Sukses

Sri Mulyani dan BI Kompak Ramal Ekonomi Tumbuh 5 Persen Lebih di Kuartal II 2022

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 akan terus melaju.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 akan terus melaju.

Sama seperti di triwulan pertama tahun ini, ekonomi kuartal kedua diperkirakan bakal melesat di atas 5 persen.

"Pada kuartal I 2022 pertumbuhan ekonomi 5,01 persen, dan kuartal II akan bertahan di atas 5 persen," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers hasil rapat KSSK, Senin (1/8/2022).

Capaian itu didorong kesuksesan pengendalian pandemi Covid-19, yang diikuti oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Sehingga turut terjadi peningkatan konsumsi selama masa Ramadhan dan Idul Fitri 2022.

"Konsumsi masih sangat kuat. Semenjak puasa, lebaran dan hingga sekarang dilihat dari confident konsumen tinggi dan tetap kuat," sebutnya.

Indikator lain, pemasukan investasi dan ekspor pun memperlihatkan catatan mentereng. "Ekspor tumbuh 40 persen pada Juli saja," kata Sri Mulyani.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gubernur BI Juga Optimis

Senada, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, kinerja ekspor yang baik serta adanya dorongan kebijakan fiskal membuat ekonomi nasional siap tumbuh di atas 5 persen pada kuartal II 2022.

"Kami perkirakan untuk triwulan II ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,05 persen," ucap Perry.

Pertimbangan-pertimbangannya, inflasi inti yang masih rendah dan pertumbuhan ekonomi yang sedang meningkat, tapi belum pulih betul karena konsumsi swasta baru akan naik.

"Ini yang perlu dijaga untuk momentum pertumbuhan ekonomi. Konsumsi swasta terus meningkat sejak bulan Ramadhan. Karena mobilitas manusia yang semakin baik meningkatkan konsumsi swasta," tandas Perry.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kondisi AS Jadi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Kok Bisa?

Pertumbuhan ekonomi global nampaknya masih belum menggembirakan untuk tahun ini. Sejumlah lembaga moneter dunia ramai-ramai merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan rendah serta meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian global.

Tekanan inflasi yang semakin tinggi diakibatkan dengan harga komoditas yang meningkat karen rantai pasok yang diakibatkan oleh perang geopolitik Ukraina dan Rusia dan juga meluasnya kebijakan proteksionisme pada pangan.

“Amerika Serikat merespon naiknya inflasi dengan mengetatkan suku bunga sehingga menyebabkan pemulihan ekonomi AS menjadi tertahan dan juga meningkatkan fenomena stagflasi," kata Sri Mulyani, Senin (1/8/2022).

 

4 dari 4 halaman

Negara Lain Lebih Buruk

Ani sapaan Menteri Keuangan menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara termasuk AS, Eropa, Jepang, Tiongkok dan India diperkirakan akan lebih rendah seperti prediksi yang sebelumnya, ditambah dengan terjadinya resesi di AS dan Eropa.

“Bank Dunia dan IMF telah merevisi pertumbuhan global untuk 2022 yaitu 4,1 persen menjadi 2,6 persen. IMF merevisi ke bawah dari 3,6 persen jadi 3,2 persen,” jelas Ani.

Ketidakpastian global juga memberikan dampak buruk kepada pasar keuangan Indonesia  sehingga banyak dana asing terus mengalir ke luar.

“Ketidakpastian pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan kebijakan moneter menjadikan banyaknya aliran modal asing, dan menekan nilai tukar di negara berkembang,” terang Menkeu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.