Sukses

Tak Bergerak, Cek Daftar Harga Emas di Pegadaian pada 19 Oktober 2020

Pegadaian menjual berbagai jenis emas, mulai dari emas Antam, emas Retro, emas Batik dan Emas UBS.

Liputan6.com, Jakarta - Selain menawarkan jasa gadai, PT Pegadaian (Persero) juga menawarkan jasa penjualan emas. Terdapat beberapa jenis emas yang dijual oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut.

Tercatat, Pegadaian menjual berbagai jenis emas, mulai dari emas Antam, emas Retro, emas Batik dan Emas UBS. Untuk penjualannya Pegadaian hanya menyediakan di outlet.

Pada hari ini, harga emas yang dijual di Pegadaian bergerak beragam. Berikut ini adalah daftar lengkap harga emas PT Pegadaian (Persero) per 19 Oktober 2020:

 

Harga Emas Antam

- 2,0 gram: Rp 2.040.000

- 3,0 gram: Rp 3.033.000

- 5,0 gram: Rp 5.026.000

- 10,0 gram: Rp 10.000.000

- 25,0 gram: Rp 24.895.000

- 50,0 gram: Rp 49.822.000

- 100,0 gram: Rp 99.505.000

- 250,0 gram: Rp 245.400.000

- 500,0 gram: Rp 493.674.000

- 1.000,0 gram: Rp 985.165.000

 

Harga Emas Antam Retro

- 0,5 gram: Rp 487.000

- 1,0 gram: Rp 973.000

- 2,0 gram: Rp 1.945.000

- 3,0 gram: Rp 2.918.000

- 5,0 gram: Rp 4.862.000

- 10,0 gram: Rp 9.723.000

- 25,0 gram: Rp 24.305.000

- 50,0 gram: Rp 48.609.000

- 100,0 gram: Rp 97.218.000

 

Harga Emas Antam Batik

- 0,5 gram: Rp 655.000

- 1,0 gram: Rp 1.215.000

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram: Rp 559.000

- 1,0 gram: Rp 1.019.000

- 2,0 gram: Rp 2.015.000

- 5,0 gram: Rp 4.957.000

- 10,0 gram: Rp 9.914.000

- 25,0 gram: Rp 24.445.000

- 50,0 gram: Rp 48.864.000

- 100,0 gram: Rp 97.660.000

- 250,0 gram: Rp 244.100.000

- 500,0 gram: Rp 488.103.000

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jelang Pemilu AS, Begini Prediksi Harga Emas

Harga emas yang berada di level USD 1.900 per ons dinilai dapat sedikit memberikan ketenangan. Setidaknya sebelum nantinya terkoyak pada saat pemilihan presiden AS pada 3 November 2020 mendatang.

Pasalnya, AS sangat terpolarisasi selama pemilihan ini. Disisi lain, ada pertanyaan yang membayangi apakah Trump akan menerima dan mengakui hasilnya jika rivalnya, Biden menang.

"Ketidakpastian seputar pemilu adalah masalah. Jika Anda tidak mempercayai sistem pemilu, itu adalah masalah," kata Grady. Dikhawatirkan, hal tersebut dapat memicu konflik atau kerusuhan sipil.

"Ketidakpastian tetap menjadi semboyan di pasar. Fakta bahwa harga emas belum benar-benar bergerak dan masih dengan mantap memperdagangkan kisaran dalam dolar mencerminkan keengganan pelaku pasar untuk mengambil posisi agresif menjelang hasil pemilu (dalam pandangan kami, setidaknya, hasil pemilu akan bullish untuk emas, bagaimanapun),” kata kepala analisis pasar StoneX untuk EMEA dan kawasan Asia Rhona O'Connell.

Dilansir dari laman Kitco, Senin (19/10/2020), Wakil presiden senior pedagang logam mulia MKS SA Afshin Nabavi mengatakan, untuk saat ini harga emas kemungkinan akan tetap dalam kisaran antara USD 1.880 dan USD 1.930 per ounce. Dimana harga emas ini mengacu pada dolar dan pasar saham.

“Kami harus menembus USD 1.925 pada sisi atas, dan pada sisi bawah, support yang solid berada di USD 1.880. Sentimen lebih pada sisi bullish untuk logam," kata Nabavi.

Harga emas tak hanya akan dipengaruhi oleh pemilu AS. Melainkan juga paket stimulus yang saat ini pembahasannya masih terus bergulir. Presiden Phoenix Futures and Options LLC Kevin Grady mengatakan, sebelum atau sesudah pemilu, stimulus pada akhirnya akan diloloskan karena kedua calon presiden melihat perlunya pengeluaran yang lebih besar.

"Terlepas dari kandidat presiden mana yang masuk, harga emas pada akhirnya akan naik lebih tinggi. Kedua kandidat akan mengeluarkan uang, dan itu bullish untuk emas. Saya memperkirakan harga emas akan naik kembali menjadi USD 2.000 pada akhir tahun." kata Grady.

Hal lain yang membuat investor berhati-hati adalah potensi adanya gelombang kedua dalam kasus COVID-19. JIka ini terjadi, maka kemungkinan besar pemerintah setempat akan segera kembali memberlakukan penguncian. Hal ini tentu bukan situasi yang menguntungkan.

"Investor global juga memperhatikan perkembangan terbaru seputar penyebaran virus, karena COVID-19 muncul kembali di seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Di era pra-vaksin ini, pemulihan ekonomi suatu negara bergantung pada seberapa baik virus itu dapat menahannya. virus corona, karena respons kesehatan setiap negara yang menjadi dasar pemulihan ekonominya, "kata analis pasar FXTM, Han Tan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.