Sukses

Inilah Fehmarnbelt Tunnel, Terowongan Bawah Laut Terpanjang di Dunia

Fehmarnbelt Tunnel (Terowongan Femarnbelt) akan menghubungkan 2 negara yakni, Denmark dan Jerman, diprediksi selesai pada 2029.

Liputan6.com, Jakarta Setelah lebih dari satu dekade masuk tahap perencanaan, proyek terowongan bawah laut terpanjang di dunia akhirnya sudah mulai dikerjakan.

Dibangun dengan kedalaman 40 meter di bawah permukaan laut Baltik, Fehmarnbelt Tunnel (Terowongan Femarnbelt) akan menghubungkan 2 negara yakni, Denmark dan Jerman, diprediksi selesai pada 2029.

Terowongan yang panjangnya lebih dari 18 kilometer (km) ini, akan menjadi proyek infrastruktur terbesar di Eropa, dengan pengeluaran anggaran lebih dari USD 8,2 miliar.

Sebagai perbandingan, dengan panjang lebih dari 50 km, terowongan Channel yang menghubungkan Inggris dan Prancis, memerlukan anggaran lebih dari USD 15,5 miliar.

Walaupun jauh lebih panjang daripada terowongan Fehmarnbelt, terowongan Channel justru dibangun dengan mesin dan material yang dianggap sangat sederhana, dan tidak menggunakan jenis sektor terowongan pre-built. 

Terowongan Femarnbelt akan dibangun melewati Fehmarn Belt, yang merupakan selat antara pulau Fehmarn, Jerman dan Pulau Lolland, Denmark.

Rancangan terowongan tersebut juga akan berguna sebagai jalur alternatif untuk jasa transportasi via kapal ferry antara Rodby dan Puttgarden, yang biasanya mampu menampung lebih dari jutaan penumpang setiap tahun.

Jika transportasi menggunakan kapal ferry membutuhkan waktu 45 menit, menggunakan mobil hanya perlu waktu 10 menit.

Perjalanan Lebih Cepat

Fehmarnbelt Tunnel yang mempunyai nama resmi, Fehmarnbelt Fixed Link, juga akan menjadi jalur terpanjang di dunia yang mampu menggabungkan terowongan rel dan jalan.

"Untuk sekarang, jika seseorang ingin melakukan perjalanan dari Copenhagen menuju Hamburg melalui kereta, biasanya akan membutuhkan waktu kurang lebih empat setengah jam. Tapi jika perjalanan serupa dilakukan menggunakan terowongan ini, hanya membutuhkan sekitar dua setengah jam," kata Jens Ole Kaslund, Direktur Teknis Fermern A/S (Perusahaan Denmark yang menjadi pemegang proyek terowongan ini), seperti melansir CNN, Selasa (27/10/2020).

"Kalau dulu orang banyak menggunakan pesawat untuk melakukan perjalanan antara Copenhagen dan Hamburg, di masa depan akan jauh lebih baik jika menggunakan kereta dari terowongan ini," jelas Kaslund.

Dia menyatakan selain mengungtungkan para penumpang yang ingin menggunakan mobil ataupun kereta, terowongan ini juga akan memberikan pengaruh positif terhadap kargo truk dan kereta. Alasannya terowongan ini akan membentuk sebuah jalur perjalanan antara Swedia dan Eropa Tengah, yang 160 kilometer jauh lebih singkat  dari kondisi sekarang.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dimulai pada 2008

Proyek ini sendiri dimulai dari awal tahun 2008, saat Jerman dan Denmark menandatangani perjanjian untuk membangun infrastruktur terowongan ini.

Setelah itu pun, memerlukan waktu lebih dari satu dekade untuk mendirikan persiapan dan rencana matang, seputar persoalan geoteknik dan keuntungan lingkungan hidup.

Saat proses sudah diselesaikan dari Denmark, beberapa pihak organisasi dari Jerman, termasuk perusahaan Ferry dan grup lingkungan hidup memberikan opini keresahan akan masalah lingkungan hidup, kompetisi bisnis, dan perihal gangguan jika proyek ini dilaksanakan.

Saat ini pun, akibat dari pandemi Covid-19, pihak Denmark menginstruksikan kepada pekerjanya untuk mulai melaksanakan pekerjaan di musim panas.

"Proyek ini di rancang sedemikian rupa agar dimulai dari wilayah Denmark terlebih dahulu, lalu dilaksanakan di teritori Jerman," kata Kaslund.

Saat ini pun konstruksi pelabuhan baru, dibangun di Rodhbyhavn dan pada tahun 2021, sebuah pabrik akan didirikan tepat dibelakangnya.

Terowongan ini sendiri memerlukan 6 production lines untuk membangun dan mendirikan lebih dari 89 konkrit ukuran besar.

 

Dampak Lingkungan

Terhitung lebih dari 2.500 pekerja yang akan mengerjakan konstruksi proyek ini, membuat rencana tahap pengerjaan terowongan yang sebenarnya mulai di tahun 2023. 

Beberapa pihak menyatakan bahwa untuk memposisikan setiap bagian dan sektor dari terowongan ini, diestimasi memerlukan lebih dari 3 tahun.

Michael Svane, dari Konfederasi Industri Denmark, mempercayai bahwa terowongan ini akan memberikan banyak keuntungan bisnis diluar dari pihak Denmark sendiri.

"Terowongan Fehmarnbelt akan membuat pintu strategis bagia Skandinavia dan Eropa Tengah. Dengan meningkatkan jalur kereta api, maka pengiriman berbagai kargo akan berpindah dari lajur jalan menuju rel kereta, yang dianggap justru jauh lebih baik untuk kondisi lingkungan hidup," jelas Svane.

Walaupun beberapa komunitas dan grup peduli lingkungan menyatakan kecemasannya akan pengaruh dari pembangunan terowongan ini, Michael Lovendal Kruse yang merupakan anggota konservasi Danish Society for Nature, menyatakan proyek ini justru akan memberikan banyak manfaat untuk kondisi lingkungan hidup.

"Dengan mendirikan terowongan Fehmarnbelt ini, maka area tempat natural dan terumbu karang akan terbentuk, alam memerlukan sebuah tempat, dengan lebih banyak tempat yang tersedia maka kondisi alam juga semakin terjaga,' dia menandaskan.

 Reporter: Yoga Senjaya Putra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.