Sukses

Sri Mulyani Jabarkan kepada DPR Bukti Bahwa Ekonomi Indonesia Mulai Pulih

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa momentum pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi sedang terjadi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa momentum pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi sedang terjadi di Indonesia. Hal ini merujuk pada kasus Covid-19 yang disebut masih dalam tren melandai dan sejumlah indikator penguatan ekonomi.

Vaksinasi Covid-19 saat ini kembali diakselerasi setelah sebelumnya sedikit melambat pada Ramadan lalu. Suplai dari stok vaksin juga mulai menunjukkan kenaikan lagi.

Berdasarkan catatan per 30 Mei 2021, total dosis yang sudah diberikan di Indonesia sebanyak 26,89 juta. Total kasus 1.821.703 per 31 Mei 2021, dengan kasus harian rata-rata tujuh hari 5.797.

"Indikator ekonomi kita membaik, dari sisi indeks keyakinan masyarakat pada April 101,5, kita berharap Mei akan semakin kuat. Aktivitas masyarakat selama April dan Mei juga menunjukkan mobilitas tinggi seiring kemampuan kita menjaga covid tersebut," tutur Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR mengenai RAPBN 2022 pada Rabu (2/6/2021).

Indikator pemulihan lain yaitu penjualan mobil ritel tumbuh 227,6 persen yoy atau 2,5 (mom), dan belanja negara pada April tumbuh 15,9 persen yoy. Selain itu, konsumsi listrik industri dan bisnis pada April tumbuh 15,9 dan 20,3 persen yoy, PMI manufaktur di pada April 54,6, kembali mencatatkan rekor tertinggi sejak 2011, dan ekspor April tercatat tumbuh 51,9 persen yoy.

"Itu ringkasan dari indikator-indikator yang menggambarkan kondisi hingga akhir Mei, merupakan suatu tren yang positif dan ini merupakan suatu yang sangat baik," kata Sri Mulyani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonom: Tanda Perbaikan Ekonomi Sudah Ada Sejak Vaksinasi Diumumkan

Sebelumnya, Senior Ekonom INDEF, Aviliani, menyebut tanda-tanda perbaikan ekonomi sudah dimulai sejak pemerintah mengumumkan rencana vaksinasi massal. Tercermin dari pertumbuhan sektor ritel dan peningkatan produksi di dunia usaha menjelang bulan Ramadan.

"Pertumbuhan ritel baik ketika vaksin baru diumumkan dan dan dunia usaha meningkatkan produksinya karena ada Lebaran," kata Aviliani dalam Peluncuran Buku Kebijakan Makroprudensial di Indonesia, Jakarta, Jumat (28/5/2021).

Hal ini menunjukkan tingkat keprcayaan masyarakat sudah muncul. Dalam kondisi ini penting bagi pemerintah untuk tidak membuat kebijakan yang melahirkan sikap pesimistis dari masyarakat. Meskipun jumlah tabungan di bawah Rp 100 juta dan di atas Rp 5 miliar masih tinggi.

"Aspek kepercayaan masyarakat sudah muncul, maka pemerintah jangan buat kebijakan yang pesimis," kata dia.

Di sisi lain, dalam pembiayaan korporasi di perbankan, masih belum menunjukkan peningkatan. Dalam hal ini, dia mengingatkan sumber pembiayaan korporasi atau dunia usaha saat ini bukan hanya dari perbankan.

Melainkan bisa melalui pasar modal perusahaan fintech sebagai sumber pembiayaan baru. Apalagi tidak sedikit orang yang justru keluar dari perbankan untuk menanamkan modal di pasar obligasi.

"Sumber pembiayaan korporasi ini bukan hanya dari perbakan, tapi juga bisa dari pasar modal, obligasi atau perusahaan fintech," kata dia.

3 dari 3 halaman

Permintaan Produk

Selain itu, beberapa perusahaan, khususnya sektor komoditas, memiliki sejumlah dana yang baik. Sehingga mereka tidak membutuhkan pembiayaan. Hal ini tidak terlepas dari permintaan produk yang masih pesimis.

"Mereka ini enggak butuh (pembiayaan) karena masih baik dan pesimis akan bisnisnya ke depan," kata dia.

Untuk itu Aviliani menyarankan kepada pemerintah untuk mulai merubah gaya komunikasi kepada masyarakat terkait pandemi. Masyarakat harus bisa memahami dan terbiasa dengan virus corona agar aktivitas ekonomi tidak selalu menunggu virusnya hilang.

"Harus ada sosialisasi ke publik, ke depan kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Enggak bisa nunggu kapan baiknya, makanya harus selalu ada inisiatif," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.