Sukses

Hati-hati, Jangan Bawa Perilaku Buruk dari Kantor Ini Saat Kerja dari Rumah

Para ahli menjelaskan bagaimana perilaku kantor yang beracun bisa terbawa hingga pekerjaan jarak jauh

Liputan6.com, Jakarta Berbulan-bulan, pandemi membuat banyak orang dipaksa kerja dari rumah. Sehingga tidak dipungkiri bahwa lingkungan beracun yang dahulunya berada di kantor, sekarang juga ikut berpindah ketika bekerja dari rumah.

Budaya racun sendiri ditandai dengan perilaku jahat, ketidaksopanan, perilaku agresif dan perlakuan interpersonal yang buruk.

Perilaku tempat kerja yang beracun tersebut umumnya mengacu pada saat seseorang dengan kekuasaan, seperti manajer menggunakan kuasa menargetkan individu lain dan menyebabkan kerusakan psikologis. Ternyata bagi para pekerja perilaku beracun tersebut juga berpindah secara online.

Menurut salah satu pengembang perangkat lunak yang bekerja di perusahaan di Los Angeles, AS mengatakan jika melihat langsung perilaku beracun ini berlaku daring dari rekan dan manajernya saat kerja dari rumah.

Kondisi ini yang menyebabkan semangat tim merosot, karena kerja yang berlebihan, kurangnya pengakuan dan pesan agresif dari pemimpin yang menurutnya tidak akan ditoleransi di kantor.

Oleh karena itu, mengutip dari CNBC, Rabu (25/10/2020) para ahli menjelaskan apa saja dan bagaimana perilaku kantor yang beracun bisa terbawa hingga saat kerja dari rumah:

1.  Gosip 

Banyak yang kehilangan informasi saat kerja dari jarak jauh, sehingga muncul peluang untuk miskomunikasi dan perasaan sakit hati.

Dengan mayoritas orang berinteraksi dari jarak jauh melalui teks tertulis, maka pesan yang lebih singkat dan menghemat waktu dapat dengan mudah di ambil ke arah yang salah.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan ini, manajer haruslah menghubungi karyawan secara tepat dan mencoba menggunakan video atau panggilan suara jika memungkinkan.

 2. Mengabaikan rekan kerja

Meskipun rapat virtual dapat menghilangkan hambatan untuk koneksi profesional, namun mereka juga dapat memperlebar kesenjangan untuk yang tidak diabaikan selama rapat.

Sebuah survey menemukan bahwa 45 persen pemimpin bisnis wanita mengatakan sulit bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan virtual dan satu dari lima perempuan mengatakan mereka merasa diabaikan oleh rekan kerja yang lain.

Untuk mengatasi masalah ini, rekan kerja dan supervisor harus menghubungi karyawan agar muncul rasa empati dan rasa ingin tahu ketika mengetahui ada yang tidak beres.

 

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perilaku selanjutnya

3. Manajer terlalu menuntut pekerja dan membuat lelah

Menurut sebuah survey 68 persen orang melaporkan, mengalami kelelahan saat bekerja dari rumah, karena khawatir akan pekerjaan, stres akan rumah tangga dan tidak adanya pemisah antara pekerjaan dan kehidupan rumah.

Pekerja yang merasakan hal tersebut dapat terus melakukan interaksi yang negatif dengan orang lain seperti bersikap kritis secara tidak profesional.

Atau bahkan meninggalkan rekan kerja dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cepat.

Sehingga manajer memainkan peran yang besar dalam menetapkan batasan kehidupan kerja. Seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang beracun jika menuntut karyawan untuk selalu daring dan tersedia di luar jam kerja.

Dari sanalah akan muncul frustasi ketika terlalu dibatasi. Manajer harus membiarkan pekerja untuk mendapatkan kendali atas waktu mereka.

4. Di lingkungan yang beracun, struktur menjadi hal penting

Manajer sering kali menjadi orang pertama yang dihubungi untuk konflik di tempat kerja. Namun di lingkungan kerja yang beracun sering kali konflik diciptakan para pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan. Sehingga alangkah lebih baik untuk berbicara dengan supervisor lain atau HR.

Ketika perilaku beracun adalah masalah yang tersebar luas, maka sekutu baik di organisasi maupun di luar dapat menjadi penting untuk dapat bertahan hidup di ruang profesional yang tidak mendukung.

Anda dapat mencari sekutu seperti pekerja tingkat senior atau rekan dari departemen lain yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

5. Jarak fisik diperbolehkan bagi beberapa pekerja, tetapi tidak dapat memperbaiki segalanya

Dalam beberapa kasus, berada jauh dari kantor dapat menjadi pelarian dari lingkungan kerja yang beracun. Seorang dokter medis yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa kesehatan mentalnya meningkat setelah tempat bekerja dia menetapkan bekerja dari rumah.

 

Reporter: Tasya Stevany

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.