Sukses

Pemulihan Ekonomi RI Dinilai Lebih Cepat Dibanding Malaysia dan Singapura

Pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 dinilai akan lebih cepat dibandingkan beberapa negara tetangga

Liputan6.com, Jakarta - Pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 dinilai akan lebih cepat dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei McKinsey.

"McKinsey pun melakukan survei yang memperlihatkan Indonesia akan mengalami pemulihan ekonomi yang jauh lebih cepat dibandingkan pemulihan ekonomi di negara tetangga khususnya Thailand, Malaysia dan Singapura," ujar Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir, Jakarta, Selasa (26/1).

Meski Indonesia selangkah di depan, negara yang akan lebih dahulu pulih nantinya adalah Vietnam. Sebab, negara tersebut memiliki jumlah kasus positif Covid-19 yang jauh lebih rendah. "Vietnam diekspektasikan bisa lebih cepat recoverynya dibanding Indonesia, karena jumlah kasus positif Covid lebih rendah. Sehingga dampak kontraksi ekonomi lebih rendah dibanding Indonesia," papar Silvano.

Sementara itu, pemulihan ekonomi di Singapura dan Malaysia lebih lambat akibat ketergantungan negara tersebut terhadap perdagangan luar negeri. Indonesia sendiri, sebagian besar menggantungkan ekonominya terhadap konsumsi dalam negeri.

"Berbeda dengan Singapura, Malaysia yang bergantung pada perdagangan luar negeri, perekonomian kita dominan bertumbuh pada domestik, konsumsi sehingga diyakini Indonesia lebih cepat untuk recovery," katanya.

Prediksi Ekonomi RI

Beberapa lembaga dunia seperti IMF dan World Bank memprediksi pergerakan ekonomi Indonesia 2021 akan positif. Adapun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menurut lembaga tersebut adalah 5 persen.

"Kita lihat beberapa lembaga seperti IMF dan World Bank optimis pergerakan ekonomi Indonesia di 2021 akan positif setelah di tahun yang lalu mengalami kontraksi. Tetapi memang belum bisa mencapai level pertumbuhan pre Covid-19 Perkiraan pertumbuhan 2021 kisaran sampai 5 persen. Menurut saya ini level yang cukup baik untuk menjadi awal dari recovery," tandas Silvano.

 

 

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi RI di 2020 Lebih Baik dari Negara G20 dan ASEAN

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu, menyebut pertumbuhan ekonomi pada 2020 masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sebab, pemerintah sendiri sudah menunjukan langkah-langkah luar biasa dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

"Performance perekonomian di 2020, walau angka belum keluar, tapi kalau dibandingkan dengan menghadapi tantangan yang sama besarnya, kita lihat perekonomian Indonesia relatif akan cukup moderat dibandingkan kontraksi yang terjadi di hampir seluruh negara," jelas dia dalam diskusi Akselerasi Pemulihan Ekonomi, secara virtual, Selasa (26/1).

Dia menyadari 2020 sangat dirasakan bagaimana tantangan yang dihadapi oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Namun jika dibandingkan negara-negara G20 Indonesia masih menjadi negara besar dengan PDB peringkat 16.

Sementara jika bandingkan negara tetangga, sesama ASEAN dari sisi kontraksi, perekonomian domestik juga tampaknya masih cukup elastis. Di mana kontraksi yang terjadi di Indonesia diperkirakan itu berkisar -2,2 persen sampai -1,7 persen.

"Kalau bandingkan negara lain, besar, seperti G20 dan ASEAN, kita relatif cukup baik. mungkin cuma Tiongkok, Vietnam yang positif," jelas dia.

Dia mengatakan, kontrakasi yang dialami di Indonesia sangat moderat. Dan dalam konteks tersebut, pemerintah sudah melakukan respon secara fiskal.

"Spesifik di sini kita tunjukkan angka realisasi sementar -6,1 persen dari PDB. Sementara banyak negara G20 dan ASEAN itu defisitnya sangat dalam sekali bahkan double digit. Performance dibandingkan ekonomi kita, kita relatif cukup ressileint dengan banyak negara," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.