Sukses

Kementan Siap Hadapi Musim Kemarau, Ini Langkah Antisipatif yang Dilakukan

Kementerian Pertanian terus melakukan langkah antisipastif dalam menghadapi El Nino.

Liputan6.com, Jakarta Musim kemarau panjang atau El Nino diperkirakan terjadi di Indonesia pada Agustus 2023 nanti. Salah satu sektor yang bakal terkena dampaknya adalah sektor pertanian, termasuk komoditas perkebunan. Guna memenuhi ketersediaan kebutuhan pangan dan bahan baku perkebunan, Kementerian Pertanian pun siap hadapi kondisi tersebut dan terus melakukan langkah antisipastif.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menjelaskan salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah mengaplikasikan paket teknologi berupa kegiatan mitigasi maupun adaptasi untuk menekan efek negatif dari perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan.

"Ditjen Perkebunan juga terus mensosialisasikan dan menghimbau para petani agar segera melakukan pengendalian secara terpadu, pembangunan embung, demplot pembukaan lahan tanpa bakar, serta memberikan bantuan sarpras untuk kekeringan dan kebakaran lahan seperti pompa air, pompa jinjing, dan selang," jelasnya.

"Pekebun terus berjuang memasok kebutuhan pertanian termasuk kebutuhan komoditas perkebunan Indonesia. Antisipasi ini perlu segera dilakukan dan menjadi perhatian penting bagi seluruh pelaku usaha perkebunan demi menjaga keberlangsungan tanaman perkebunan," tegas Andi Nur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampingi Petani

 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menugaskan jajarannya untuk mempersiapkan antisipasi jelang musim kemarau ekstrim atau El Nino. Di antaranya adalah mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan baik yang berasal dari sumur bor maupun aliran Irigasi.

"Menghadapi musim kering ekstrim atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Mentan SYL juga akan mengalokasikan embung sebanyak 500 unit, Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit dan RJIT 3.213 unit. Sementara pada tahun 2020 sampai 2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi peningkatan ketersediaan air RJIT sebanyak 11,866 unit, perpompaan 2.177 unit, perpipaan 439 unit dan Embung 1.531 unit.

"Dan seperti yang selalu saya sampaikan bahwa sintesa dalam menghadapi El Nino itu adalah membuat kelembagaan yang kuat dan bernilai ekonomi. Termasuk didalamnya menyiapkan teknologi dan mekanisasi," katanya.

 

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini