Sukses

Bertemu dengan Presiden Jokowi, Himbara Berkomitmen Dukung Hilirisasi Industri

Sunarso mengatakan bahwa sektor perbankan dan OJK berdialog bersama dengan Presiden Jokowi dan memberi masukan sekaligus laporan hal-hal yang sudah dilakukan oleh industri di tahun 2022.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan terkait hilirisasi industri di dalam negeri. Presiden Jokowi memberikan arahan agar semua pihak mendukung hilirisasi industri.

Berkaitan dengan hal tersebut, Himpunan Bank Bank Milik Negara atau Himbara yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN, berkomitmen mendukung penuh langkah Pemerintah. 

Ketua HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa sektor perbankan selalu mendukung kebijakan Pemerintah mengenai hilirisasi, terutama hilirisasi industri yang berbasis ekstraksi sumber daya alam. Itu karena menurut Sunarso, hilirisasi merupakan bagian daripada point of no return. Hilirisasi ini tidak bisa berhenti dan tidak bisa kembali. 

"Maka industri perbankan komit untuk mendukung proses hilirisasi agar seluruh rangkaian nilai tambahnya dinikmati oleh masyarakat Indonesia,"ujar Sunarso usai pertemuan pelaku industri perbankan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Presiden Jokowi, Senin (16/1).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lompatan Besar Peradaban Negara

Terkait hilirisasi industri ini, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menekankan bahwa Pemerintah akan terus melakukan hilirisasi industri yang diyakini akan menjadi lompatan besar peradaban negara.  Sejak tiga tahun lalu, Presiden Jokowi melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri. 

Kegiatan larangan ekspor tersebut dibarengi dengan pengembangan hilirisasi di dalam negeri. Dengan pelarangan ekspor itu, Presiden Jokowi menilai Indonesia mendapatkan lompatan nilai tambah yang signifikan, dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp17 triliun menjadi sekitar Rp360 triliun. 

Atas kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel tersebut, Indonesia kini serius melakukan banding atas kekalahan gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Uni Eropa beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi juga mendorong adanya kesetaraan dalam kemitraan antarnegara, sehingga tidak ada satu negara yang merasa lebih unggul daripada negara lain.  

 

3 dari 3 halaman

Pertemuan Himbara dengan Presiden dan Lembaga Perbankan

Dalam pertemuan di Istana Negara pada Senin (17/1), Sunarso mengatakan bahwa sektor perbankan dan OJK berdialog bersama dengan Presiden Jokowi. Mereka memberi masukan sekaligus laporan hal-hal yang sudah dilakukan oleh industri di tahun 2022.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menambahkan tujuan dari pertemuan dengan Presiden Jokowi hari ini, untuk menyampaikan persiapan dalam rangka pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang akan dilaksanakan pada awal Februari 2023. 

Namun, sekaligus juga menyampaikan secara langsung bagaimana perkembangan terakhir dari sektor-sektor di jasa keuangan maupun juga kinerja dari industri-industri yang ada di jasa keuangan. 

"Kami menyampaikan bagaimana rencana prospek dan tantangan ke depan yang perlu diantisipasi, di mitigasi, dan ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga sekalipun kondisi perekonomian global penuh tantangan dan tidak mudah, sekalipun tentu kita harus memitigasi dampak dari kondisi tadi itu dan juga tentu kita menyambut masa persiapan masuk ke dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden," kata Mahendra. 

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh OJK, Himbara, Bursa Efek Indonesia, dan pelaku industri perbankan lainnya, Presiden memberikan arahan sangat jelas bahwa seharusnya momentum penguatan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2022 ke depan dapat terus dijaga. 

Meskipun laporan keuangan belum diterbitkan, HIMBARA optimistis pada tahun 2022 bank-bank milik negara bisa melampauinya dengan sangat baik dan kinerja solid, terutama masih tumbuh agresif dan tetap mengedepankan kehati-hatian.

"Terbukti bahwa kualitas aset yang kita kelola jauh membaik dan itu semua tidak lepas dari kebijakan dari OJK juga termasuk juga memperpanjang masa berlakunya relaksasi untuk penentuan kualitas aktiva produktif dan itu memang diperlukan," ujarnya. 

Himbara dan BRI secara khususnya, lanjut Sunarso, memiliki strategi untuk pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Perseroan tumbuh secara selektif dengan melakukan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi apabila terjadi pemburukan akibat kondisi ekonomi yang diproyeksikan menghadapi ketidakpastian.

"Kami siap untuk tumbuh dan siap untuk menghadapi berbagai tantangan dengan pencadangan dan kita sudah buktikan di tahun 2022 perbankan kita sangat solid," kata Sunarso.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini