Sukses

Meski Untung Segunung, Faktanya Google, Facebook dan Amazon Tidak Pernah Bagikan Dividen

Google, Facebook dan Amazon adalah tiga perusahaan teknologi paling diuntungkan selama pandemi setahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta Melihat pertumbuhannya yang signifikan, banyak investor mungkin tergiur untuk menghitung berapa banyak dividen yang akan didapatkan jika bisa berinvestasi di raksasa teknologi global.
 
Tapi kenyataannya, tiga dari mereka, Google, Facebook dan Amazon justru belum pernah, bahkan diprediksi belum akan membagikan dividen dalam beberapa tahun mendatang.
 
Dikutip dari Forbes, Jumat (23/4/2021) ketiga raksasa global tersebut memiliki nilai kas perusahaan yang jika diakumulasikan mencapai USD 290 miliar pada akhir tahun 2020. Meski begitu, perusahaan-perusahaan tersebut tidak mempertimbangkan untuk menerbitkan dividen.
 
Dalam laporan tahunan terbarunya, Facebook secara eksplisit menuliskan, "kami tidak berharap untuk mengumumkan atau membayar dividen tunai di masa mendatang," kata perusahaan.
 
Dalam keterangannya itu, Facebook akan terus menahan pendapatannya untuk membiayai bisnis mereka.
 
Begitupun dengan induk Google, Alphabet yang mengatakan akan terus menggunakan modal "untuk berinvestasi demi pertumbuhan bisnis jangka panjang."
 
Dryden Pence, kepala investasi di Pence Wealth Management of Newport Beach, California, mengatakan ketiga perusahaan teknologi tersebut masih dalam "fase pertumbuhan hiper".
 
Tidak heran jika Amazon fokus untuk membiayai pertumbuhan layanan pengiriman satu hari Amazon, atau upaya Google untuk memperluas jejak pusat datanya.
 
Pence menambahkan bahwa meskipun memperkenalkan dividen akan menarik investor yang mencari imbal hasil, perusahaan teknologi ini mempunyai cara pandang berbeda.
 
"Bukanlah penggunaan terbaik dari uang mereka pada saat ini dalam siklus pertumbuhan mereka," sebut Pence. 
 
Sejalan dengan Pence, kepala investasi di The Bahnsen Group, perusahaan manajemen aset yang berbasis di California, David Bahnsen, menyebut ketiga perusahaan tadi mungkin baru akan membayar dividen beberapa tahun mendatang. Terutama setelah pertumbuhan mulai melemah dan sadar bahwa pemegang saham harus dimonetasi.
 
Sementara di posisi yang berbeda, raksasa teknologi Apple sudah aktif membagikan dividen kepada pemegang sahamnya sejak 1987 hingga 1995, sekalipun saat itu perusahaan masih seret keuangan. Kemudian kembali membagikannya pada tahun 2012 saat pertumbuhan bisnisnya stagnan.
 
Raksasa teknologi lain mulai membayar dividen baru-baru ini. Microsoft mulai membayar pada Januari 2003, Cisco sejak Maret 2011 dan Intel baru mulai September lalu.
 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Setahun Terakhir

Dalam laporan tahunannya, Facebook mencatatkan pendapatan hampir menyentuh USD 86 miliar sepanjang tahun lalu. Naik 22 persen jika dibanding tahun 2019. Begitupun dengan laba bersihnya yang juga naik signifikan 58 persen, dari USD 18,4 miliar menjadi USD 29 miliar.
 
Kenaikan ini didorong oleh adanya kenaikan pada jumlah pengguna aktif Facebook bulanan dan harian. Yang masing-masing naik 12 dan 11 persen saat musim pandemi 2020 kemarin.
 
Begitupun dengan Alphabet, yang melaporkan pendapatan tahunan meningkat sepanjang tahun lalu. Naik hampir 13 persen, dari USD 161,8 miliar menjadi USD 182,5 miliar di tahun 2020.
 
Sebagian besar pendapatan tersebut disumbangkan oleh kenaikan pendapatan dari lini bisnis Google Service. Terutama dari pendapatan iklan di layanan seperti Youtube dan mesin pencariannya Google. Di samping itu, layanan komputasi awannya juga tumbuh signifikan, sumbangan pendapatannya naik hampir 50 persen.
 
Amazon yang menjalankan jaringan e-commerce dan komputasi awan juga meraup untung besar. Sepanjang tahun lalu, nilai penjualan Amazon naik 38 persen, dari USD 280,5 miliar tahun 2019 menjadi USD 386,1 miliar tahun lalu.
 
Kenaikan pada nilai penjualan tersebut juga mendongkrak laba bersih yang didapat perusahaan. Total laba bersihnya naik 83 persen tahun lalu, dari USD 11,6 miliar tahun 2019 menjadi USD 21,3 miliar tahun lalu.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.