Sukses

Ekonomi Dunia Penuh Tantangan, Sri Mulyani Yakin Indonesia Terus Membaik

Global Supply Disruption yang berkepanjangan mendorong OECD dan IMF menurunkan proyeksi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memaparkan tantangan dunia dalam upaya pemulihan ekonomi secara global. Namun Sri Mulyanioptimistis meskipun ada tantangan, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut.

Hal tersebut, kata dia, didukung dengan semakin baiknya penanganan dan pengendalian Covid-19 di Indonesia pasca melonjaknya varian delta di Juni-Juli 2021.

“Meskipun dengan kondisi dunia yang mengalami tantangan, pemulihan ekonomi Indonesia juga terus berlanjut,” katanya dalam konferensi pers, KSSK, Rabu (27/10/2021).

Salah satu tantangan yang saat ini tengah mengancam pemulihan ekonomi global selain dari covid-19 yang masih banyak berusaha diatasi di berbagai negara. Yakni, adanya risiko global supply disruption yang berkepanjangan. Selain itu juga distribusi vaksin yang tak merata jadi tantangan lainnya.

“Global supply disruption ini menimbulkan harga dan harga energi akibat keterbatasan suplai memicu tekanan inflasi di sejumlah negara,” katanya.

Misalnya, kata dia, di Amerika Serikat mencatatkan tingkat inflasi sebesar 5,4 persen dalam empat bulan terakhir, dimana angka ini merupakan angka yang tinggi untuk ukuran ekonomi Amerika Serikat.

“di Uni Eropa juga terlihat tren yang sama dimana inflasi per September 2021 mencatat 3,4 persen,” katanya.

Permasalah Global Supply Disruption yang berkepanjangan ini mendorong OECD dan IMF menurunkan proyeksi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. OECD dari 58 persen, direvisi menjadi 5,7 persen. sementara IMF juga merevisi proyeksi ekonomi dunia dari 6 persen menjadi 5,9 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inflasi Terkendali

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa pulihnya ekonomi indonesia bisa dilihat dari beberapa indikator. Pada ranah ini, ia menyebutkan tingkat laju inflasi indonesia masih terkendali.

“Laju inflasi tetap terkendali di level 1,6 persen yoy, dari sisi eksternal surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut sampai September 2021 hingga mencapai USD 4,37 miliar untuk bulan September dan secara kumulatif Januari-September USD 25,07 miliar.

Lalu, ia menuturkan posisi cadangan devisa indonesia pada tingkat USD 146,86 miliar dan ini setara dengan 8,9 bulan impor barang dan jasa.

“Perkembangan yang sangat positif ini tak terlepas dari upaya penguasan dan sinergi dan koordinasi kebijakan antara pemerintah bersama dengan BI OJK dan LPS dalam rangka kita sama-sama menjaga terus stabilitas sistem keuangan dan mendorong serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Terkait indikator peningkatan ekonomi indonesia, Sri mulyani menyebut bahwa PMI Manufaktur Indonesia kembali masuk pada zona ekspansif ata berada di level 52,2. “kita juga lihat indikator mobilitas penduduk meningkat, indeks belanja masyarakat, penjualan kendaraan bermotor, semen, dan konsumsi listrik baik sektor industri bisnis yang menunjukkan ekspansi,” paparnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.