Sukses

Datangi Pabrik Pesawat Boeing, Ini Dia Cerita Dahlan Iskan

Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan kunjungan ke AS sejak awal September 2013. Sejumlah tempat disambanginya seperti pabrik Boeing.

Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat sejak awal September 2013. Sejumlah tempat disambanginya seperti pabrik mobil listrik Tesla dan Boeing.

Dan ini cerita Dahlan Iskan yang dapat undangan kehormatan untuk mengunjungi pabrik pesawat Boeing di Seattle seperti ditulis, Kamis (5/9/2013).

Setelah meninjau pabrik pembuat pesawat terbesar di dunia, Boeing, di Seattle USA saya mendiskusikan tetang terjadinya kongesti di bandara-bandara utama Indonesia dengan jajaran pimpinan Boeing.

Saya mengemukakan persoalan apakah ada pesawat yang lebih besar dari Boeing 737 tapi masih ekonomis untuk jarak tempuh pendek antara 1 sampai 2 jam penerbangan. Sebagaimana diketahui bandara-bandara di Indonesia didominasi pesawat Boeing 737. Jenis itulah pesawat yang ekonomis untuk jarak pendek.

Misalnya saja jurusan Jakarta-Surabaya kini mencapai 40 kali sehari. Jakarta-Medan 30 kali sehari. Jakarta-Makasar 20 kali sehari. Jakarta-Singapura 20 kali sehari. Akibatnya bandara seperti Jakarta sangat padat. Bahkan di waktu pagi dan sore antre mendapatkan landasan untuk terbang bisa setengah jam.

Kalau jurusan-jurusan padat tersebut bisa menggunakan pesawat lebih besar dari 737, maka frekuensinya bisa dikurangi tanpa menurunkan kapasitas angkut.

Saya juga mengemukakan mengapa untuk jarak kurang dari 1,5 jam dari Singapura ke Jakarta, maskapai Singapore Airlines berani menggunakan pesawat berbadan lebar Boeing 777, yang kelihatannya melawan teori pesawat itu hanya baik untuk jarak jauh.

Saya juga mengajukan persoalan besarnya, penambahan pesawat jenis 737 dalam lima tahun ke depan yang berarti akan terjadi peningkatan kongesti di bandara. Sedang untuk membangun bandara baru di kota besar memerlukan biaya besar yang akhirnya menyedot biaya yang mestinya untuk membangun daerah-daerah yang tertinggal. Ketimpangan antar wilayah akan kian besar karena dana besar kembali untuk daerah yang sudah maju.

Menanggapi persoalan itu, para pimpinan Boeing melihat bahwa kelihatannya ini memang khas Indonesia. Negara besar, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi berpulau-pulau.

Belum ada solusi yang tepat, tapi Boeing sedang membuat Boeing 787 yang lebih kecil dari 777 tapi lebih besar dari 737. Seluruh badannya tidak lagi terbuat dari logam namun dari komposit.

Sekarang sudah diproduksi 787 seri 8, tapi prototype seri 9-nya juga sudah jadi dan siap diproduksi. Saya lihat 787 seri 9 sudah diparkir di areal pengiriman siap untuk test terbang. Akan diproduksi juga 787 seri 10.

"Kelihatannya 787 bisa jadi jalan keluarnya," ujar John Wojick, Senior Vice President Global Sales Commercial Airplanes meski dia juga belum memastikan itu sebagai pikiran final.

Di Boeing saya juga diajak meninjau pembuatan pesawat Boeing 777 seri 300 pesanan Garuda. Pesawat 777 Garuda yang ke 3 itu sudah hampir jadi. Mesin dan keseluruhan body sudah siap. Saat ini lagi pemasangan kursi-kursinya. Saya dipersilakan naik dan masuk ke dalam pesawat yang masih banyak pekerja yang memasang kursi. Pesawat ini akan dikirim ke Jakarta akhir bulan depan. Garuda membeli 10 pesawat jenis ini, dua sudah beroperasi untuk jurusan Jeddah.

Saya juga diajak ke pabrik Boeing yang lain yang berjarak 1 jam dengan mobil, yang khusus memproduksi Boeing 737. Beberapa pesawat pesanan Garuda juga sedang dibuat, salah satunya sudah akan dikirim ke Jakarta dua minggu lagi. (Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini