Sukses

2 Hal yang Bisa Jegal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Untuk melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan semua dilihat dari prospek inflasi di negara maju.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 2023 akan dipengaruhi oleh dua hal. Pertama tekanan inflasi masih akan tinggi, dan kedua kebijakan suku bunga tinggi diperkirakan akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Dia menjelaskan, untuk melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan semua dilihat dari prospek inflasi di negara maju. Sehingga Pemerintah Indonesia bisa melihat respon kebijakan mereka, dan bagaimana dampak inflasi, suku bunga kepada pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan secara global.

“Kalau kita melihat dari perkembangannya, diperkirakan inflasi yang sebagian besar yang didorong oleh kelangkaan pasokan pangan dan energi, akan mencapai di tahun 2022 ini sebesar 9,2 persen (inflasi) secara global dan itu akan menurun di tahun 2023 ke angka 5,2 persen,” kata Dody Budi Waluyo dalam acara Bank BTPN Economic Outlook 2023, Senin (5/12/2022).

Bank Indonesia memperkirakan inflasi global tembus 9,2 persen sepanjang tahun ini. Namun, menjelang awal tahun 2023 diproyeksikan akan turun ke kisaran 5,2 persen.

Lantaran, sebagian inflasi negara maju yang tinggi sudah mulai mengalami penurunan. Namun, untuk suku bunga globalnya masih diprediksi akan tetap berlanjut dan tinggi.

Adapun suku bunga global yang diprediksi masih berlanjut tinggi, karena kebijakan ini ditempuh berbagai bank sentral di seluruh dunia guna memastikan inflasi kembali turun ke dalam tren jangka panjangnya.

Disisi lain, Bank Indonesia memperkirakan The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga dengan terminal rate di sekitar 4,75 persen hingga 5 persen pada kuartal I-2023.

“Dalam bacaan kami Fed sendiri terminal ratenya masih di sekitaran 4,75 persen – 5 persen pada triwulan I-2023 sebelum nanti bergerak landai. Kita tahu inflasi di berbagai negara sudah mulai pada tahapan menurun,” ujarnya.

Menurutnya, dengan dua poin tersebut yakni inflasi dan suku bunga yang berlanjut tinggi, tentu akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Inflasi yang masih relatif tinggi dan suku bunga higher for longer, potensinya kepada pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Yakini Ekonomi Indonesia Cerah di 2023, Begini Caranya

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kabar baik mengenai perekomonian Indonesia.

Salah satunya adalah Provinsi Maluku Utara, yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 27 persen, kata Sri Mulyani, selepas Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022.

"Provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 27 persen, tinggi sekali. Bahkan tertinggi di dunia. Selain tingginya pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi Maluku Utara pun begitu stabil pada angka 3,3 persen," tulis Sri Mulyani di Instagram, dikutip Kamis (1/12/2022).

Selain itu, proporsi investasi di Jawa dan Luar Jawa juga sudah semakin imbang.

"Dahulu, proporsi investasi biasanya berada pada angka 70:30, Jawa 70 persen, Luar Jawa 30 persen. Kini, proporsi tersebut sudah bergeser ke 47:53, Jawa 47 persen, Luar Jawa 53 persen. Ini merupakan kabar begitu baik sekaligus tanda keberhasilan pembangunan infrastruktur yang menumbuhkan titik-titik perekonomian baru di Luar Jawa," beber Sri Mulyani.

Menkeu juga mengatakan dia yakin perekonomian Indonesia di kuartal ketiga III 2022 mampu menyentuh 5,72 persen.

"Saya yakin, pertumbuhan perekonomian Indonesia yang pada Q3 ini menyentuh 5,72 persen mampu untuk terus kita jaga. Dengan kerja sama yang baik antara sektor fiskal @kemenkeuri dan moneter @bank_indonesia serta seluruh pemangku kepentingan lain, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh makmur sejahtera," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Pemerintah Bakal Ubah Target Pertumbuhan Ekonomi 2023?

Pemerintah melalui asumsi makro APBN 2023 telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada tahun depan. Namun, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara buka kemungkinan bila proyeksi itu berubah, seiring situasi yang kelak terjadi.

Suahasil menekankan, pemerintah berkomitmen menjaga target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. Kendati pun proyeksi yang disusun pada September 2022 itu bisa berubah, lantaran adanya prediksi pelemahan ekonomi global di tahun depan.

Menurut dia, pelaksanaan APBN 2023 baru betul-betul akan dimulai pada Januari 2023. Pada saat bersamaan, pemerintah juga akan terus melakukan penyesuaian dengan kondisi ekonomi yang terjadi sampai akhir 2022.

"Saat kita mikir di September 2022 itu 5,3 persen. Tapi ketika kita melaksanakan, kita harus aware ke seluruh gerak ekonominya. Maka APBN kita desain 5,3 persen, pelaksanaannya kita perhatikan mulai Januari," ujar Suahasil dalan acara Wealth Wisdom di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Ia pun tak menutup kemungkinan target pertumbuhan 5,3 persen gagal terealisasi, karena sejumlah negara dunia berpotensi resesi. Meskipun, Indonesia kini tengah menikmati masa pemulihan hingga mampu mencapai level pertumbuhan ekonomi 5,72 persen di kuartal III 2022.

"Jadi optimis, waspada, dua ini menjadi payung gerak kita di 2023. Optimis karena pemulihan jalan, kegiatan ekonomi jalan. Tapi kita waspada terhadap variabel-variabel harga yang berubah sangat cepat di dunia internasional," tuturnya.

Kendati pun begitu, pemerintah disebutnya terus mencermati berbagai macam faktor yang berpotensi menekan perekonomian global. Termasuk kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve hingga semakin ketatnya likuiditas perekonomian.

"Kita sangat-sangat aware dengan kondisi ekonomi dunia, pengetatan likuiditas di AS, menaiknya suku bunga beberapa kali. Maka, kita perhatikan ngomong apa dewan gubernur The Fed tersebut, ketika kita terjemahkan ke dalam negeri, maka ada ruang-ruang yang perlu kita waspadai. Tapi, APBN akan terus menjadi shock absorber," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.