Sukses

Rupiah Perkasa ke 14.820 per Dolar Jelang Rilis Inflasi AS

Rupiah pagi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.820 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.830 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat pada Senin pagi saat pasar menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat.

Rupiah pagi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.820 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.830 per dolar AS.

"Market terlihat masih menunggu laporan inflasi bulan Agustus Amerika Serikat yang akan diumumkan pada hari Selasa," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama dikutip dari Antara, Senin (12/9/2022).

Menurut Revandra, sentimen pasar masih cenderung pada agresifnya bank sentral AS The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.

Indeks dolar bertahan tidak jauh dari level terendah dua minggu menjelang data inflasi (IHK) utama AS minggu ini yang memungkinkan The Fed untuk mempertimbangkan apakah akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada pertemuan kebijakan 21 September.

Investor waspada menjelang laporan IHK AS pada Selasa (13/9), bahkan ketika pejabat Fed melanjutkan retorika hawkish mereka pada akhir pekan lalu.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia mendukung peningkatan signifikan pada pertemuan bank sentral berikutnya, sementara Presiden Fed St. Louis James Bullard mengulangi seruannya untuk kenaikan 75 basis poin.

"Dari dalam negeri, isu kenaikan BBM masih jadi pengaruh. Seberapa besar dampaknya pada inflasi bulan Agustus akan memberikan dampak pada pergerakan nilai tukar rupiah," ujar Revandra.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.760 per dolar AS hingga 14.880 per dolar AS.

Pada Jumat (9/9) lalu, rupiah ditutup menguat 71 poin atau 0,47 persen ke posisi 14.830 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.901 per dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rupiah Berpotensi Menguat pada Perdagangan Senin 12 September 2022

Sebelumnya, Pada perdagangan Jumat (9/9/2022) Rupiah ditutup menguat 70 poin walaupun sempat menguat 80 poin di level Rp 14.830. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 14.917.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Senin, 12 September 2022.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.800 hingga Rp 14.860,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 September 2022.

Secara internal, pemerintah telah menghitung dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi terhadap inflasi. Dalam hitungannya, dampak dari kenaikan harga BBM ini dapat mengerek inflasi hingga 1,8 persen. 

Namun, dengan adanya tingkat risiko yang tinggi dari inflasi tersebut, pemerintah enggan untuk berdiam diri. Oleh karena itu pemerintah pusat akan mengawasi lebih ketat terhadap pemerintah daerah untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman kenaikan inflasi. 

Misalnya, dengan memberikan bantuan sosial, penggunaan dana belanja tak terduga untuk mengatasi kenaikan biaya transportasi saat distribusi barang. 

Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 yang diterbitkan oleh pemerintah, maka Pemda berkontribusi memberikan dukungannya berupa penganggaran belanja wajib perlindungan sosial untuk periode Oktober sampai dengan Desember 2022 sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) diluar Dana Bagi Hasil (DBH) yang ditentukan penggunaannya.

Namun, belanja wajib perlindungan sosial tidak termasuk belanja wajib 25 persen dari DTU yang telah dianggarkan pada APBD Tahun Anggaran 2022. 

Adapun belanja wajib tersebut dipergunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada ojek, UMKM, dan nelayan, memberikan subsidi pada sektor transportasi, serta menciptakan lapangan kerja.

Dengan begitu, efektivitas pelaksanaan bantuan sosial sangat diperlukan. Maka, pengelolaan dan pemantauan atas pelaksanaan belanja wajib dilaksanakan oleh Kepala Daerah dan diawasi pelaporannya oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang terdampak inflasi.

3 dari 3 halaman

Indeks Dolar AS Melemah

Di sisi lain, Indeks dolar AS dan indeks dolar berjangka keduanya kehilangan 0,6 persen setelah Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga pada Kamis.

Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga dengan rekor 75 basis poin (bps), mengambil suku bunga deposito di atas 0 persen untuk pertama kalinya sejak 2012 ECB mengatakan pihaknya memperkirakan akan terus menaikkan suku bunga untuk meredam permintaan, dengan memprioritaskan perang melawan inflasi.

Adapun semalam, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank akan bertindak "kuat" untuk mengendalikan inflasi. Komentarnya melihat para pedagang mulai menetapkan harga dalam peluang lebih dari 85 persen bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan ini.

Penurunan klaim pengangguran AS juga menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja, memberi The Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.