Sukses

Danantara Kelola 844 BUMN, Investor Masih Menanti Bukti Tata Kelola

Ekonom menilai bahwa besarnya aset kelolaan Danantara tidak otomatis meningkatkan kepercayaan investor, terutama investor asing.

Diperbarui 30 Apr 2025, 12:00 WIB Diterbitkan 30 Apr 2025, 12:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi mengelola 844 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk anak, cucu, hingga cicit usaha.

Namun, besarnya skala pengelolaan ini belum tentu serta-merta meyakinkan investor.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai bahwa besarnya aset kelolaan Danantara tidak otomatis meningkatkan kepercayaan investor, terutama investor asing.

Meski di atas kertas daya tawar Danantara meningkat, menurutnya banyak aspek lain yang juga diperhatikan oleh investor.

“Secara teoretis, daya tawar Danantara memang meningkat. Tapi apakah itu otomatis membuat investor yakin? Tidak sesederhana itu. Investor, khususnya institusi global, tidak hanya melihat nilai aset,” ujar Yusuf saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (29/4/2025).

Ia menekankan bahwa tata kelola yang transparan, manajemen profesional, serta arah strategis yang jelas menjadi faktor krusial bagi para investor. Tantangan besar justru terletak pada penguatan aspek-aspek tersebut.

“Mereka mencari governance yang transparan dan manajemen yang profesional. Ini menjadi tantangan utama bagi Danantara,” lanjutnya.

Waspada Intervensi Politik

Yusuf juga menyinggung soal potensi intervensi politik dalam pengelolaan aset. Menurutnya, investor akan mempertanyakan sejauh mana Danantara bisa menjaga independensinya dari kepentingan politik.

“Apakah Danantara bisa menunjukkan tata kelola yang setara atau bahkan lebih baik dari sebelumnya? Apakah ada jaminan bahwa pengelolaan aset akan berlandaskan kepentingan komersial, bukan sekadar intervensi politik atau birokrasi? Ini pertanyaan mendasar yang akan muncul di benak investor,” jelasnya.

 

2 dari 3 halaman

844 BUMN Resmi Bergabung

CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa total 844 perusahaan BUMN resmi menjadi bagian dari Danantara. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat perekonomian nasional di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan tekanan ekonomi global.

“Danantara hadir di waktu yang sangat tepat. Sejak diluncurkan oleh Bapak Presiden pada 24 Februari 2025, alhamdulillah per 21 Maret 2025, seluruh BUMN yang berjumlah 844 telah resmi bergabung dalam Danantara Indonesia,” ujar Rosan dalam acara Town Hall Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/4/2025).

Rosan menyebut, pembentukan Danantara mengikuti arahan Presiden Prabowo agar perekonomian nasional tidak sepenuhnya tunduk pada mekanisme pasar, sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945.

“Perekonomian disusun atas asas kebersamaan dan kekeluargaan. Kita menghormati mekanisme pasar, tapi pemerintah berhak melakukan intervensi ketika pasar menyimpang dari kepentingan pembangunan nasional. Danantara adalah bentuk konkret upaya itu,” tegas Rosan.

 

3 dari 3 halaman

Konsolidasi Skala Besar

Usai acara, Rosan menambahkan bahwa Danantara saat ini telah menaungi seluruh ekosistem BUMN, mulai dari induk, anak, cucu, hingga cicit usaha.

“Kami melakukan konsolidasi secara bertahap, terutama terhadap perusahaan-perusahaan besar yang berdampak signifikan terhadap perekonomian,” jelasnya.

Ia juga menyebut nilai aset yang dikelola Danantara kini mendekati USD 1 triliun, atau sekitar USD 982 miliar. Nilai tersebut mencakup tidak hanya aset BUMN, tetapi juga aset di bawah Kementerian Sekretariat Negara, seperti kawasan Gelora Bung Karno (GBK).

EnamPlus