Sukses

Pemulihan Ekonomi Mulai Terlihat di Indonesia, Ini Tanda-tandanya

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemulihan ekonomi mulai terlihat di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemulihan ekonomi mulai terlihat di Indonesia. Hal tersebut dengan melihat perbaikan sejumlah indikator perekonomian.

"Bahwa pemulihan ekonomi ini didorong oleh keyakinan konsumen kita melihat bahwa keyakinan konsumen sudah membaik di level 96,5 di Desember tentu diharapkan ini bisa ke angka 100 persen," ujarnya, Jakarta, Selasa (26/1).

Airlangga berharap indeks keyakinan konsumen mampu menuju angka 100 yang mencerminkan kontribusi yang lebih optimis lagi. Sebab, seperti diketahui 57 persen perekonomian Indonesia berbasis konsumsi.

"Terkait Purchasing Managers Index (PMI) saat ini, sudah 51,3. Impor barang baku dan modal meningkat meski impor barang modal merefleksikan investasi," jelasnya.

Kemudian, pemulihan ekonomi juga terlihat dari penyaluran kredit usaha rakyat telah meningkat dan di 2020 mencapai target 100 persen yakni Rp190 triliun.

"Dan kalau kita lihat sektor super mikro, itu penggunaan financial technology juga angka baik Rp140 triliun. Fintech adalah proxy untuk kegiatan UKM karena fintech ini tingkat daripada jangka waktunya relatif lebih singkat atau kurang dari1 tahun bahkan 6 bulan. Tentu ini refleksikan kegiatan denyut perekonomian di level mikro," papar Airlangga.

Kondisi lain, kata Airlangga, ketahanan sektor eksternal masih terjaga dengan baik di mana surplus neraca perdagangan USD 21,7 miliar. Angka ini sebuah angka yang menunjukkan positif bahwa ekspor masih bergerak dan didukung beebrapa prouk manufaktur yakni CPO dan turunan.

"Ada produk mineral yakni batubara kemudian logam, elektronik dan perhiasan. Ini beberapa sektor yang menopang pemulihan ekonomi nasional dan di dalamnya ada terkait perhiasan dan industri kertas," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

7 Jurus Bank Indonesia Jaga Tren Pemulihan Ekonomi Nasional

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pemulihan perekonomian global diperkirakan berlanjut. Dalam waktu bersamaan, pertumbuhan ekonomi domestik juga diperkirakan meningkat secara bertahap pada 2021.

"BI juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan tertulis mengenai Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) Januari 2021, seperti dikutip pada Selasa (26/1/2021).

Sinergi kebijakan dilakukan melalui pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Di samping kebijakan tersebut, BI menempuh pula langkah-langkah lain. Pertama, melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.

Kedua, melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif. Ketiga, melanjutkan percepatan pendalaman pasar keuangan melalui penguatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) sebagai acuan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS guna meningkatkan kredibilitas pasar valas domestik dan mendukung stabilitas nilai tukar di Indonesia.

Keempat, memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Kelima, mendorong transparansi suku bunga kredit perbankan dalam rangka mempercepat transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial.

3 dari 4 halaman

Jurus Selanjutnya

Keenam, memperkuat koordinasi pengawasan perbankan secara terpadu antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam rangka mendukung stabilitas sistem keuangan.

Ketujuh, memperkuat peran kebijakan sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah dalam mendorong pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Dalam hal ini termasuk melalui penerapan strategi pencapaian 12 juta merchant QRIS secara terintegratif dan kolaboratif.

Selain itu juga implementasi reformasi regulasi sistem pembayaran sesuai PBI No.22/23/PBI/2020 melalui restrukturisasi industri, reklasifikasi perizinan, kepemilikan, inovasi teknologi, data dan informasi, serta penguatan pengawasan termasuk manajemen risiko siber.

Ke depan, BI terus mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan memelihara stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendukung stabilitas sistem keuangan. Koordinasi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

"Fokus koordinasi kebijakan diarahkan pada mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit atau pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," tulis pihak BI. 

4 dari 4 halaman

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.