Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia akan melakoni laga lanjutan dalam kualifikasi piala dunia 2026. Kali ini, Stadion Gelora Bung Karno akan menjadi veneu Timnas Indonesia yang akan menghadapi Timnas Australia.
Tim Garuda bakal meladeni perlawanan Australia dalam matchday kedua Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, pada Selasa (10/9/2024) malam WIB.
Baca Juga
Berita mengenai perbandingan nilai pasar Timnas Indonesia dan Australia ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Berikut daftarnya per Selasa (10/9/2024):
Advertisement
1. Adu Mahal Timnas Indonesia Vs Australia Jelang Duel Kualifikasi Piala Dunia 2026 di GBK
Timnas Indonesia akan melakoni laga lanjutan dalam kualifikasi piala dunia 2026. Kali ini, Stadion Gelora Bung Karno akan menjadi veneu Timnas Indonesia yang akan menghadapi Timnas Australia.
Tim Garuda bakal meladeni perlawanan Australia dalam matchday kedua Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, pada Selasa (10/9/2024) malam WIB.
Perlu diketahui, pasca menyelesaikan laga perdana Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Arab Saudi, pelatih skuad Garuda Shin Tae-yong pun mengungkap target ambisiusnya bersama Timnas Indonesia. Pria asal Korea Selatan itu ingin mengantar pasukan Merah Putih mencapai level tertinggi sekaligus menjadi kuda hitam di grup C.
2. Proyek Nuklir di Indonesia Kian Nyata, Ini Buktinya
Pemerintah target Indonesia mulai tersambung pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2032-2033 mendatang. Rencananya, pembentukan Organisasi Pelaksana Program Tenaga Nuklir (NEPIO) akan diumumkan di Austria pekan depan.Â
Distribusi listrik dari pembangkit nuklir ini sendiri sudah tertera dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN). Itu ditargetkan mulai tersambung ke transmisi (on grid) pada 2032.Â
"Isu terpenting di RPP KEN ini adalah bahwa nuklir masuk di tahun 2032, sebanyak 250 megawatt," jelas Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi dalam sesi temu media di kantornya, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Advertisement
3. Mayoritas Driver Ojol Ingin Jadi Pekerjaan Kantoran, Ini Buktinya
Dosen School of Business & Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Yorga Permana, mengungkapkan bahwa sekitar 66 persen pekerja gig, atau pekerja yang biasanya bekerja dalam jangka waktu relatif pendek termasuk driver ojek online (ojol), sebenarnya ingin beralih ke pekerjaan formal.
Meskipun demikian, Yorga menyebut mereka terpaksa bertahan di sektor gig karena keterbatasan opsi pekerjaan lain yang tersedia.
"Jadi, ini studi saya. Saya sempat merilis opini di blog LSE tentang terjebak di ekonomi gig. Fokus studi saya adalah para driver ojol, dan kesimpulannya adalah mereka sebenarnya ingin bekerja di sektor formal, tetapi mereka tidak bisa," kata Yorga dalam diskusi Indef 'Kelas Menengah Turun Kelas', Senin (9/9/2024).