Sukses

Kopi Indonesia Masuk Termahal di Dunia, Ini Sebabnya

Tidak sedikit orang mempertanyakan alasan kopi nusantara dibandrol harga tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit orang mempertanyakan alasan kopi nusantara dibandrol harga tinggi. Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Syafrudin mengatakan harga tinggi pada penjualan kopi sangrai sebagai bentuk apresiasi kepada petani kopi.

"Kopi Indonesia mahal dibandingkan kopi lain karena terkandung nilai kerja dari petani kopi," kata Syafrudin dalam acara Dialog Kopi: Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi, Jakarta, Sabtu, (21/11/2020).

Dia menilai, kopi nusantara yang dijual tidak begitu mahal sebab ada proses panjang dari biji kopi sebelum tersaji dalam secangkir kopi. "Tidak begitu mahal, ini sebagai dukungan terhadap petani kopi dan menghargai proses panjang dari kopi itu sendiri," sambung Syafrudin.

Menurut Syafrudin, dengan membayar kopi dengan harga sedikit lebih tinggi, ini bermakna memberi dukungan bagi para petani kopi. Sebab, kopi terbaik yang dihasilkan petani sebanding dengan proses panjang yang dilaluinya.

Semisal lokasi perkebunan kopi yang sulit diakses karena berada diketinggian. Proses pengolahan kopi yang panjang setelah dipetik dari pohonnya.

"Bagi kita itu sebagai pengorbanan yang mereka sumbangkan presentasikan dan persembahkan kepada kita," kata dia.

Selain itu, kopi nusantara juga memiliki cita rasa unik dibandingkan dengan kopi dari luar negeri. Rasa unik ini sepadan dengan harga yang dijual.

"Faktor mahal akan dikalahkan dengan rasa keragaman kopi dari ragam pulau, proses rasa yang bisa diciptakan dari prosesnya tersebut," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kedai Kopi Menjamur, Ekspor Kopi Indonesia Turun

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P Joewono mengatakan Indonesia merupakan negara eksportir kopi ke berbagai negara dunia. Namun beberapa tahun terakhir ekspor kopi Indonesia ke luar negeri mengalami penurunan.

Alasannya tingkat konsumsi kopi di dalam negeri meningkat. Ini sejalan dengan menjamurnya kedai kopi yang dikelola di tanah air.

"Konsumen kopi dalam negeri ini tinggi karena banyak kafe kopi yang trennya memakai kopi nusantara," kata Doni dalam acara Dialog Kopi: Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi, Jakarta, Sabtu, (21/11/2020).

Menjamurnya bisnis kopi modern ini memang menghasilkan pertumbuhan ekonomi kreatif. Kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup di masyarakat.

Hanya saja eskpor kopi menurun karena habis memenuhi kebutuhan domestik. Sedangkan untuk kebutuhan ekspor, Indonesia hanya mampu menjual 4 persen dari kebutuhan kopi secara global.

"Kita lihat ekspor kopi kita turun, kita hanya penuhi 4 persen dari kebutuhan kopi dunia," kata dia.

Padahal, lanjut Doni, Indonesia merupakan negara ke-4 pengekspor kopi ke pasar global. Selain itu, kopi nusantara juga memiliki rasa yang unik dari kopi dari negara lain.

Doni mengatakan Indonesia harus bisa menjawab tantangan ini dengan meningkatkan produksi kopi nusantara. Diharapkan produksi kopi Indonesia harus bisa setara dengan Brazil dan Vietnam.

"Produksi kopi kita tidak secepat Brazil dan Vietnam," kata dia.

Untuk itu peningkatan lahan perkebunan kopi itu sangat diperlukan. "Ini harus didorong karena kita ini masalah lahan, ini tantangan kita," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.