Sukses

Harga Emas Dekati Level Tertinggi di Tengah Prospek Tapering The Fed

Kenaikan harga emas terjadi setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mengecewakan pelaku pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melayang mendekati level puncak dalam dua setengah bulan pada perdagangan Senin. Kenaikan ini terjadi setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mengecewakan pelaku pasar.

Dengan data tenaga kerja yang tidak sesuai dengan prediksi ini maka mengisyaratkan bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan menahan langkah pengurangan stimulus yang telah dijalankan.

Dengan ekspektasi ini maka akan memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai dari inflasi dan kemudian akan mendorong kenaikan harga.

Mengutip CNBC, Selasa (7/9/2021), harga emas di pasar spot stabil di USD 1.826,65 per ounce, pada pukul 00. 48 GMT. Di sesi sebelumnya, harga emas sempat mencapai puncak sejak 16 Juni di level USD 1.833,80 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.828,60 per ounce.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pada Jumat angka nonfarm payrolls AS meningkat 235 ribu pekerjaan pada bulan lalu. Jumlah ini di bawah ekspektasi ekonom yang ada di angka 728 ribu.

Prediksi para analis dan ekonom meleset karena perekrutan tenaga kerja di sektor rekreasi dan perhotelan terhenti di tengah kebangkitan infeksi Covid-19.

Data tenaga kerja pada hari Jumat mendorong indeks dolar AS ke level terendah sejak 4 Agustus.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Fed

Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan pada bulan lalu jika angka tenaga kerja berjalan sesuai dengan estimasi maka bank sentral mulai mengurangi kebijakan moneter pembelian asetnya.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, yang disebabkan oleh sejumlah besar langkah-langkah stimulus.

Aktivitas bisnis zona euro tetap kuat bulan lalu, meskipun ada kekhawatiran tentang varian delta virus corona dan masalah rantai pasokan yang meluas.

Survei IHS Markit menunjukkan, ekonomi blok itu dapat kembali ke level sebelum Covid-19 pada akhir tahun.

Permintaan emas fisik di pusat-pusat utama Asia sebagian besar diredam pekan lalu karena rebound harga domestik membuat pembeli menjauh.

Sementara dealer di India menggantungkan harapan mereka pada musim festival yang akan datang untuk mendatangkan lebih banyak pelanggan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.