Sukses

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Kembali Melemah, Sentuh 15.205 per Dolar AS

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah hari ini bergerak di kisaran 15.150 per dolar AS hingga 15.245 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Jumat ini bergerak menurun. Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini seiring berkembangnya spekulasi di pasar tentang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed lebih lanjut.

Pada Jumat (24/2/2023), rupiah pada Jumat pagi melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi 15.205 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.192 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, nilai tukar rupiah kembali menyentuh di atas 15.150 terhadap dolar AS karena lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

"Terutama setelah dolar AS kembali diminati pasar," kata Reny Eka Putri dikutip dari Antara. 

Indeks dolar AS kembali meningkat ke level 103-104 yang mengindikasikan penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama.

Reny mengatakan perkembangan pasar tenaga kerja AS yang membaik di tengah inflasi AS yang dinilai masih tetap tinggi sebesar 6,4 persen, mendorong The Fed masih tetap menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Angka inflasi itu masih jauh dari target yang disasar The Fed, yakni sebesar dua persen. Perkembangan tersebut juga meningkatkan spekulasi di pasar bahwa The Fed masih akan meningkatkan suku bunga acuannya pada tahun ini sampai ke terminal rate di kisaran 5,25 persen sampai dengan 5,5 persen.

Selain itu, Reny menuturkan menjelang akhir bulan, data-data domestik cenderung minim sehingga faktor eksternal akan lebih mendominasi pasar.

Menurut dia, sejak awal bulan, rilis data domestik sebenarnya cukup kuat dan membaik, namun tekanan eksternal masih tinggi sehingga mendorong keluarnya aliran dana asing.

Ia memperkirakan rupiah hari ini bergerak di kisaran 15.150 per dolar AS hingga 15.245 per dolar AS.

"Sebagai pelaku pasar tentunya kita harus dapat mengantisipasi faktor risiko seperti perubahan policy stance dari The Fed yang akan menimbulkan capital flight dan juga pelemahan perekonomian global," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5 Alasan Nilai Tukar Rupiah Bakal Berdiri Gagah di 2023

Bank Indonesia (BI) yakin bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap akan perkasa di 2023. Keyakinan ini setelah melihat realisasi di awal tahun sekaligus stabilitas sistem keuangan sekaligus kondisi ekonomi nasional. 

Nilai tukar rupiah mampu berdiri gagah jika melihat kondisi per 15 Februari 2023. Lewat unggahan media sosial Instagram @bank_indonesia, rupiah mampu menguat 2,39 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.

Jika dibandingkan dengan mata uang negara tetangga, rupiah juga masih jauh perkasa. Terlihat mata uang Filipina hanya mampu naik 0,99 persen. Sedangkan dilanjutkan Thailand hanya menguat 0,85 persen. Bahkan mata uang ringgit Malaysia hanya naik sebesar 0,27persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, rupiah tak bakal tumbang karena didukung 5 faktor fundamental yang akan menjadi kunci menguatnya Rupiah.

“Bank Indonesia tidak menargetkan level, melainkan memberikan direction bahwa Rupiah akan menguat.” kata Perry dikutip pada Kamis (23/2/2023).

Berikut 5 alasan nilai tukar Rupiah akan menguat di 2023 menurut Bank Indonesia:

1. Prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat baik, di antaranya:

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV 2022 tinggi sebesar 5,01% (yoy)
  • Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2022 mencatat surplus 4,7miliar dolar AS.
  • PMI-BI triwulan IV 2022 sebesar 50,06% atau berada pada fase ekspansi (indeks >50%)

2. Tekanan inflasi berlanjut turun

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2023 tercatat rendah sebesar 0,34% (mtm) atau 5,28% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,51% (yoy).

3. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) jangka pendek menarik

Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 100 bps dibandingkan dari sebelum kenaikan BI7DRR pada Juli 2022. Di samping itu, Imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.

4. Komitmen Bank Indonesia

BI berkomitmen untuk terus melakukan stabilisasi kurs melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.

5. Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global

Keadaan ini memicu optimisme dari pasar global yang berdampak pada meningkatnya aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik. Ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 6miliar dolar AS hingga 14 Februari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.