Sukses

Data BPS Diminta Jadi Patokan Sebelum Memutuskan Impor Beras

Harus dilakukan transparansi dalam berbagai pengambilan keputusan berkaitan soal perdagangan produk pangan pokok.

Liputan6.com, Jakarta BPS merilis data potensi produksi beras pada Januari sampai April 2021 sekitar 14 juta ton, atau naik 26 persen dibandingkan 2020. Lembaga ini juga menyebutkan jika potensi surplus beras pada bulan januari-April sekitar 4,8 juta ton.

Artinya, menurut Rektor IPB Arif Satria, jika berdasarkan indikator seperti produksi, konsumsi, apalagi melihat harga di lapangan cenderung menurun maka tidak ada alasan untuk Indonesia mengimpor beras.

Arif menyebut kecukupan stok beras yang disebutkan BPS mengacu pada data. Ini yang memperkuat tidak ada alasan impor.

“Saya kira tadi sudah jelas bahwa diprediksi stok cukup dan panen raya ini bisa memberikan surplus nah yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu untuk melakukan penyerapan gabah dari petani. Saya kira ini langkah yang harus dilakukan dan sinergi antara Kementan, Bulog dan Kemendag dan berbagai instansi,” ujar dia di sela-sela rakor produksi beras di Bogor, Minggu (8/3/2021).

Menurut Arif harus dilakukan transparansi dalam berbagai pengambilan keputusan berkaitan soal perdagangan produk pangan pokok.

Hal ini penting karena begitu impor maka dampaknya akan serius terhadap harga dan akan berpengaruh ke petani.

“Menurut saya kita harus menghargai petani yang sudah susah paya berjerih payah dan bekerja keras memberikan kepada kita suplai pangan. Saya berharap berdasarkan data-data BPS itu memang sudah cukup stok kita," dia menambahkan.

 

Hal yang menurutnya penting didorong adalah meningkatkan serapan gabah dari para petani. Itu harus dilakukan dengan masif sehingga stok pangan di lapangan benar-benar cukup.

BPS mengatakan terjadi surplus beras 4,8 juta ton, dimana stok itu adanya itulah persoalan yang harus dipecahkan. Sebagian ada di bulog, di penggilingan, di masyarakat, hingga di horeka.

“Saya kira soal data ini sekali lagi menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dipegang dan kita punya agenda untuk terus meningkatkan kesempurnaan akurasi data ini sehingga instansi yang ada di negara ini mengacu pada satu data oleh karena itu kalo ada isu-isu berkaitan dengan impor terus terang saya juga ingin menanyakan kira-kira dasarnya apa, kalo dasar dari BPS yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan data sudah jelas tentang tidak perlunya impor,” pungkas Arif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini