Sukses

Belum Terkalahkan, China Masih Menyandang Penghasil Miliarder Terbanyak di Dunia

Kekayaan miliarder China turun 15 persen secara keseluruhan, dengan 164 orang keluar dari daftar, sementara 969 menetap.

Liputan6.com, Jakarta China mempertahankan gelarnya sebagai rumah bagi miliarder terbanyak pada tahun lalu. Akan tetapi, menurut sebuah laporan baru, negara terkaya di dunia ini telah kehilangan 10 persen kekayaan para orang terkaya di tengah anjloknya pasar saham dan perang Ukraina.

Dilansir dari Nikkei Asia, Rabu (29/3/2023), JDYD Liquor-Hurun Global Rich List 2023 terbaru mengungkapkan bahwa jumlah miliarder secara global turun 269 menjadi 3.112, dengan orang terkaya di China menyumbang sebagian besar pengurangan.

Kekayaan miliarder China turun 15 persen secara keseluruhan, dengan 164 orang keluar dari daftar, sementara 969 menetap. Negara itu yang terbanyak di dunia, diikuti Amerika Serikat dengan 691 miliarder, kata laporan tersebut.

Sementara India berada di posisi ketiga dengan 187 miliarder. Ada pula Jerman yang menyusul Inggris di peringkat keempat dengan 144 miliarder.

Orang kaya di Asia merupakan dua perlima miliarder dunia, dengan total 39 persen kekayaan global mencapai USD 13,7 triliun. Hanya di bawah 10 persen dari angka itu dipegang oleh 10 orang terkaya di dunia.

"Kenaikan suku bunga, apresiasi dolar AS, meletusnya gelembung teknologi yang didorong oleh Covid-19, dan dampak lanjutan dari perang Rusia-Ukraina, semuanya digabungkan untuk merugikan pasar saham," kata Rupert Hoogewerf selaku kepala peneliti dan ketua Hurun Laporan, organisasi riset bisnis yang memeringkat individu kaya di China dan di seluruh dunia.

Daftar teratas adalah Chief Executive Officer LVMH Bernard Arnault, yang menyalip pendiri Tesla Elon Musk dengan kekayaan bersih sekitar USD 202 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Orang Terkaya China

Sementara orang terkaya China dipegang oleh Zhong Shanshan, pendiri perusahaan minuman Nongfu Spring dan pemilik mayoritas perusahaan farmasi, dengan perkiraan kekayaan bersih senilai USD 69 miliar. Dia berada di peringkat ke-15.

Ada pula Big Tech dan mobil listrik yang bernasib lebih buruk, dengan pendiri Amazon Jeff Bezos melihat kekayaannya turun USD 70 miliar dan dua pendiri Google turun USD 85 miliar gabungan.

Musk, yang membeli Twitter pada Oktober lalu dengan menjual saham Tesla senilai USD 23 miliar, kehilangan mahkotanya sebagai miliarder dunia karena sebagian besar penurunan nilai perusahaan kendaraan listrik.

Di samping itu, barang-barang konsumen mewah telah mengalahkan sebagian besar sektor lainnya, dengan tahun yang memecahkan rekor. Sebanyak 3 dari 10 orang terkaya menghasilkan uang dari sektor mewah. Miliarder di industri barang konsumsi melihat kekayaan kumulatif tumbuh 17 persen dan menjadi yang terkaya di dunia.

 

 

3 dari 3 halaman

Orang Terkaya Lainnya

Namun, Gautam Adani sebagai pendiri konglomerat multinasional Adani Group, turun 11 peringkat. Dia kehilangan 35 persen dari kekayaannya, menurut laporan tersebut, yang menghitung peringkat berdasarkan data 16 Januari.

Adani kehilangan USD 28 miliar tahun lalu, menjelang aksi jual Adani Group menyusul tuduhan penipuan akuntansi dan manipulasi saham.

Ada lagi salah satu orang yang lebih kaya di Asia ialah Huang Zheng, umumnya dikenal sebagai Colin Huang, pendiri pengecer online Pinduoduo.

Kekayaannya tumbuh sebesar 63 persen menjadi sekitar USD 31 miliar selama setahun ketika China memberlakukan penguncian anti-Covid yang kejam dan mendukung belanja online.

Menurut laporan tersebut, New York mengambil alih Shanghai sebagai kota paling disukai kedua bagi orang kaya untuk ditinggali, sementara Beijing tetap menjadi nomor satu.

"Sangat mudah untuk melihat mengapa AS dan China sangat penting secara ekonomi," kata Hoogewerf. "Di antara mereka, mereka memiliki lebih dari separuh miliarder di dunia. Ekosistem startup membutuhkan panutan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.