Sukses

Serap Kearifan Lokal, Agen Rekrutmen Jepang Rebranding Jadi Gaweku

Setelah hampir 10 tahun beroperasi sebagai agen rekrutmen, perusahaan asal Jepang Reeracoen Indonesia mengumumkan perubahan merek dan nama perusahaan yang terinspirasi dari Bahasa Jawa, menjadi Gaweku.

Liputan6.com, Jakarta Setelah hampir 10 tahun beroperasi sebagai agen rekrutmen, perusahaan asal Jepang Reeracoen Indonesia mengumumkan perubahan merek dan nama perusahaan yang terinspirasi dari Bahasa Jawa, menjadi Gaweku.

CEO Gaweku Suryanto Wijaya mengatakan, perubahan ini merupakan transformasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi tantangan dalam sumber daya manusia (SDM). Dengan memadukan kemampuan manusia dan teknologi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Rebranding ini bertujuan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat Indonesia dan memperkuat citra kami di hati masyarakat. Kami memilih nama yang mengandung nuansa kearifan lokal dan kebanggaan. Akhirnya, kami memutuskan untuk menggunakan unsur Bahasa Jawa, yaitu Gaweku," ungkap Suryanto, Selasa (6/6/2023).

Menurut dia, nama yang punya maksud pekerjaan/karya saya ini mencerminkan kebanggaan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan, serta kontribusi kepada masyarakat Indonesia melalui pertumbuhan pelanggan.

Menanggapi perubahan ini, COO Gaweku Kenichi Fujiki menyatakan, pihaknya menyadari bahwa mengelola sumber daya manusia dapat menjadi proses yang rumit dan memakan waktu.

"Oleh karena itu, kami akan memperkuat layanan kami dengan teknologi AI dan cloud," kata Fujiki.

Fujiki juga menekankan, tidak akan ada perubahan dalam struktur organisasi saat ini. Gaweku tetap berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia melalui layanan utamanya sebagai konsultan rekrutmen.

"Dengan transformasi ini, kami berharap bisa mencapai misi perusahaan, yaitu Resolve The Society Problems Through Human and Technology. Melalui visi menciptakan platform di bidang HR Technology dan tergabung di bursa saham negara berkembang di 2027, dan menjadi perusahaan HR Technology terkemuka di Indonesia di 2030," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cegah Penipuan PMI, Menaker Minta Masyarakat Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri

Banyak orang yang ingin bekerja di luar negeri karena tergiur gaji tinggi dan pengalaman kerja yang lebih baik. Meski menawarkan keuntungan yang besar, namun resiko yang dihadapi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga tidak kecil, salah satunya adalah penipuan penempatan atau online scammer.

Perihal hal itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih informasi bekerja ke luar negeri sebagai PMI.

"Kami berharap Kasus ini tidak terulang kembali, salah satu penyebab terjadinya kasus ini adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap proses penempatan PMI yang sesuai prosedur dan adanya lowongan kerja penipuan yang terdapat di media sosial, serta proses penempatan/pemberangkatannya dilakukan oleh orang perseorangan secara tertutup melalui pesan singkat di WA atau media sosial lainnya," kata Ida Fauziyah melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Sabtu (27/5/2023).

Ida mengatakan, untuk mencegah terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus penempatan PMI, perlu adanya kerja sama dan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, serta peran aktif masyarakat dengan memberikan informasi ke Kemnaker lewat call center di 1500-630 atau WA di 08119521150.

"Penanganan isu PMI harus dilakukan secara bersama atau terintegrasi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Pemerintah Desa sebagaimana amanat UU Nomor 18 Tahun 2017," tandasnya. 

3 dari 3 halaman

Waspadai Iklan Atas Nama Perorangan

Menaker Ida juga meminta masyarakat untuk mewaspadai iklan lowongan pekerjaan penipuan yang memiliki ciri-ciri antara lain data dan alamat perusahaan penempatan tidak jelas, iklan atas nama perorangan, syarat untuk bekerja ringan, dan menawarkan gaji tinggi/fantastis. 

Selain itu, masyarakat harus memastikan proses penempatan dilaksanakan oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang terdaftar di Kemnaker, serta memastikan bahwa sebelum berangkat ke luar negeri untuk bekerja telah terdaftar di Dinas ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota. 

Ia pun meminta masyarakat untuk mengklasifikasikan informasi peluang kerja di luar negeri yang didapat dari media sosial ke Dinas Tenaga Kerja atau LTSA untuk mengetahui kebenarannya. 

"Kami dari Kementerian Ketenagakerjaan menyampaikan apresiasi kepada KBRI Manila yang telah bergerak cepat memulangkan 53 warga negara Indonesia (WNI) korban scamming international di Filipina," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini