Sukses

Rupiah Berpeluang Melemah pada Perdagangan Rabu 28 September 2022

Rupiah berhasil menguat tipis pada perdagangan Selasa (27/9/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Selasa (27/9/2022) Rupiah ditutup menguat tipis 5 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp 15.124. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 15.129.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Rabu, 28 September 2022.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.110 hingga Rp 15.150,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/9/2022).

Secara internal, hal ini dipengaruhi oleh adanya ekspektasi dunia akan mencapai jurang resesi secara bersama-sama pada 2023. Resesi tersebut disebabkan oleh inflasi yang tinggi serta tingginya harga pangan dan energi di beberapa negara baik di benua Eropa maupun Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut yang menjadikan tingginya inflasi di sejumlah negara sehingga memacu bank sentral di negara-negara maju untuk menaikan suku bunga acuan dan memperketat likuiditas. 

“Kebijakan tersebut akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga negara berkembang pun akan merasakan efek dari kenaikan suku bunga itu," ujar Ibrahim.

Apabila bank sentral di seluruh dunia secara kompak melakukan kenaikan suku bunga yang cukup ekstrim, resesi dunia pada 2023 kemungkinan tidak dapat dielakkan. 

Negara-negara maju cukup cepat dan ekstrem sehingga memukul pertumbuhan negara-negara berkembang, karena suku bunga acuan di beberapa negara sendiri sudah tercatat naik sangat agresif.

Sebagai informasi, suku bunga acuan di Inggris telah mencapai 2,25 persen atau naik 200 basis points (bps),kemungkinan masih akan menaikkan dalam tahun ini. 

Sedangkan AS telah mencapai 3,25 persen setelah naik sebesar 300 bps. Bahkan jumlah ini akan bisa bertambah karena diperkirakan AS akan menaikan suku bungannya kembali sebanyak 75 basis poin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Indeks Dolar AS Menguat

Indeks dolar AS sedikit mundur setelah mencapai level tertinggi baru 20 tahun pada Senin. Kekalahan di sebagian besar kelas aset lainnya dan kenaikan suku bunga mendorong permintaan safe haven greenback, membantu mata uang itu sebagai pembelian safe haven pilihan tahun ini.

Fokus sekarang pada pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter AS. Powell telah memberikan nada yang sangat hawkish selama pertemuan The Fed minggu lalu.

Perlambatan ekonomi China tahun ini juga berdampak pada sentimen terhadap Asia, mengingat status negara itu sebagai pusat perdagangan utama untuk kawasan tersebut.

Tetapi pertumbuhan di negara itu dapat membaik di sisa tahun ini dengan pencabutan pembatasan COVID dan langkah-langkah stimulus baru dari pemerintah.

3 dari 5 halaman

Rupiah Loyo Hampir 5 Persen, Masih Lebih Baik dari Rupee India hingga Ringgit Malaysia

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Hal ini tercermin dari tingkat pelemahan nilai tukar Rupiah atau Depresiasi yang lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lainnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar pada 21 September 2022 terdepresiasi 1,03 persen secara point to point (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022.

"Perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia," kata Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Dengan capaian ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 September 2022 terdepresiasi 4,97 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka relatif lebih baik dibandingkan mata uang Rupee India yang terdepresiasi sebesar 7,05 persen.

Pun, dengan negara tetangga Malaysia yang mengalami depresiasi sebesar 8,51 persen. Keperkasaan Rupiah juga lebih baik ketimbang Bath Thailand yang terdepresiasi hingga 10,07 persen.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

 

4 dari 5 halaman

Rupiah Kembali Tembus Level Psikologis 15.000 per Dolar AS Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembelai melemah dan menembus level psikologis 15.000 per dolar AS pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini usai bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga.

Pada Kamis (22/9/2022) pagi, rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi 15.016 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.997 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bakal mendapatkan tekanan dari dolar AS Hari ini dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps dini hari tadi dan sikap The Fed yang masih akan mempertahankan pengetatan moneter hingga inflasi AS turun signifikan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Dolar AS melonjak ke level tertinggi baru dalam dua dekade pada akhir perdagangan Rabu 21 September 2022, setelah The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar pada pertemuan mendatang.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi baru 20 tahun di 111,63 setelah kenaikan suku bunga Fed, dan terakhir naik 0,7 persen pada 110,97.

 

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Ketua Federal Reserve Jerome Powell berjanji bahwa ia dan sesama pembuat kebijakan akan terus berjuang untuk mengalahkan inflasi, ketika bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase untuk ketiga kalinya berturut-turut dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman akan terus meningkat tahun ini.

Dalam serangkaian proyeksi baru yang serius, The Fed memperkirakan suku bunga kebijakannya naik pada kecepatan yang lebih cepat dan ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Target suku bunga kebijakan The Fed sekarang berada di level tertinggi sejak 2008 dan proyeksi baru menunjukkannya naik ke kisaran 4,25-4,50 persen pada akhir tahun ini dan berakhir 2023 di 4,50-4,75 persen.

"Dengan keputusan baru ini pasar akan mereposisi portofolio investasinya untuk sementara waktu dan mungkin menarik diri dari aset berisiko sehingga rupiah bisa ikut melemah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.980 per dolar AS hingga 15.050 per dolar AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.