Sukses

Sosok dan Kisah di Balik Kesuksesan Bisnis Fesyen Chanel

Kekayaannya yang menyentuh angka fantastis itu karena pada 1920-an kakek mereka Pierre membantu mendanai desainer dengan nama Coco Chanel.

Liputan6.com, Jakarta Alain Wertheimer dan saudara laki-lakinya Gérard mungkin tidak terlalu terkenal. Akan tetapi, kedua pengusaha yang lahir di Prancis ini memiliki kekayaan senilai USD 94 miliar. Semua itu bersumber dari produk buatannya.

Lantas, siapakah mereka sebenarnya?

Kekayaannya yang menyentuh angka fantastis itu dimulai ketika pada 1920-an kakek mereka Pierre membantu mendanai desainer dengan nama Coco Chanel.

Nah, saat ini keduanya mengendalikan seluruh kerajaan bisnis Chanel. Selain itu, juga memiliki tiga kebun anggur di Prancis dan Lembah Napa California.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini kisah keduanya seperti melansir South China Morning Post, Senin (28/5/2023).

Membangun Bisnis dengan Coco Chanel

Menurut Bloomberg, saat ini keduanya memiliki kekayaan senilai USD 46,9 miliar. Kekayaan mereka berasal sejak 1925 ketika kakek mereka Pierre Wertheimer dan saudara laki-lakinya Paul membuat kesepakatan dengan Gabrielle "Coco" Chanel, yang sudah terkenal dengan bisnis fesyennya yang sukses.

Bersama-sama mereka mendirikan Société des Parfums Chanel dengan tujuan menjual dan memproduksi produk kecantikan Chanel. Chanel sendiri melihatnya sebagai peluang untuk mendapatkan wewangian khasnya ke tangan lebih banyak pelanggan.

Sebelumnya, wewangian tersebut hanya tersedia untuk pelanggan eksklusif di butik Chanel di Paris. Saat ini, parfum dan fesyen Chanel tersedia di seluruh dunia dan termasuk yang paling dikenal dari semua merek.

Persoalan Nazi dengan Coco Chanel

Pada 1941, Chanel mencoba merebut kendali perusahaan secara legal dari Pierre Wertheimer. The Wertheimers merupakan orang Yahudi yang pada saat itu memiliki lebih dari 50 persen rumah mode.

Jadi, Chanel berusaha menggunakan undang-undang yang melarang orang Yahudi memiliki bisnis, menurut The Guardian.

Namun, Chanel tidak berhasil karena Wertheimer diam-diam telah menyerahkan saham mereka kepada seorang pengusaha Prancis sebelum melarikan diri dari Prancis selama pendudukan Nazi.

Pada 1954, Pierre Wertheimer mengambil kendali penuh atas Chanel dengan imbalan membayar semua tagihan dan pajaknya sejak saat itu hingga kematiannya, 17 tahun kemudian, menurut Bloomberg.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rencana Suksesi

Ternyata Pierre meninggal pada 1965 dan kendali perusahaan diberikan kepada putranya, Jacques. Pada 1973, ketika usia 25 tahun, putra Jacques, Alain, meyakinkan dewan pengawas untuk mengizinkannya mengambil alih perusahaan.

Hari ini, Alain menjabat sebagai ketua sementara Gerard mengepalai divisi arloji Chanel di Jenewa, menurut Forbes.

The New York Times pernah menggambarkan para saudara-saudara ini sebagai sosok "miliarder fashion yang paling pendiam". Ini sesuai dengan pengakuan Gérard kepada The New York Times Magazine pada 2002 jika keluarganya lebih suka diam-diam.

Dari Desainer Jadi Direktur

Pada 1983, Wertheimer bersaudara menunjuk Karl Lagerfeld sebagai direktur artistik divisi mode Chanel. Bahkan Lagerfeld sebagai "desainer paling produktif" di abad ke-20 dan ke-21.

Dia menghabiskan 3 dekade untuk mengawasi desain Chanel, merevolusi merek, dan menyelamatkannya dari potensi kehancuran finansial.

Kemudian Lagerfeld meninggal pada Februari 2019. Sebuah penghormatan diadakan di Paris pada bulan Juni itu untuk mengenang ikon fesyen tersebut. Semua orang dari Tilda Swinton hingga Cara Delevingne, Helen Mirren dan Pharrell Williams hadir, Vogue melaporkan pada saat itu.

Rendah Hati

Bahkan ketika Chanel mendapatkan kembali keunggulannya di dunia mode dan kekayaan Wertheimers tumbuh, mereka tetap rendah hati dan dikenal sebagai sosok pemalu.

Bahkan pernah ketika sedang menghadiri peragaan busana Chanel, mereka memutuskan untul menyetir sendiri, bahkan duduk di baris ketiga atau keempat.

Dikabarkan mereka tidak pernah menghadiri pembukaan toko Chanel, serta mengomentari bisnis yang digelutinya secara terbuka. Sebelum 2018, Chanel bahkan tidak pernah mengumumkan angka penjualan, membuat industri hanya menebak nilainya.

Ketika perusahaan akhirnya merilis keuangan untuk pertama kalinya dalam 108 tahun, total penjualan untuk tahun 2017 dilaporkan sebesar USD 9,62 miliar.

Alain dan Gérard belum berbagi secara publik siapa yang akan mengambil alih Chanel dan apakah itu akan tetap dalam kendali keluarga, meskipun mereka masing-masing menikah dengan tiga dan dua anak.

 

3 dari 3 halaman

Gemar Pacuan Kuda

Seperti generasi Wertheimer sebelumnya, dua orang bersaudara ini sangat senang dalam pacuan kuda. Kakek mereka, Pierre membiakkan kuda dari ras murni.

Pada 1995, diperkirakan bahwa keluarga tersebut memiliki hampir 200 kuda di peternakan pejantannya di Normandia, Prancis, dan istalnya di Chantilly, dan di California dan Kentucky di AS.

Kuda Wertheimer telah memenangkan penghargaan sebanyak 4 kali di AS. Pada 2015, kuda mereka Solow memenangkan Perlombaan Ratu Elizabeth II. Bahkan piala diberikan langsung sang ratu.

Menumbuhkan Minat Minum Anggur

Pada 1994, keduanya membeli kilang anggur Bordeaux Château Rauzan-Ségla. Chanel membeli kilang anggur St. Supery di Lembah Napa California pada tahun yang sama, memperkuat status dalam industri anggur.

Selain itu, pada 2015 pun mereka menyelesaikan renovasi Château Canon, di luar Saint-Émilion di Bordeaux. Keluarga Wertheimer dan para tamunya diketahui sering terlihat menikmati chateau dan pekarangannya di musim panas, lapor publikasi tersebut.

Bisnis Berkembang Pesat

Chanel telah menjadi rumah mode yang dilaporkan memiliki pendapatan lebih dari USD 15 miliar pada 2021, naik lebih dari 20 persen dibandingkan 2019. Meskipun perusahaan belum merilis laporan keuangan 2022, pada Mei 2022, sang CFO mengaku adanya pertumbuhan dua digit pada saat itu.

Seperti perusahaan barang mewah lainnya, Chanel memusatkan perhatiannya pada pelanggan berpenghasilan tinggi yang tetap tangguh di tengah pergolakan ekonomi.

Tas merek tersebut, yang sudah menjadi barang mewah, harganya naik tiga kali lipat selama 2021 dan 2022. Kakak beradik ini terkuak juga mempunyai 1% saham di Ulta Beauty, jaringan AS senilai USD 24 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini