Sukses

Generasi Muda Jadi Pendorong Utama Pertumbuhan Startup di Indonesia

Perusahaan rintisan (startup) jebolan anak bangsa terus menjamur sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan rintisan (startup) jebolan anak bangsa terus menjamur sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Ribuan perusahaan terbentuk oleh anak-anak muda setiap tahunnya, dan tak sedikit yang berambisi untuk merambah hingga ke pasar internasional dan sebagian terbukti bisa menjangkaunya.

Berdasarkan laporan Mapping & Database Startup Indonesia 2018 yang dirilis oleh Indonesia Digital Creative Industry Society, hampir 70 persen startup tersebut dibangun oleh para founder atau perintis anak muda berusia 25-38 tahun. Hal itu membuktikan talenta muda Indonesia di bidang teknologi tidak kalah dibandingkan negara lain.

Perusahaan berbasis teknologi yang dirintis oleh talenta muda diantaranya adalah Ultra Voucher, aggregator voucher digital terbesar di Indonesia yang bisnisnya terinspirasi untuk memenuhi gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar menggunakan promosi, diskon, dan juga kemudahan penggunaan voucher dalam gaya hidup sehari-hari.

Co-Founder dan COO PT Trimegah Karya Pratama atau Ultra Voucher, Riky Boy Permata mengatakan bisnis Ultra Voucher datang dari ide tentang bagaimana membuat berbelanja dengan voucher menjadi lebih mudah, lebih sederhana dan membantu konsumen agar tidak perlu membawa voucher fisik yang mudah robek, tertinggal, hilang ataupun lupa digunakan sampai lewat masa kadaluwarsa.

"Dengan pemanfaatan teknologi, akhirnya lahirlah voucher digital bernama Ultra Voucher, di mana dalam satu platform orang bisa mencari berbagai macam voucher. Itulah mengapa Ultra Voucher disebut sebagai one platform, one voucher for all," kata Riky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (7/4/2021).

Selain memberikan kemudahan bagi konsumen, Ultra Voucher bisa disebut juga menjadi technology enabler bagi para partnernya dengan 3 faktor utama yang dimiliki, yaitu voucher issuance, voucher distribution dan voucher redeemtion. Ketiga pilar ini lah yang dimiiliki oleh Ultra Voucher secara teknologi dan diberikan kepada para partner. "Ketika kerjasama dengan kita, kita berikan teknologi dan value for them as well," lanjut Riky.

Tidak hanya Ultra Voucher, pesatnya perkembangan teknologi digital di Indonesia juga turut membuat Pendiri Bukalapak Ahmad Zaky berambisi mendorong perusahaan-perusahaan rintisan dalam negeri untuk bertumbuh menjadi pemain-pemain kaliber di tingkat regional.

Melalui perusahaan investasi yang dibangun Zaky, yakni Init 6, telah meneliti sekitar 3.000 startup dalam negeri yang digawangi oleh talenta-talenta muda dan unggul Indonesia. Dari 3.000 perusahaan rintisan tersebut, Init 6 telah menyalurkan investasi ke sepuluh startup.

"Kami yakin potensi anak-anak muda, talenta-talenta digital di Indonesia harusnya mampu menciptakan perusahaan-perusahaan unicorn yang jauh lebih banyak daripada yang generasi saya bisa ciptakan," kata Zaky.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemain Skala Global

Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara terbesar keempat di dunia, sudah seharusnya terjun menjadi pemain di skala global dan bukan lagi sekedar menjadi pasar bagi produk-produk dari negara-negara lainnya.

Terbukti Init 6 baru saja menyuntikkan dana sekitar USD 5 juta kepada IDCloudHost, sebuah perusahaan rintisan penyedia layanan infrastruktur cloud dari Bandung, untuk membantu perusahaan tersebut agar bisa bertumbuh dan memperluas layanannya ke pasar regional di Asia.

"Analisa kami, pasar small medium enterprise atau usaha kecil menengah (UKM) yang menjadi sasaran IDCloludHost merupakan pasar yang cocok untuk negara-negara berkembang karena tidak banyak dilirik oleh para kompetitor, yang lebih banyak bermain di segmen perusahaan skala besar. Sehingga akan menjadi jauh lebih masif adopsi [cloud]-nya. Kalau sekarang banyak dikatakan cloud computing, secara public sudah melampaui on prime, tetapi di Indonesia itu masih jauh, kebanyakan masih on prime," ucap Zaky.

Hal senada juga disampaikan oleh Ultra Voucher yang turut menyasar UKM menjadi bagian dari merchants Ultra Voucher. Riky menjelaskan UKM yang bekerja sama dengan Ultra Voucher secara tidak langsung mendapatkan media pemasaran melalui voucher diskon yang disediakan di 4 kanal distribusi.

Pertama adalah kanal direct to retail yang bisa diakses langsung melalui aplikasi. Kedua, kanal distribusi e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, di mana Ultra Voucher menyediakan sistem backend dan inventorinya. Ketiga, kanal B2B yang biasa digunakan untuk program loyalty perusahaan. Keempat yaitu kanal reseller, di mana Ultra Voucher membuka partnership dengan berbagai macam perusahaan dan model bisnis, seperti MLM dan PPOB (payment point online bank).

"Ini dapat mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan traffic pembelian bagi pelaku UKM. Kerja sama melalui akuisisi merchant juga bersifat saling menguntungkan baik bagi konsumen maupun bagi merchant tersebut, Dengan demikian banyak brand yang tidak ragu untuk menjalin kerja sama dengan Ultra Voucher," tutupnya.

Hingga saat ini Ultra Voucher telah bermitra dengan 300 brand ternama dan lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia. Ultra Voucher juga memiliki rencana jangka panjang untuk melakukan ekspansi, tidak hanya ke dalam, juga ke luar negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.