Sukses

Investasi di Gojek, Telkomsel Disebut Bakal Untung Besar

Baru-baru ini Telkomsel kembali menggelontorkan investasi sebesar USD 300 juta ke Gojek.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Telkomsel kembali menggelontorkan investasi sebesar USD 300 juta ke Gojek. Investasi ini merupakan yang kedua. Pada akhir tahun lalu, Anak usaha PT Telkom Tbk, ini sudah menempatkan investasinya di PT Karya Anak Bangsa sebesar USD 150 juta. Lalu bagaimanakah sebenarnya dampak investasi Telkomsel di Gojek terhadap saham Telkom?

Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi CFA mengatakan, investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di Gojek sudah sangat tepat. Selain Telkomsel melakukan diversivikasi investasinya yang selama ini hanya di pembangunan konektivitas, maka dengan investasi di Gojek, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini telah masuk ke ekonomi digital.

Lanjut Kartika, jika Telkomsel tidak investasi di Gojek, maka pertumbuhan pendapatan perseroan dapat terukur, sebab pertumbuhan industri telekomunikasi baik itu di dunia maupun di internasional cenderung flat.

Menurut Kartika saat ini perusahaan yang mengalami pertumbuhan adalah perusahaan new economic yang berkecimpung di industri digital.

"Sehingga sangat tepat jika Telkomsel mulai masuk dan berinvestasi di perusahaan digital. Saya yakin sekali investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di Gojek akan memberikan hoki yang besar bagi Telkomsel. Jarvis hingga saat ini berniat untuk masuk ke Gojek dengan nilai Rp 500 miliar. Sampai saat ini tak ada orang yang mau jual saham Gojek ke kita, sehingga Telkomsel yang bisa menempatkan investasinya di Gojek sebesar US$ 450 juta itu merupakan keberuntungan," ungkap Kartika kepada wartawan, Selasa (11/5/2021).

Pengamat pasar modal ini berani untuk menempatkan dananya di Gojek lantaran melihat potensi pertumbuhan perusahaan ride hailing asal Indonesia. Apalagi nanti jika rencana merger Gojek dan Tokopedia terwujud. Maka valuasi dari perusahaan teknologi ini akan semakin kinclong.

Dari perhitungan valuasi Gojek dan Tokopedia yang saat ini dimiliki oleh Kartika, masing masing perusahaan memiliki valuasi USD 10 miliar. Jika Gojek dan Tokopedia berhasil merger dan listing di bursa, maka valuasinya bisa mencapai USD 40 miliar.

"Ini artinya Telkomsel sangat beruntung untuk masuk ke Gojek sebelum IPO. Jika valuasi IPO Gojek nanti double, maka keuntungan yang didapat dari investasi Telkomsel di Gojek akan double. Itu yang membuat Jarvis tertarik untuk beli investasinya Gojek sebelum IPO. Sebab kami memperkirakan akan naik 2 kali lipat," terang Kartika.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Keuntungan

Jika investasi Telkomsel USD 450 juta atau setara dengan Rp 6,3 triliun, maka dalam perhitungan Kartika, ketika Gojek IPO maka investasi yang ditanamkan di PT Karya Anak Bangsa akan tumbuh menjadi Rp 12,6 triliun.

"Jika dibandingkan laba Telkom tahun 2020 Rp 29,6 triliun, maka keuntungan bersih investasi Telkomsel di Gojek mencapai Rp 6,3 triliun. Maka itu setara dengan 21,3 persen dari keuntungan Telkom. Memang investasi di perusahaan digital akan tumbuh lebih besar dari perusahaan konvensional," kata Kartika.

Jika Telkomsel mendapatkan keuntungan, maka ujung-ujungnya pemegang saham Telkom yang akan diuntungkan, termasuk negara yang memiliki saham Telkom. Kartika mengungkapkan harga saham Telkom saat ini belum merefleksikan investasinya di Gojek. Jika sudah merefleksikan investasinya di Gojek, maka harga saham Telkom bisa 2 kali.

"Saya optimis harga saham Telkom setelah Gojek IPO kelak akan dua kali dari harga sekarang. Harga saham Telkom akan terus tumbuh ketika Telkom dan Telkomsel terus investasi di perusahaan digital," pungkas Kartika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.