Sukses

Mentan SYL: Enggak Boleh Sawit Malaysia Lebih Bagus dari Indonesia!

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan kalau produktivitas sawit Indonesia harus dimaksimalkan. Mengingat, Indonesia memiliki kawasan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan kalau produktivitas sawit Indonesia harus dimaksimalkan. Mengingat, Indonesia memiliki kawasan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia.

Melihat modal itu, Mentan Syahrul mengatakan kalau profuktivitas dari kelapa sawit Indonesia tak boleh kalah dari Malaysia. Kedua negara ini menjadi penyumbang terbesar produk sawit ke dunia.

"Salah satu yang harus kita lewati, ndak boleh sawitnya Malaysia jauh lebih bagus dari sawitnya Indonesia," tegasnya dalam Pelepasan Gugus Tugas Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), di Auditorium F Kementan, Selasa (16/5/2023).

Mentan Syahrul mengatakan, Indonesia punya potensi menggenjot produksi dari kelapa sawit. Termasuk berbagai aspek pendukung yang ada, misalnya dari dukungan akademisi.

Termasuk salah satunya adalah upaya dengan melakukan peremajaan kebun sawit. Dengan begitu, harapannya, sawit Indonesia bisa membukukan produktivitas yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Kurang apa kita? Kurang perguruan tinggi mana? Kenapa negara lain jauh lebih (bagus)? Besok kalau kita biarin begini, orang lain akan lebih maju kan," bebernya.

Informasi, mengenai program PSR, Mentan Syahrul membidik pengawalan program ini di 8 provinsi penghasil kelapa sawit sebagai tahap awal. Mengingat ada target 180.000 hektar lahan sawit yang diremajakan sepanjang 2023 ini.

Hingga saat ini, sudah ada 25.000 hektar lahan yang berhasil diremajakan tanaman sawit. Setelah peremajaan, berarti ada waktu sekitar 3-4 tahun untuk kebun itu bisa produksi lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manajemen Terukur

Lebih lanjut, Mentan Syahrul menegaskan sebagai upaya perbaikan juga, manajemen pelaksanaan program juga perlu diperhatikan. Misalnya dengan melakukan pemetaan wilayah.

Dia menegaskan, setiap sentra penghasil kelapa sawit harus bisa bersaing satu sama lain. Harapannya, produktivitas akan meningkat selaras antara satu daerah dan daerah lainnya.

"Jadi tidak boleh (dibiarkan pengelolaannya), manajemen harus terukur, kalau cuma sumatera utara, 'pak Kadis kok lebih cepat dari sumatera barat', gak boleh. Minimal seimbang. Nah itu yang harus memang dorongannya ada," kata dia.

"Tapi saya senang tadi sudah pakai pedoman ada daerah merah, ada daerah kuning, ada daerah hijau. Sikat dulu yang hijau," sambung Mentan Syahrul Yasin Limpo.

 

3 dari 4 halaman

Lepas Gugus Tugas Peremajaan Sawit Rakyat

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ingin memaksimalkan produktivitas dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya langkah peremajaan sawit rakyat (PSR).

Upaya PSR ini jadi bagian untuk meningkatkan produksi dari pohon-pohon kelapa sawit yang dinilai sudah tua. Dengan mengganti dengan benih sawit yang lebih baru, diharapkan produktivitas pun ikut meningkat.

"Rasanya ini harus jalan ini, jadi targetmu dik harus memang measure. Ndak ada yang bisa sukses 100 persen langsung, ngebohong itu. Musti ada proses, ada tantangan tetapi kalau itu didorong kemauan yang cukup, saya kira itu kita cari jalan pak. Nah itulah kolaborasi menjadi sangat penting diantara kita," ujarnya di Auditorium F Kementerian Pertanian, Selasa (16/5/2023).

Gugus Tugas ini berfungsi untuk mengawal program PSR agar berjalan optimal. Diketahui, targetnya adalah mampu melakukam peremajaan di 180.000 hektar lahan sawit setiap tahunnya.

 

4 dari 4 halaman

Ditingkatkan

Dia meminta kalau target itu bisa ditingkatkan. Misalnya dengan melalui penggolongan wilayah-wilayah yang bisa langsung ditanami sawit, dan perlu tindakan lebih dulu. Seperti memberikan kode warna hijau, kuning, dan merah sesuai dengan kebutuhan dari lahan tersebut.

"Saya senang pak Dirjen kalau bisa sampai 200 ribu (hektar), dibuatkan kotak-kotak begini pak, 'disini daerah masih merah, tapi disini kan sudah hijau, disini udah nih'," terangnya.

Mentan berharap gugus tugas ini dapat mendorong akselerasi capaian program PSR sekaligus membantu mengurai permasalahan dan kendala di daerah baik dalam pengusulan maupun dalam pelaksanaan program PSR.

“Saya melihat ini signal positif dalam pencapaian program PSR. Oleh karena itu, hari ini secara khusus saya mengajak semua pihak yang terlibat dalam program peremajaan sawit rakyat, khususnya pekebun sawit program PSR seluruh Indonesia menjadikan hari ini sebagai momentum perbaikan tata kelola perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan melalui program PSR sebagai wujud komitmen bersama meningkatkan produktivitas kebun rakyat yang pada akhirnya memberikan peningkatan kesejahteraan pekebun sawit,” harap Mentan SYL.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini