Sukses

Gunakan Baju Adat Melayu, Menko Airlangga Resmikan Masjid Tanjak Batam

Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Batam, pada Jumat (24/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Batam, pada Jumat (24/6/2022). Menko Airlangga didampingi Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Staf Ahli Bidang Regulasi Penegakkan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Menko Perekonomian Elen Setiadi.

Menko Airlangga tiba di Batam tepat pukul 10.00 WIB dan disambut oleh Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Agenda Menko di Batam antara lain peresmian Masjid Tanwirun Naja atau yang sudah familiar terdengar dengan sebutan Masjid Tanjak.

Kehadiran Menko Perekonomian disambut dengan rangkaian prosesi adat melayu dimulai dengan tepukan kompang dan pencak silat. Selanjutnya Menko Airlangga tampak mengganti pakaian dengan mengenakan Baju Adat melayu berwana kuning emas.

Ia kemudian duduk di Pelaminan serambi menyaksikan pertunjukan Tarian Persembahan Sekapur Sirih. Hingga akhirnya Airlangga Hartarto dipasangkan Tanjak, sebagai bentuk penghormatan dan ucapan selamat datang di tanah melayu.

Tanjak sendiri adalah ikat kepala adat Melayu yang berbentuk runcing ke atas seperti tengkuluk. Selain bentuknya yang unik dan menarik, Tanjak juga menjadi marwah dan ciri khas masyarakat Melayu.

Puncaknya selanjutnya adalah Tepuk Tepung Tawar yang merupakan salah satu bagian prosesi yang sakral dalam upacara adat budaya melayu. Tepuk tepung tawar biasanya dilakukan pada acara pelantikan pejabat atau tokoh adat dan daerah.

Acara adat tepuk tepung tawar ini dipimpin langsung oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) kota Batam.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Agenda Menko Airlangga

Prosesi Tepuk Tepung Tawar diiringi Salawat Nabi dilangsungkan di Ruang Tengah Kedatangan, VVIP Bandara Hand Nadim, merupakan bentuk doa sekaligus penghormatan kepada Menko Airlangga Hartarto, yang telah diterima di Batam bandar madani, bumi tanah melayu.

Turut hadir dalam acara ini Anggota DPR Faksi PAN Asman Abnur, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto dan Deputi di lingkungan BP Batam, OPD Kota Batam dan Provinsi Kepri, Tokoh Adat Melayu, serta Pemimpin Asosiasi dan Pelaku Usaha di Batam.

Selanjutnya, Menko Airlangga melanjutkan agenda berikutnya yakni Peresmian Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak.

Usai salat Jumat, Menko Airlangga juga akan melanjutkan sejumlah agenda diantaranya : Serah Terima Operasional Bandara Hang Nadim Batam, Penandatanganan Head of Agreeement (HoA) dan Peletakan Batu Pertama PT Bandara Internasional Batam (BIB) dan PT. Blue Steel.

3 dari 5 halaman

Menata Batam Demi Menciptakan Kenyamanan Bersama

BP Batam tak berhenti untuk memoles Batam agar makin menawan untuk menarik investasi, di tengah kelesuan ekonomi global yang menjadi dampak dari pandemi Covid-19. Salah satu yang dipoles BP Batam adalah infrastrukturnya.

Ya, infrastruktur yang menjadi pondasi utama disiapkan mulai dari timur hingga utara Batam. Seluruhnya dipoles agar memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor maupun masyarakat Batam.

Tercatat proyek berhasil digarap BP Batam pada 2021 sejumlah 38 kegiatan dengan nilai Rp428 miliar. Sementara proyek multiyears sejumlah 18 kegiatan dengan total nilai Rp431 milliar, masih terus berlangsung.

Di Utara ada Pelabuhan Batu Ampar yang sekarang sedang dipoles untuk menjadi pelabuhan kelas dunia. BP Batam bergegas mempercepat modernisasi dan penyesuaian kemampuan suplai, mulai dari memperdalam perairan, membangun dermaga, depo, quay crane, hingga memperluas sea way, sehingga nantinya Batu Ampar akan memiliki suplai mencapai 1,6 juta TEUs.

Lalu di sebelah Barat, ada pula pelabuhan Sekupang yang jadi pintu masuk orang dari berbagai daerah di Kepri termasuk dari negara tetangga Singapura maupun Malaysia.

