Sukses

Wall Street Rontok Dibayangi Pernyataan The Fed

Bursa saham AS melemah di akhir pekan ini, dengan indeks saham S&P 500 mencoba bergerak menyentuh level resistance tertinggi.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah menjelang akhir pekan ini dengan indeks saham S&P 500 mencoba bergerak menyentuh level resistance tertinggi. Data ekonomi Amerika Serikat (AS) turun seperti penjualan rumah exisiting dan pernyataan pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve menambah sentimen negatif ke bursa saham.

Indeks saham Dow Jones melemah 29,93 poin atau 0,19% ke level 16.103,30. Indeks saham S&P 500 melemah 3,53 poin atau 0,19% ke level 1.836,25. Indeks saham Nasdaq melemah 4,13 poin atau 0,10% ke level 4.263,41 pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi).

Volume perdagangan saham sekitar 6,55 miliar saham yang diperdagangkan di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata bulanan sekitar 7 miliar saham. Selama sepekan, indeks saham Dow Jones turun 0,3%. Indeks saham S&P 500 merosot 0,1%. Sementara itu, indeks saham Nasdaq naik 0,5%.

Indeks saham bergerak melemah menjelang akhir sesi perdagangan. Penjualan kembali rumah di AS atau penjualan rumah yang ada turun lebih dari yang diharapkan pada Januari 2014. Faktor cuaca musim dingin dan kurangnya pasokan dinilai mendorong penjualan menurun.

Selain itu, kredit ketat dan pemintaan melambat juga turut mempengaruhi penjualan rumah. Berdasarkan data National Association of Realtors, pembelian turun 5,1% ke tingkat tahunan 4,62 juta pada Januari.

Para trader pun selektif untuk mencermati data ekonomi AS melemah. Faktor cuaca ekstrim dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat data ekonomi itu memburuk.

"Setiap data mengecewakan telah membuat trader mengangkat bahu, dan dikaitkan dengan cuaca. Indeks saham pun diharapkan akan cukup rendah," ujar Michael James, Managing Director of Equity Trading Wedbush Securities, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/2/2014).

Selain itu, pernyataan pejabat The Federal Reserve juga memberikan kekhawatiran pasar. Pimpinan The Federal Reserve untuk St Louis, James Bullard mengatakan, bank sentral AS tetap mempertahankan kebijakan moneternya untuk tetap mengurangi pembelian aset obligasi (tapering). Data ekonomi memburuk hanya disebabkan oleh cuaca. Oleh karena itu, bank sentral AS tetap dengan kebijakan taperingnya.

"Ketakutan mungkin tapering akan terlalu cepat. Bank sentral telah benar-benar setuju untuk tetap dengan kebijakannya memberikan investor sedikit jaminan kalau mereka tidak akan membatalkan pemulihan yang terjadi," ujar Eric Teal, Chief Investment Officer First Citizens BancShares Inc.

Sementara itu berdasarkan data, dana investor masuk ke bursa saham AS mencapai US$ 8,3 miliar hingga 19 Februari 2014. Sementara itu, dana global masuk ke bursa saham global mencapai US$ 13,4 miliar, terbesar dalam 12 minggu.

Adapun saham-saham yang melemah antara lain saham Groupon Inc anjlok 21,9% ke level US$ 8,03. Kinerja keuangan yang diperkirakan rugi telah mengecewakan pelaku pasar. Saham Hewlett-Packard Co turun 1,3% ke level US$ 29,79. Padahal perseroan melaporkan hasil kinerja yang melampaui harapan. Sedangkan saham Priceline.com naik 2,5% ke level US$ 1.315,65 setelah melaporkan hasil kinerja yang melebihi harapan. (Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.