Sukses

Pekerja RI Kalah Berbakat dan Terampil dari Malaysia

Pemerintah Indonesia tampaknya harus bekerja lebih keras meningkatkan bakat, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja di dalam negeri.

Pemerintah Indonesia tampaknya harus bekerja lebih keras meningkatkan bakat, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja di dalam negeri. Pasalnya, Indonesia hanya mampu merebut peringkat ke-84 di dunia soal penyediaan pekerja berbakat dan terampil.

Seperti mengutip laporan resmi bertajuk `The Global Talent Competitiveness Index 2013`, Kamis (28/11/2013), dari skala penilaian 0-100, Indonesia hanya mampu meraih nilai 37. Angka tersebut masih tertinggal di bawah negara tetangga, Malaysia sebesar 51,54 yang berhasil menempati peringkat ke 37.

Susunan peringkat tersebut disusun berdasarkan data penelitian yang dilakukan Insead Business School bersama perusahaan yang bergerak di industri tenaga kerja Human Capital Leadership Institute dan Adecco Group pada 103 negara. Indeks tersebut mengukur kemampuan suatu negara untuk menghasilkan, menarik dan mempertahankan tenaga kerja berbakat.

Pemicu utama rendahnya peringkat Indonesia dalam daftar tersebut dipicu, rendahnya pekerja terampil untuk mengisi kekosongan lowongan pekerjaan yang tersedia. Selain itu, kesulitan bisnis di Indonesia, rendahnya mobilitas sosial, dan rendahnya fleksibilitas pasar tenaga kerja turut memicu rendahnya daya saing pekerja berbakat di Indonesia.

Secara umum, negara-negara di Asia memang masih kesulitan menghadapi tantangan pasar tenaga kerja mengingat rendahnya jumlah pekerja terampil di kawasan tersebut. Lihat saja, hingga saat ini Indonesia tercatat masih kekurangan 55 juta pekerja terampil.

Meski demikian, para pekerja di Indonesia merasa sangat aman berada di lingkungan kerja pada malam hari. Terbukti, Indonesia berhasil meraih peringkat ke-5 untuk urusan keamanan bekerja di malam hari.

Di kawasan Asia Timur, Singapura memimpin jajaran persaingan pengembangan bakat tenaga kerja. Sementara dari 103 negara yang diteliti, Singapura berhasil menempati posisi kedua di dunia. (Sis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini