Sukses

Ketemu Bos Etihad, Erick Thohir Bawa Pulang Investor Garuda Indonesia?

Menteri BUMN Erick Thohir terlihat duduk bersama dengan petinggi Etihad.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir terlihat duduk bersama dengan petinggi Etihad. Ia menyebut akan menjalin kerja sama antara Garuda Indonesia dan Etihad Airways.

Ditekahui, pasca putusan pengadilan soal Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Garuda Indonesia disebut butuh investor. Salah satunya mengarah pada pemain besar di industri penerbangan global.

Etihad Airways, jadi satu perusahaan yang masuk radar jadi kelompok calon investor. Erick pun memberikan sedikit bocorannya.

"Tak ada niat baik yang berakhir sia-sia. Usaha kami dalam merustrukturisasi Garuda Indonesia mendapat apresiasi luar biasa dari beberapa pihak, termasuk dari Etihad maskapai penerbangan dari Uni Emirat Arab," kata dia, mengutip unggahan Instagram @erickthohir, Minggu (3/7/2022).

Pada kesempatan itu, ia mengaku percaya bisa menjalin kerja sama yang baik. Bahkan, ia berharap bisa membangun sektor pariwisata, termasuk penerbangan, menjadi lebih baik.

"Dalam pertemuan dengan H.E Mohamed Ali Al Shorafa, Chairman of Etihad, kami optimistis bisa menjalin kerjasama strategis," ungkapnya.

"Kami berharap kerjasama ini juga menciptakan ekosistem pariwisata yang semakin baik," tambah Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Butuh Investor

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkap pasca putusan PKPU maskapai pelat merah ini juga membutuhkan investor strategis. Itu diupayakan terealisasi setelah adanya suntikan modal dari pemerintah berupa PMN Rp 7,5 triliun.

"kami melihat ada dua jenis yang kita lagi lakukan pendekatan, yang pertama memang yang pelaku bisnis airlines luar negeri ya, tentunya kita berharap Pak Irfan dan saya sudah hubungi beberapa, kira-kira siapa pelaku bisnis airlines internasional yang akan bekerja sama," katanya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Ia mengaku berada pada posisi yang cukup optimis untuk bisa menggaet investor dari kategori tersebut. Apalagi, dengan Garuda Indonesia yang akan fokus di penerbangan domestik.

"Kami cukup meyakini bahwa dengan domestik penumpang indonesia yang luar biasa, kan kita kalau melihat Indonesia inikan salah satu dari beberapa negara di dunia yang punya domestic traffic yang besar, Amerika, China, Indinesia termasuk yang punya domestic market luar biasa," katanya.

"Karena kita tau banyak pemain airlines ini kan Hub ya, seperti Singapura, Dubai, Qatar, itu pemain-pemain hub dan mereka tak punya domestic market," tambahnya.

Tiko menyebut ini bisa mejadi peluang dan potensi untuk bisa menggaet investor luar negeri tersebut. Ia memandang, dengan kolaborasi kedepannya mampu membawa dampak yang positif.

"Nah ini kita harapkan jadi satu yang bagus apabila ada pemain hub yang bisa jadi investor, yang sementara kita membawa market domestik yang kuat. Nah kita cukup optimis akan ada yang bermimnat untuk kesana," ungkapnya.

 

3 dari 4 halaman

Investor Financial

Di sisi lain, kategori lainnya untuk investor adalah investor finansial. Meski, ia tak memberikan bocoran siapa-siapa saja yang nantinya akan memberikan tambahan modal.

"kita meyakini Ebitda garuda ini 2-3 tahun ke depan akan masuk ke ebitsa yang cukup baik valuasi kedepan juga meningkat," katanya.

"Artinya kita melihat potensi saham hmgaruda kedepans etelah pkpu ini bisa semakin sehat lagi," tambah Tiko.

Informasi, dalam penyelamatan keuangan Garuda Indonesia, pada tahap awal pemerintah akan menyuntik Rp 7,5 triliun. Ini akan dilakukan melalui right issue pertama yang akan dilakukan sekitar kuartal III 2022.

Kemudian, investor-investor strategis dari dua kategori tersebu akan menanamkan modalnya ke Garuda Indonesia. Yang rencananya akan melalui right issue kedua.

 

4 dari 4 halaman

Utang Garuda Indonesia

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyebut utang Garuda Indonesia turun sebesar 81 persen dengan adanya restrukturisasi. Sehingga maskapai hanya perlu melunasi 19 persen utangnya dengan skema yang telah disepakati dengan para kreditor.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menyebut, penurunan 81 persen tersebut jika dilihat dari sisi persentase. Sementara dari sisi nilai, penurunannya hanya sekitar 50 persen dari total utang sebelum restrukturisasi.

"Untuk utang ke belakang kita kurang utang sebesar 81 persen, secara percent value ini hingga 81 persen dan sisanya recovery rate 19 persen. Meski kalau secara nilai (neraca utang Garuda) itu turun 50 persen," kata di dalam konferensi pers, Selasa (28/6/2022).

Mengutip bahan paparannya, utang Garuda Indonesia sebelum restrukturisasi adalah sebesar USD 10,1 miliar. Sedangkan setelah restrukturisasi nilai utang Garuda Indonesia tersisa USD 5,1 miliar.

Tiko menyampaikan, dari berbagai maskapai penerbangan di dunia, dalam kedudukan restrukturisasi, belum ada maskapai dengan pemotongan utang se-fantastis ini. Guna bisa kembali membangkitkan keuangan maskapai, pemerintah juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 7,5 triliun sekitar triwulan 3 2022.

"Kita ingin ekuitas Garuda ini bisa lebih positif lagi, saya ingin menekankan proses bankruptcy di airline lain jarang ada yang pemotongan utangnya sebesar ini," kata dia.

Masih jadi bagian restrukturisasi utang dan perbaikan kinerja, biaya sewa (lease rate) pesawat yang digunakan Garuda Indonesia juga akan mengalami penurunan. Tiko menyebut Garuda memiliki proporsi biaya sewa pesawat dibanding pendapatan di atas rata-rata airline di dunia.

Maka, negosiasi lease rate sesuai market stand sangat krusial dalam langkah restrukturisasi ini. Setidaknya ada lima jenis pesawat yang biaya sewanya telah dinegosiasikan oleh pihak maskapai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.