Sukses

Menang Taruhan Usai Pasang Joe Biden, Miliarder Bagikan Lagi Hadiah Lewat Twitter

Pilpres AS dimenangkan Joe Biden dan pasangannya Kamala Haris.

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) kerap menjadi ajang taruhan. Tak luput pada pemilu tahun ini, yang menjadi pertarungan antara Donald Trump dan Joe Biden.

Di mana kemudian Pilpres AS dimenangkan Joe Biden dan pasangannya Kamala Haris. Hal ini pun membawa keberuntungan kepada investor Miliader Mike Novogratz.

Dia mengaku baru saja memenangkan taruhan dengan membawa pylang Bitcoin dalam taruhan Pilpres Amerika 2020.

Namun tak menyimpannya, dia justru membagikan hadiah kemenangan kepada salah satu user Twitter pada acara lotre yang diadakan Novogratz sendiri.

Adapun hadiah setengah Bitcoin senilai sekitar USD 7.726 (Rp 112 juta). Nilai Bitcoin sendiri naik sebesar 10 persen dari minggu lalu, hingga mencapai angka USD 15.543.

Harga dari Bitcoin sendiri meningkat sebanyak hampir 60 persen sejak periode akhir Agustus, dan naik sebesar 300 persen sejauh tahun ini, seperti melansir Business Insider, Rabu (11/11/2020).

"Saya memenangkan taruhan Pilpres dengan @StoneyBitson. 1/2 BTC, saya juga akan mengadakan sebuah lotre untuk para pemain Bitcoin pemula untuk koin tersebut. Yang sudah mempunyai Bitcoin tidak diperbolehkan ikut. Saya memikirkan angka 1-1000. Siapa yang bisa menebak dengan tepat, aku akan memintaStoney untuk mengirimkannya secara langsung. Hanya satu tebakan,"  bunyi tweet Novagratz. 

Novagratz sendiri memang pernah memprediksi kemenangan Partai Demokrat untuk menguasai Gedung Putih maupun Kongres.

Kemudian ternyata pengguna Twitter dengan username @Adelgary akhirnya yang berhasil memenangkan lotre tersebut, dengan menebak angka "826."

Novogratz sendiri mengatakan alasan dirinya memilih angka 8 karena pernah tinggal 7 tahun di China, di mana angka 8 diartikan sebagai angka keberuntungan. Angka 26 sendiri merepresentasikan tanggal kelahirannya.

Walaupun begitu, keputusan Novagratz untuk memutuskan @Adelgary sebagai pemenang nampaknya digugat banyak peserta lainnya. Alasannya didiguga pemenang tersebut sudah memiliki Bitcoin terlebih dahulu, yang berarti melanggar persyaratan dari lotre Novagratz sendiri.

Novagratz juga sebelumnya pernah menyarankan bahwa jika Senat diduduki konservatif dan fiskal stimulus jauh lebih sedikit maka hal tersebutmerupakan pertanda baik bagi bisnis cryptocurrencies.

Dia meyakini bahwa bank sentral akan mengeluarkan mata uang digital dalam jangka waktu 5 tahun lagi.

 

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menang Pemilu AS 2020, Joe Biden Jadi Presiden Amerika Ke-46

Joe Biden mengalahkan Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS untuk menjadi presiden Amerika Serikat ke-46 pada Sabtu 7 November 2020 waktu setempat, memposisikan dirinya untuk memimpin negara yang dicengkeram oleh pandemi bersejarah dan pertemuan kekacauan ekonomi dan sosial.

Kemenangannya terjadi setelah lebih dari tiga hari ketidakpastian ketika para pejabat pemilihan memilah-milah lonjakan suara yang menunda pemrosesan beberapa surat suara. Biden melewati 270 suara Electoral College dengan kemenangan di Pennsylvania, kantor berita the Associated Press melaporkan, dikutip pada Sabtu (7/11/2020).

Mesin pencari Google yang menampilkan hasil proyeksi AP menampilkan bahwa Biden mengantungi 284 electoral votes, melewati ambang batas 270 untuk memenangi Pilpres AS.

Joe Biden (77) tidak mempertaruhkan pencalonannya pada ideologi politik yang berbeda, tetapi pada penggalangan koalisi pemilih yang luas di sekitar gagasan bahwa Trump merupakan ancaman eksistensial bagi demokrasi Amerika.

Strategi tersebut terbukti efektif, menghasilkan kemenangan penting di negara bagian Michigan dan Wisconsin serta Pennsylvania, yang pernah menjadi benteng Demokrat yang telah beralih ke Trump pada tahun 2016.

Mantan wakil presiden AS itu juga berada di jalur untuk memenangkan suara populer nasional (popular vote) dengan lebih dari 4 juta, selisih yang bisa bertambah karena surat suara terus dihitung.

Trump memanfaatkan penundaan dalam pemrosesan pemungutan suara di beberapa negara bagian untuk secara keliru menuduh penipuan pemilih dan berpendapat bahwa saingannya berusaha merebut kekuasaan --tuduhan luar biasa oleh presiden yang sedang duduk yang mencoba menabur keraguan tentang proses dasar demokrasi.

Saat penghitungan suara dilakukan, Biden mencoba meredakan ketegangan dan memproyeksikan citra kepemimpinan presiden, mencapai catatan persatuan yang tampaknya ditujukan untuk mendinginkan suhu negara yang memanas dan terpecah belah.

"Kita harus ingat bahwa tujuan politik kita bukanlah peperangan tanpa henti yang total," kata Joe Biden Jumat malam di Delaware. "Bukan, tujuan politik kita, pekerjaan bangsa kita, bukanlah untuk mengobarkan api konflik, tetapi untuk memecahkan masalah, untuk menjamin keadilan, untuk memberikan kesempatan yang adil kepada semua orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.