan, Alessandro Costacurta, Serie A mempertimbangkan untuk memberlakukan aturan tim cadangan bagi setiap klub yang berlaga Serie A. Nantinya, reserve team tersebut bakal berlaga di Serie B atau Serie C.

"Kami berusaha untuk memberikan waktu bermain kepada para pesepak bola yang jarang tampil. Dengan itu, mereka punya kesempatan untuk bersinar," tutur Costacurta kepada Rai Sport beberapa waktu lalu.

"Sudah banyak masukan tentang klub Serie A memiliki tim cadangan. Menurut saya, pengurus FIGC saat ini memiliki kesempatan untuk mewujudkannya," Costacurta melanjutkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inspirasi Spanyol

Kesuksesan timnas Spanyol dalam satu dekade terakhir ketika memenangi satu trofi Piala Dunia serta dua gelar Piala Eropa menjadi pertimbangan FIGC melakukan kebijakan serupa. Selain itu, kebijakan tersebut membuat kesebelasan La Liga memiliki pemain lulusan akademi di skuat utamanya.

Di Barcelona terdapat Andres Iniesta, Gerard Pique, dan Lionel Messi yang sempat membela Barcelona B. Sementara itu, Real Madrid Castilla pernah mengorbitkan nama-nama seperti Alvaro Morata, Juan Mata, Iker Casillas, dan teranyar Marco Asensio.

Alhasil, kemungkinan tim cadangan bermain di divisi lebih rendah seperti di Spanyol mendapat tanggapan baik dari berbagai pihak. Rencana tersebut mendapat dukungan dari Direktur Olahraga Juventus, Giuseppe Marotta, sejak beberapa tahun belakangan.

"Apabila tim cadangan diperkenalkan, semua orang akan senang. Pertemuan dengan komite penyelenggara Serie A menyiratkan ke arah sana," ujar Marotta pada 2016 lalu.

"Memasukkan tim cadangan ke kompetisi yang lebih rendah adalah instrumen penting dalam perkembangan pemain muda serta masa depan klub. Saya yakin klub lain berpikiran hal yang sama," lanjutnya.

Kegagalan timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018 memang mengejutkan. Namun, bukan tidak mungkin terdapat berkah di balik kegagalan tersebut.

Apabila FIGC benar-benar menerapkan aturan soal tim cadangan kesebelasan yang bermain di Serie A, bukan tidak mungkin banyak nama-nama baru bermunculan untuk membela Gli Azzurri dalam waktu dekat.

Terlebih, saat ini sejumlah pemain muda telah memperkuat timnas Italia seperti Gianluigi Donnarumma, Daniele Rugani, Roberto Gagliardni, hingga Andrea Belotti.

Meski begitu, pemain-pemain muda Italia tidak memiliki pengalaman bertanding yang cukup dibandingkan dari negara lain. Kekurangan itu diakui sendiri oleh kapten sekaligus bek AC Milan, Leonardo Bonucci.

"Timnas Italia butuh para pemain muda segera tumbuh dan berharap mereka membawa kami kembali sebagai Italia yang ditakuti seperti dulu," ujar Bonucci.

"Inggris menjalani transisi dengan baik dan para pemain muda memiliki pengalaman yang banyak, berbeda dengan Italia. Para pemain muda Italia minim pengalaman bermain," lanjutnya.

Patut dinanti, apakah aturan tersebut tepat untuk membangkitkan reputasi sepak bola Italia. Atau justru aturan mengenai tim cadangan dimanfaatkan untuk menangguk keuntungan baru dan memperburuk keadaan.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.