Sukses

Pasar Saham Indonesia Masih Pikat Investor Asing, Ini Alasannya

Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma menuturkan, pemulihan ekonomi yang terjadi akan membuat sentimen positif pada pasar saham

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham di Indonesia diprediksi mampu menarik minat investor asing pada 2021 karena pemulihan ekonomi global dan domestik akan terjadi.

Hal itu disampaikan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Kamis (14/1/2021). Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma menuturkan, pemulihan ekonomi yang terjadi akan membuat sentimen positif pada pasar saham Tanah Air, salah satunya tingkat GDP per kapita masih rendah.

"Kalau di lihat jangka menengah 3 sampai 5 tahun, saya lihat Indonesia prospeknya jauh lebih baik dari Korea, Amerika Serikat dan Taiwan. Kenapa, karena pertumbuhan populasi kita bagus, tingkat GDP per kapita kita juga masih rendah," kata Samuel.

Selain itu, Samuel menegaskan, sentimen positif juga harus datang dari kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, sehingga prospek saham akan kian membaik dan berkembang di Indonesia.

"Saya rasa dengan kebijakan pemerintah yag tepat dan politik yang mendukung, prospek jangka menengah jauh lebih besar. Itu yang akan dilihat investor," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham di Indonesia Dinilai Relatif Murah

Meski demikian, fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga secara global. Investor biasanya melihat perkembangan 12 hingga 18 bulan ke depan, terlebih harga yang diberikan saat ini juga lebih murah.

"Saya rasa minat investor bukan hanya di Indonesia, dampak pelemahan ekonomi dari covid juga cenderung bersifat temporer. Biasanya mereka lihat 12-18 bulan ke depan, kalau prediksi ada recovery meraka akan melakukan investasi, terlebih harga saat ini masih cenderung murah," ujar dia.

Samuel juga menjelaskan harga saham di Indonesia relatif lebih murah di bandingkan beberapa negara lain di dunia. "Kita cuma lebih mahal dari Malaysia, China, Korea," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.