Sukses

BTN Kantongi Laba Bersih Rp 1,52 Triliun hingga Kuartal III 2021

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menuturkan kenaikan laba bersih ini ditopang pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF).

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau  BTN membukukan kenaikan laba bersih 35,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 1,52 triliun pada September 2021, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,12 triliun.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menuturkan kenaikan laba bersih ini ditopang pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF).

“Kami optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Bank BTN,” kata Haru di Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Dia mengatakan pertumbuhan kinerja BTN tersebut tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) yang mengeluarkan berbagai kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sehingga membuat industri perbankan dan sektor properti kembali menggeliat.

Per 30 September 2021, Bank BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun atau naik 6,03 persen yoy dibandingkan periode yang sama 2020 lalu sebesar Rp 254,91 triliun.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,74 persen yoy menjadi Rp 129,98 triliun.

Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86 persen.

Selain itu, KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11 persen yoy menjadi Rp 81,88 triliun per 30 September 2021.

Kredit konsumer dan kredit korporasi, di segmen non-perumahan, juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masing-masing sebesar 21,28 persen yoy menjadi Rp 5,79 triliun dan 89,77 persen yoy menjadi Rp 12,15 triliun per 30 September 2021.

Dilaporkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN secara keseluruhan juga berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional.

Data Bank Indonesia merekam pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21 persen per September 2021.

BTN juga mengungkapkan bahwa kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non-Performing Loan (NPL) gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94 persen dari 4,56 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Perseroan mencatatkan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) meski NPL berhasil ditekan, sebesar 1.410 bps yoy menjadi 125,46 persen pada akhir September tahun ini dari 111,36 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Lainnya

Pada kuartal ketiga tahun ini, BTN berhasil meningkatkan komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA).

Dari total DPK yang mengalami kenaikan 6,56 persen yoy menjadi Rp 291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah naik menjadi 41,53 persen dari 36,96 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pertumbuhan giro dan tabungan sebesar masing-masing 16,81 persen dan 24,55 persen yoy.

“Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan turun Cost of Fund sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98 persen menjadi 3.28 persen di September 2021," kata dia.

Kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut juga ikut mendongkrak Aset Bank BTN sebesar 3,10 persen menjadi Rp368,05 triliun per 30 September 2021.

“Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti,” ujar Haru.

Tumbuhnya sektor properti, Haru membeberkan, termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0 persen untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.

“Dari dana PEN yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp 35 triliun, Bank BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, kredit ke UMKM, kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total 93,44 triliun,” paparnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.