Sukses

Jokowi Minta Inflasi Turun di Bawah 3 Persen, Caranya?

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta segenap jajarannya untuk mengendalikan laju inflasi hingga di bawah 3 persen. Adapun angka inflasi terakhir Indonesia per Juli 2022 sudah menyentuh 4,94 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

Menurut Jokowi, itu bukan tidak mungkin dilakukan bila pemerintah pusat dan daerah bekerja sungguh-sungguh mengendalikan harga komoditas.

"Saya meyakini, kalau kerjasama yang saya sampaikan, bupati, gubernur, walikota, TPIP, TPID semuanya bekerja, (persoalan) rampung, selesai untuk mengembalikan lagi angka di bawah 3. Wong kita barangnya juga ada kok," seru Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).

RI 1 lantas mendorong seluruh gubernur, bupati dan walikota untuk betul-betul mau bekerjasama dengan tim tim pengendalian inflasi pusat (TPIP) dan daerah (TPID).

"Tanyakan, di daerah kita apa yang harganya naik yang menyebabkan inflasi. Bisa saja beras, bisa. Bisa saja bawang merah, cabai, dicek. Tim pengendali pusat cek, daerah mana yang punya pasokan cabai atau beras yang melimpah, ini harus disambungkan," desaknya.

Jokowi lalu menceritakan hasil kunjungannya ke Merauke beberapa waktu lalu. Di sana, ia mendapati stok beras melimpah dengan harga relatif murah, di kisaran Rp 6.000 per kg.

"Ada daerah lain yang kekurangan beras, kenapa enggak ngambil ke Merauke yang harganya masih murah. Problemnya transportasi mahal," ujar Jokowi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anggaran

Mengatasi hal itu, ia mengarahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian agar anggaran tak terduga bisa digunakan untuk menutup biaya transportasi bagi komoditas pokok yang jadi konsumsi masyarakat.

"Saya sudah perintahkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk mengeluarkan, entah surat keputusan entah surat edaran, yang menyatakan bahwa anggaran tidak terduga bisa digunakan untuk menyelesaikan inflasi di daerah. Gunakan untuk menutup biaya transport, biaya distribusi," ungkapnya.

Dia tak ingin Indonesia harus berhadapan dengan momok inflasi meroket seperti dirasakan banyak negara dunia saat ini. Oleh karenanya, ia meminta TPIP dan TPID mengerti barang-barang mana saja yang potensi jadi masalah untuk laju inflasi.

"Coba lihat sekarang, inflasi kita sekarang di angka 4,94 persen. Lihat negara-negara lain, tinggi banget, di atas 5 persen. Ada yang sudah di angka 79 persen. Uni Eropa sudah 8,9 persen, Amerika sudah 9,1 persen kemarin turun 8,5 persen, bukan sesuatu yang mudah. Ini jadi momok semua negara," tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

Dalam Sidang Tahunan, Jokowi Akui Suntik Subsidi Rp 502 Triliun Agar Harga BBM Tak Melambung

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global, dimana perekonomian bisa terjaga dengan cukup baik dibanding negara lain, bahkan mencatatkan surplus APBN 2022.

Selain itu, Indonesia termasuk negara pulih lebih cepat bangkit dan lebih kuat yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Indonesia termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi negara di ASEAN yang berada di kisaran 7 persen. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen.

“Bahkan, sampai pertengahan 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun di 2022, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” kata Jokowi dalam Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022, Selasa (16/8/2022).

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.

“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak,” ungkap Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.