Sukses

Jokowi: Kolam Regulasi Nipa-Nipa Akan Kurangi Risiko Banjir Kota Makassar

Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki fungsi utama pengaturan air terutama untuk pengendalian banjir dan genangan di Kota Makassar.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang berada di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis, 18 Maret 2021.

Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) tersebut dibangun untuk mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan Sungai Tallo bagian hilir.

Jokowi menyampaikan, Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki fungsi utama pengaturan air terutama untuk pengendalian banjir dan genangan di Kota Makassar.

Kolam Regulasi Nipa-Nipa diharapkan mampu mengurangi luas genangan banjir di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Maros hingga 45 persen, dari 1.955 ha menjadi 1.075 ha.

"Jadi sangat berfungsi sekali meskipun masih ada nanti kolam regulasi lain yang harus dibangun di DAS Tallo sehingga Kota Makassar kita harapkan bebas dari genangan dan banjir, bebas dari air yang biasanya meluap dari DAS Tallo karena sekarang sudah diatur dan dikendalikan oleh Kolam Regulasi Nipa-Nipa," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/3/2021).

Perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metod Pengendalian Banjir

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko, memaparkan metode pengendalian banjir wilayah hilir dilakukan dengan cara mengatur aliran Sungai Tallo.

Kolam Regulasi Nipa-Nipa akan menyimpan air untuk sementara waktu selama terjadi puncak banjir melalui pelimpah (spillway) dan mengalirkannya kembali ke hilir Sungai Tallo melalui pintu pengatur (metode gravitasi) dan pompa.

"Untuk meningkatkan kapasitas tampung Sungai Tallo juga akan dilakukan Normalisasi Sungai dan Tanggul sepanjang 3 kilometer pada tahun 2022," jelas Jarot.

Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki luas 83,93 ha dengan kapasitas tampung sebesar 2,74 juta m3, diharapkan mampu mereduksi banjir sebesar 153 m3 per detik atau lebih rendah 32 persen dari debit banjir semula yang mencapai 482 m3 per detik. Sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko banjir pada 6 Kecamatan, yakni Patalassang, Moncongloe, Manggala, Panakukang, Tallo, dan Tamanlanrea.

Kolam Regulasi Nipa-Nipa dibangun sejak 2015-2019 dibawah tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jenebarang, dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Rezeki-Nur Ali Mandiri lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO).

Biaya pembangunannya bersumber dari APBN sebesar Rp 321 miliar digunakan untuk membangun kawasan Kolam Regulasi Nipa-Nipa seluas 84 ha dan sarana prasarana pelengkapnya seperti tampungan air, bangunan pelimpah (spillway),stasiun pompa, sluiceway, tanggul keliling, jembatan syphon, hingga area taman untuk rekreasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.