Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III Mulai Membaik

Kemenkeu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020, tumbuh negatif sekitar minus 1,7 hingga 0,6 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020, tumbuh negatif sekitar minus 1,7 hingga 0,6 persen. Pandemi virus Covid-19 atau menjadi penyebab utamanya, yang bedampak diberbagai sendi perekonomian.

"Kasus Covid-19 terus bertambah, memberi resiko pada perekonomian," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam diskusi FMB, di Jakarta Selasa (6/10/2020).

Namun begitu, dengan berbagai upaya yang diambil pemerintah arahnya saat ini sudah semakin baik dibanding yang terjadi pada kuartal dua yang mencapai minus 5,3 persen.

Pada kuartal tiga diproyeksikan akan menjadi lebih baik, meskipun pertumbuhannya masih tumbuh negatif yakni minus 2,9 hingga -1,0 persen.

"Pada akhir kuartal tahun ini akan menjadi lebih baik lagi berkisar antara -1,7 hingga 0,6 persen. Arah pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah menjadi semakin baik," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dikatakannya masih lebih baik daripada negara-negara lain yang mengalami kontraksi ekonomi lebih dalam hingga mencapai minus belasan persen. Kontraksi perekonomian yang dialami India bahkan mencapai angka minus 24 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita lebih baik dibandingkan dengan negara India yang mengalami kontraksi sangat dalam," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Parah dari Krisis 2009

Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di banyak negara terkontraksi lebih dalam daripada peristiwa krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009. Kala itu, pertumbuhan global hanya mencapai minus 3,3 persen, sedangkan akibat dari pandemi pada tahun ini perekonomian global terkontraksi mencapai minus 8,0 persen.

"Ancaman resesi tidak hanya di Indonesia. Bank dunia memproyeksikan 92,9 persen negara di dunia akan mengalami resesi di tahun 2020," imbuhnya.

Akibat dari perlambatan ekonomi ini, lanjut dia, membawa dampak buruk terhadap sektor ketenagaan kerja yang membuat sekitar tiga juta orang mengalami putus hubungan kerja (PHK). Dan menambahkan penduduk miskin menjadi lebih banyak ketika terjadi wabah global ini.

"Perlambatan ini membuat PHK sebanyak 3 juta tenaga kerja dan meningkatkan angka kemiskinan menjadi signifikan," imbuhnya.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.