Sukses

Mendag Tak Ingin Anak Muda Sembarang Investasi Kripto

Tren investasi kripto kian digandrungi anak muda untuk mendapat keuntungan dari sebagian penghasilan yang didapat

Liputan6.com, Jakarta Tren investasi kripto kian digandrungi anak muda untuk mendapat keuntungan dari sebagian penghasilan yang didapat. Namun, edukasi dan literasi lengkap seputar aset digital itu jadi kewajiban agar tidak salah langkah.

Itu turut ditekankan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, yang menegaskan pentingnya literasi baik mengenai investasi aset kripto. Pasalnya, ia menilai berinvestasi dalam aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi.

"Sesuai sifatnya, nilai aset kripto sangat volatile, bisa saja mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam kurun waktu yang pendek. Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik bagi masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto," kata Mendag dikutip dari sebuah keterangan tertulis, Kamis (23/2/2023).

Menjawab arahan tersebut, PT Pintu Kemana Saja turut mengembangkan fitur yang memberikan informasi lengkap seputar kripto dan blockchain bagi investor pemula.

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam meningkatkan edukasi, literasi, dan pemahaman yang baik bagi investor terhadap investasi aset kripto di Indonesia.

"Meningkatnya jumlah investor kripto perlu diimbangi dengan edukasi yang tepat. Sehingga dapat melahirkan investor-investor yang memiliki knowledge sangat luas dan dalam, serta bisa menjadi investor yang bertanggung jawab dan terhindar dari berbagai risiko. Sehingga ke depan investor kripto di Indonesia terus tumbuh dengan matang," ungkapnya, Kamis (23/2/2023).

Mengutip data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), hingga akhir November 2022 terdapat 16,55 juta investor aset kripto di Indonesia. Di mana ada peningkatan sebesar 48,7 persen dari 2021 yang baru mencapai 11,2 juta. Investor aset kripto di Indonesia didominasi oleh kaum milenial yang berusia antara 18 sampai 30 tahun.

"Kemudahan akses berinvestasi crypto membuat aset ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Bisa dibilang, kehadiran aset digital crypto mendorong generasi muda untuk mulai berinvestasi," ujar Timo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasar Kripto Kembali Loyo, Sentimen Ini Penyebabnya

Pergerakan pasar kripto kembali tertahan setelah investor merespons risalah rapat dari pertemuan terakhir The Fed awal bulan Februari lalu yang dirilis pada Rabu, 22 Februari 2023. 

Menurut tim riset Tokocrypto dalam analisis hariannya yang diterima Liputan6.com, Investor masih mencari petunjuk tentang langkah selanjutnya untuk menghadapi kondisi makroekonomi yang belum stabil. Bersamaan dengan kripto, pasar saham AS pun terjadi penurunan kinerja yang tipis.

BACA JUGA:Penipuan Kripto Turun 46 Persen di 2022, Ternyata Ini Sebabnya Risalah The FedHasil risalah The Fed tidak memberikan banyak harapan untuk kenaikan Bitcoin (BTC), yang terpantau masih melayang pada kisaran USD 24.500 atau setara Rp 371,9 juta (asumsi kurs Rp 15.182 per dolar AS). 

“Banyak investor yang berharap kebijakan moneter The Fed bakal lebih dovish dalam pertemuan tersebut. Namun mereka harus dihadapkan pada fakta inflasi serta prospek resesi masih tetap ada,” kata tim riset, dikutip Kamis (23/2/2023)

Secara garis besar, risalah The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebagian besar investor. Kenaikan suku bunga tersebut sebagai bentuk upaya meredam tingkat inflasi AS.

Hal ini juga diperkuat oleh consumer price index (CPI) Januari menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan data producer price index (PPI) AS Januari melonjak tak terduga sebesar 0,7 persen (MoM).

 

3 dari 3 halaman

Pasar Kripto Masih Berkorelasi dengan saham

Pasar kripto masih sangat berkorelasi dengan indeks saham AS. Setelah CPI bulan Januari menunjukkan inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan dengan kenaikan 0,5 pesen, maka risalah The Fed mengonfirmasi akan terus menaikkan suku bunga selama diperlukan untuk menurunkan inflasi sampai batas stabil. 

“Di samping itu, kondisi penurunan utama hari ini juga berasal dari kekhawatiran investor atas tindakan penegakan hukum terhadap industri kripto, khusus di Amerika Serikat. Investor masih melihat akan ada kelanjutan peningkatan penegakan peraturan dari US Securities and Exchange Commission (SEC) di masa depan,” jelas tim riset.

Faktor penurunan lainnya adalah investor terus membukukan keuntungan saat kinerja harga sejumlah kripto, seperti Bitcoin mengalami kenaikan. Selera investor masih menurun untuk menunggu tanda-tanda inflasi AS telah sampai puncak, atau agar Fed memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga berukuran lebih kecil akan segera terjadi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.