Sukses

Pertanian Jadi Andalan RI buat Berantas Kemiskinan

Pemerintah terus memerangi kemiskinan dengan berbagai upaya, termasuk meningkatkan produktivitas di pertanian untuk menyerap tenaga kerja.

Pemerintah terus memerangi kemiskinan dengan berbagai upaya, termasuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian untuk menyerap tenaga kerja. Pasalnya sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menuturkan, menumbuhkan sektor pertanian merupakan salah satu jalan dalam mengentaskan kemiskinan di Tanah Air.

"Berilah kesempatan sektor pertanian bertumbuh. Ini bisa mengurangi jumlah orang-orang miskin di Indonesia, jadi harus berkonsentrasi penuh," ujarnya usai Paparan Pertumbuhan Ekonomi 2013 di Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Menurutnya, sektor pertanian dipilih sebagai fokus pemerintah karena sebagian besar masyarakat miskin di Indonesia bekerja di sektor ini. "Rata-rata dari mereka adalah lulusan sekolah dasar (SD)," ucap Suhariyanto.

Berdasarkan data BPS, sektor pertanian pada Agustus 2013 menyerap tenaga kerja sebanyak 38,07 juta orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya, seperti sektor perdagangan yang menyerap 23,74 juta orang dan sisanya ada di sektor lainnya (pertambangan, konstruksi).

"Jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 38 juta orang, tapi pertumbuhannya relatif di bawah pertumbuhan ekonomi nasional," tukasnya.

"Bisa kita lihat jumlah penyerapan tenaga kerjanya 38 juta. Tapi pertumbuhan (sektor pertanian) relatif  bawah pertumbuhan ekonomi nasional cuma tiga persen.  Penduduk miskin sebagian besar di pertanian," ujarnya.

Pertumbuhan PDB di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada pada kuartal IV 2013 (YoY) sebesar 3,83% atau jauh di bawah sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10,32%, industri pengolahan 5,29% dan sektor lainnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional secara kumulatif sebesar 5,78%. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini