Sukses

Framework Working Group Kedua G20 Rampung Digelar, Bahas Risiko Ekonomi Global

Diskusi dalam pertemuan 2nd FWG G20 terfokus pada situasi ekonomi global terkini serta area prioritas Presidensi yakni dampak makro ekonomi dari perubahan iklim dan scarring effect.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) telah menyelenggarakan pertemuan Framework Working Group kedua (2nd FWG) di bawah Presidensi G20 Indonesia pada tanggal 24-25 Mei 2022 di Jakarta. Ini membahas risiko ekonomi global hingga tantangan kedepannya.

Diskusi dalam pertemuan 2nd FWG ini terfokus pada situasi ekonomi global terkini serta area prioritas Presidensi yakni dampak makro ekonomi dari perubahan iklim dan scarring effect.

Pada hari pertama, para delegasi mendiskusikan outlook terkini dan berbagai risiko ekonomi global yang terus meningkat. Terutama yang dipicu oleh perang di Ukraina, tekanan inflasi global yang tinggi dan persisten, serta dampak dari pengetatan kebijakan moneter di banyak negara.

Salah satu pandangan yang banyak mengemuka pada diskusi hari pertama adalah perlunya kewaspadaan dunia terhadap ancaman ketahanan pangan dan energi. Dimana ini berpotensi menghambat pemulihan ekonomi dan menekan kesejahteraan bagi berbagai negara.

Dalam kaitan ini, para anggota menyadari perlunya koordinasi global yang berkelanjutan guna mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Sementara itu pada hari kedua pertemuan, isu utama yang menjadi pokok bahasan adalah dampak perubahan iklim terhadap makro ekonomi dan upaya memitigasinya.

Kepala Pusat Regional dan Bilateral, Kementerian Keuangan, Nella Sri Hendriyetty, yang bertindak sebagai Co-chair Presidency mengatakan perlu adanya kerja sama antar pihak menghadapi tantangan ini.

“Perlunya aksi kolektif dari para negara anggota untuk memitigasi perubahan iklim dengan tetap memperhatikan kondisi spesifik masing-masing negara," kata dia mengutip keterangan resmi, Kamis (26/5/2022).

Isu kedua yang dibahas adalah luka dalam akibat pandemi Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai scarring effect. Dalam kesempatan tersebut, Presidensi Indonesia memaparkan temuan awal hasil survei mengenai exit strategy and scarring effect to support recovery, yang ditujukan bagi negara anggota G20.

Salah satu temuan yang disampaikan adalah adanya rencana negara-negara anggota untuk menghentikan secara bertahap dukungan kebijakan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, termasuk stimulus perpajakan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Faktor Pertimbangan

Beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk melaksanakan strategi tersebut antara lain adalah membaiknya situasi pandemi, pemulihan ekonomi, produktivitas yang mulai meningkat, adanya kenaikan pendapatan, dan perbaikan kondisi pasar tenaga kerja.

”di antara berbagai dampak pandemi, yang paling memprihatinkan adalah scarring effect pada aspekpendidikan dan kualitas sumber daya manusia," kata Anantha Nageswaran selaku co-chair dari India.

Informasi, pertemuan ini dilakukan dalam format hybrid dan dihadiri oleh seluruh anggota G20, negara undangan (invitees), serta organisasi internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Trade Organization (WTO), World Bank, dan Bank for International Settlement (BIS).

 

3 dari 3 halaman

Dibahas Lebih Lanjut

Hasil pertemuan 2nd FWG akan menjadi salah satu bahan masukan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ketiga (3rd FMCBG) yang akan diselenggarakan pada bulan Juli mendatang.

Ke depan, FWG akan terus melakukan monitoring terhadap situasi perekonomian global serta berbagai risikonya.

FWG juga akan mendorong diskusi dan sinergi antar negara anggota G20 untuk mengatasi berbagai tantangan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.Tindak Lanjut

 

Pembahasan dalam pertemuan 2nd FWG ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan FWG pertama yang diselenggarakan pada bulan Januari 2022 dan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral kedua (2nd FMCBG) yang dilaksanakan pada bulan April 2022 lalu.

Dalam Pertemuan FWG pertama sebelumnya, anggota G20 telah memberikan dukungan atas area prioritas yang diusung oleh PresidensiIndonesia, yakni (i) menjaga pemulihan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif; (ii) monitoring risiko ekonomi global jangka pendek dan menengah; serta (iii) monitoring risiko terkait iklim dan implikasinya terhadap kebijakan makro ekonomi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.