Sukses

Rupiah Masih Terpuruk, Melemah ke 14.625 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Pelemahan rupiah menyusul pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang cenderung longgar atau dovish.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/4/2021), rupiah dibuka di angka 14.617 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.602 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.625 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.610 per dolar AS hingga 14.625 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 4,09 persen.

"Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell semalam menegaskan bahwa sangat tidak mungkin menaikkan suku bunga sebelum tahun 2022 dan pembelian obligasi bulanan masih akan tetap stabil sampai ekonomi mencapai tujuannya," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya dikutip dari Antara, Kamis (15/4/2021).

Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 1,63 persen setelah Powell mengatakan bank sentral AS tersebut akan mengurangi pembelian obligasi sebelum menaikkan suku bunga.

Indeks dolar berada di level 91,67, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,69.

Selanjutnya pada hari ini investor akan menantikan sejumlah data ekonomi penting dari AS seperti core retail sales, retail sales, Philadelphia Fed Manufacturing Index, unemployment claims serta Empire State Manufacturing Index yang dirilis bersamaan pukul 19.30 WIB dan data Industrial Production AS pukul 20.15 WIB.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.590 per dolar AS hingga Rp14.635 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Pada Rabu (14/4) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.605 per dolar AS. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Prediksi Rupiah Bakal Terus Menguat

Bank Indonesia (BI) mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah pada 18 November 2020 menguat sebesar 3,94 persen point to point dibandingkan dengan level akhir Oktober 2020.

"Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen point to point atau 0,67 persen secara rata-rata dibandingkan dengan tingkat September 2020," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, selain karena peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, seeta persepsi positif terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Dengan perkembangan ini, Perry mencatat, rupiah sampai dengan 18 November 2020 terdepresiasi sekitar 1,33 persen secara year to date jika dibandingkan akhir 2019 lalu.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring dengan levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry

"Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko di Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar," tandasnya.  

3 dari 3 halaman

Rupiah Diprediksi Ada di Kisaran 13.250-13.750 per Dolar AS pada 2021

Ekonom sekaligus Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan cenderung menguat pada tahun 2021. Bahkan, Rupiah diyakini mampu kembali mendekati nilai fundamentalnya dikisaran Rp13.250 -Rp13.750 per USD.

"Kita perkirakan pada 2021 Rupiah akan punya potensi untuk lebih menguat. Rupiah yang saat ini sudah mulai bertahan menguat berpotensi kembali mendekati nilai fundamentalnya dikisaran Rp13.250-Rp13.750 per USD," ujar Piter dalam webinar bertajuk "CORE ECONOMIC OUTLOOK 2021," Rabu (18/11).

Piter mengatakan, penguatan nilai tukar Rupiah dipicu oleh membaiknya kinerja perdagangan Indonesia yang mengalami surplus hingga mencapai USD 13,5 miliar per September 2020. Dan diprediksi tren positif ini terus berlangsung hingga akhir tahun.

"Kita yakini neraca perdagangan yang sudah surplus ini terus melanjutkan kinerja baiknya hingga akhir tahun. Sehingga mendorong Rupiah untuk menguat," paparnya.

Selain itu, kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 diyakini akan berdampak baik bagi ekonomi Indonesia. Salah satunya peningkatan realisasi Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari AS ke Tanah Air.

"Peralihan kekuasaan dari Trump ke Biden jika berjalan lancar diyakini akan meningkat dan mendorong lahirnya investasi. Sehingga menciptakan emarging market (pasar yabg berkembang cepat) termasuk ke Indonesia," jelas dia.

Maka dari itu, Piter menyebut tak berlebihan jika nilai tukar Rupiah akan menguat tajam pada tahun depan. "Karena kita tahu neraca perdagangan surplus kemudian capital inflow itu akan mensupport supply dollar AS, jadi rupiah kita perkiraan 2021 akan punya potensi untuk lebih menguat," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.