Di Timur, ada pula Bandar Udara Internasional Hang Nadim yang sekarang, juga sedang didandani untuk menjadi bandar udara kelas dunia. Konsorsium Incheon International Airport Corporation (IIAC) digandeng untuk mewujudkan impian itu.

Bersama IIAC, kolaborasi yang apik untuk mengembangkan Bandara Hang Nadim akan dieksekusi bersama oleh konsorsium PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP PT Wijaya Karya Tbk.

Tak jauh dari sana, persis di bagian Selatan, ada pula Pelabuhan Kabil yang dirancang sebagai pelabuhan sejumlah industri yang ada di kawasan itu.

4 dari 5 halaman

Kemacetan

Batam memang dikenal sebagai daerah industri. Saat ini saja terdapat setidaknya 24 Kawasan Industri Integrated yang tersebar. Mulai dari kawasan Batu Aji, Sagulung hingga Sekupang di sebelah Barat, kawasan Lubuk Baja, Batam Kota, hingga ke kawasan Kabil tadi.

Batam yang dihuni 1,1 juta jiwa ini, dulunya sudah menjadi pemandangan biasa kalau jalan-jalan menuju pelabuhan, bandara maupun ke kawasan industri tadi, sumpek oleh kemacetan. Ini kentara sekali saat orang pergi dan pulang kerja. Belum lagi di jalan infrsatruktur kawasan industri, kendaraan-kendaraan industri, praktis memperparah kemacetan.

Tapi dua tahun belakangan, kemacetan tadi berangsur terurai, persis sejak Muhammad Rudi memimpin Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Komitmen Rudi ini tak main-main. Segala jalan yang menjadi titik kemacetan mulai dia perlebar menjadi 5-6 lajur. Seluruhnya dibuka, agar kemacetan yang kerap terjadi di wilayah bependuduk terbesar di Kepri ini, dapat terurai.

"Pelebaran jalan ini tidak hanya untuk kepentingan investasi semata, tapi juga untuk kemudahan mobilisasi masyarakat Batam yang saat ini sudah mencapai 1,1 juta jiwa," ujarnya.

Tak hanya bagi masyarakat biasa, pelebaran jalan yang gencar dilakukan juga membawa dampak signifikan bagi dunia industri. Di Kabil contohnya, dengan pelebaran jalan Kedua Hang Kesturi tahap 1 Batu Besar, membuat kawasan industri di area Kabil dapat terhubung dengan ruas jalan menuju Pelabuhan Batu Ampar.

5 dari 5 halaman

Harmonisasi Koordinasi Manajerial

Arus lalu lintas dari dan ke kawasan industri itu bisa lancar, dari bahan baku maupun hasil produksi bisa lebih cepat untuk didistribusikan. Mengingat ekspor terbesar di Batam melalui Pelabuhan Batu Ampar, maka membuka jalur menjadi 4-6 lajur harus dilakukan untuk memastikan proses distribusi logistik berjalan dengan lancar.

Pria 58 tahun ini, yang juga merupakan Walikota Batam, turut membuat harmonisasi koordinasi manajerial kedua instansi makin klop, sehingga berjalan dengan padu, pembangunan merata pun mampu dipacu.

Usahanya, tak sia-sia. Saat pandemi Covid-19, geliat ekonomi di Batam justru bertumbuh. Sepanjang 2021, pertumbuhan ekonomi Batam bertengger di tempat tertinggi di Provinsi Kepri, mencapai 4,75%.

Angka ini malah mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya di angka 3,69%, dan Provinsi Kepri sendiri hanya sebesar 3,43%. Nilai ekspor Batam pada April 2022, sudah mencapai USD 1,266 miliar. Angka ini naik 5,86% dibanding bulan sebelumnya

Tapi Rudi tak lantas puas dengan capaian itu. Dia ingin yang lebih lagi dan optimis bahwa Batam akan muncul sebagai surganya investasi di Asia Tenggara.

"Maka kami harus memberikan kemudahan yang lebih lagi. Mobilisasi logistik di dalam kota hingga sampai ke pelabuhan maupun bandara, musti lancar. Ini sejalan dengan keinginan Pelabuhan Batu Ampar dan Bandar Udara Hang Nadim yang sudah kita rancang menjadi infrastruktur kelas dunia," katanya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.