Sukses

Menko Airlangga Beberkan Keuntungan PLTS, Apa Saja?

Menko Airlangga Hartarto mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mampu menjadi andalan sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.

Liputan6.com, Jakarta Utilisasi sumber energi alternatif dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi laju impor BBM diakselerasi Pemerintah bersamaan dengan upaya penerapan prinsip Net Zero Emission.

Transisi energi, efisiensi energi, dan mendorong ekonomi hijau pun didorong salah satunya dengan mengakselerasi penggunaan energi surya. Hal ini dilakukan karena Indonesia memiliki potensi energi surya yang besar hingga 3.294 gigawatt.

Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mampu menjadi andalan sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus bisa menggerakkan ekonomi hijau.

Tidak hanya itu, PLTS juga dapat menciptakan kemampuan manufaktur baru sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja.

Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga secara virtual dalam acara Indonesia Solar Summit 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Institute for Essential Services Reform (IESR), Selasa (19/4/2022).

“Saat ini kapasitas terpasang energi surya baru mencapai 200,1 megawatt, sehingga ini merupakan salah satu alternatif yang terus didorong dan memberikan hasil positif terutama untuk mendiversifikasi energi,” ungkap Menko Airlangga.

Terkait penurunan emisi, Pemerintah mempunyai target penurunan emisi sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050.

Untuk itu, pemanfaatan EBT sebagai sumber energi ramah lingkungan pun terus ditingkatkan.

Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa kerja keras dan langkah strategis diperlukan untuk mencapai target-target tersebut.

Dibutuhkan dukungan, komitmen, dan kolaborasi dari para stakeholder, termasuk regulasi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga pembiayaan, pengembang, dan para pelaku industri.

“Saya tentunya berharap kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pemanfaatan energi surya berupa PLTS Atap, utamanya di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang, dan PLTS Hydro serta Hybrid sehingga mampu mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri baik investasi ditingkat hulu maupun di hilir,” pungkas Menko Airlangga

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terbesar di Indonesia, Kepri Bakal Punya PLTS Senilai Rp 71,8 Triliun

Beberapa perusahaan energi berskala dunia menandatangani nota kesepahaman untuk membangun proyek energi bersih di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

"Pemilihan Kepri sebagai tempat pembangunan energi terbarukan merupakan keputusan tepat, dikarenakan Kepri memiliki kurang lebih 2.000 pulau tak berpenghuni yang dapat digunakan untuk lahan pertanian dan energi terbarukan," kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo usai menyaksikan penandatanganan dua MoU di Singapura,dikutip dari Antara, Rabu (20/4/2022).

MoU pertama yaitu terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar dunia di Indonesia oleh Quantum Power Asia dan ib vogt bersama dengan Pemerintah Provinsi Kepri.

Dalam keterangan KBRI Singapura disebutkan, proyek pembangunan PLTS ini bernilai sebesar Rp71,8 triliun.

Dan MoU yang kedua yaitu antara Sunseap Group dan Pemerintah Kepri terkait pembangunan tenaga solar skala besar yang akan menyalurkan listrik ke Kepri dan Singapura.

Nota kesepahaman itu mencakup ketersediaan 3.000 hektare lahan untuk membangun pembangkit energi surya dan sistem penyimpanan energi.

 

 

3 dari 3 halaman

Dukungan Energi Bersih

Dubes Suryo Pratomo menyampaikan penandatangan kerja sama menunjukkan dukungan antara Indonesia dan Singapura dalam sektor energi bersih dan memastikan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Dubes menegaskan, negara-negara harus saling bekerja sama untuk mengurangi emisi gas.

Indonesia memberikan komitmen kontribusi pengurangan 29 persen emisi gas, namun dengan adanya kerja sama dengan berbagai pihak, diharapkan pengurangan dapat mencapai 41 persen.

KBRI Singapura, kata dia, siap memberikan dukungan yang dibutuhkan dalam upaya implementasi kerja sama.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Ansar Ahmad menyatakan bahwa dukungan terhadap proyek energi terbarukan di wilayah yang dipimpinnya sangat penting, karena kerja sama energi terbarukan dan energi bersih antara Indonesia dan Singapura merupakan mandat Presiden Joko Widodo.

"Semoga proyek ini dapat terimplementasi dengan cepat, tentunya Pemerintah Kepri bersama dengan KBRI Singapura akan terus memantau perkembangan proyek energi bersih antara Indonesia dan Singapura," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.