Sukses

Ini Sektor Ekonomi yang Masih Jadi Andalan di Tengah Pandemi Covid-19

Sektor ini mampu bertahan karena kebutuhan masyarakat masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta VP Economist Bank Permata, Josua Pardede menyebut masih ada beberapa sektor yang mampu bertahan dan mampu berlanjut di tengah hantaman pandemi Covid-19. Salah satunya adalah sektor pertanian.

"Sektor pertanian berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia akan makanan, sehingga sektor ini masih akan dibutuhkan dan berproduksi," kata Josua kepada merdeka.com, Minggu (4/10/2020).

"Tidak hanya itu, sektor pertanian juga terdapat komoditas CPO, yang harga komoditasnya sudah mampu pulih di pasar global," sambung dia.

Sektor lainnya yakni informasi dan komunikasi. Sektor ini mampu bertahan karena kebutuhan masyarakat akan jaringan internet pada saat aktivitas hiburan dan juga pekerjaan terbatasi. Sehingga selama masa pandemi, diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas di sektor ini.

"Di sisi lain, diperkirakan beberapa sektor industri pengolahan, seperti industri makanan dan minuman, serta industri berorientasi ekspor, dapat bertahan di tengah badai pandemi," jelas dia.

Menurutnya, sektor berorientasi ekspor, terutama sektor industri yang pasarnya merupakan pasar Tiongkok.

Mengingat negara ini merupakan negara dengan tingkat pemulihan ekonomi yang relatif cepat bila dibandingkan dengan kawasan lainnya, seperti Eropa dan AS.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemulihan Ekonomi Bergantung Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Distribusinya

Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,9 hingga minus 1,0 persen pada kuartal III- 2020. Alhasil, pertumbuhan ekonomi tahun ini minus 1,7 sampai minus 0,6 persen.

VP Economist Bank Permata, Josua Pardede memahami kontraksi pertumbuhan ekonomi memang masih akan berlanjut di kuartal III-2020. Hal itu terindikasi dari banyak indikator yang belum mencapai tingkat seperti sebelum pandemi.

"Beberapa indikator tersebut di antaranya ialah inflasi, penjualan mobil, dan penjualan ritel," kata Josua kepada Merdeka.com, Minggu (4/10/2020).

Dia menyebut inflasi inti pada bulan Agustus masih mengalami perlambatan hingga hanya bertumbuh sebesar 2,07 persen. Sementara penjualan mobil dan ritel masih mengalami kontraksi sebesar 71,67 persen dan 12,28 perse .

Secara nominal, baik penjualan mobil dan ritel sebenarnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan awal masa pandemi, namun secara umum, tingkat penjualannya masih berada jauh di bawah sebelum pandemi.

Dari sisi investasi, PMI Indonesia sudah mencapai 50,8, atau berada di level ekspansi, namun, indikator lainnya seperti impor bahan baku dan barang modal, masih menunjukan adanya kontraksi dibandingkan tahun lalu.

Dia menuturkan, perekonomian Indonesia ke depan akan bergantung pada penemuan vaksin dan bagaimana pemerintah dapat menyediakannya bagi masyarakat.

Hal ini disebabkan bahwa apabila belum ada vaksin, maka perilaku konsumsi masyarakat belum akan pulih ke kondisi sebelum Covid-19, yang kemudian akan menghambat pemulihan perekonomian.

"Saat ini, salah satu skenario terbaik adalah ditemukannya vaksin yang efektif sebelum 2020 berakhir sehingga pengadaan dan distribusi vaksin dapat terimplementasi pada 1Q20, yang kemudian akan mendorong pemulihan ekonomi di 2Q20, dengan asumsi vaksin dapat terdistribusi merata di daerah-daerah prioritas," kata dia.

Dengan skenario ini, konsolidasi pemulihan perekonomian dapat mulai terjadi pada 2021-2022. Di sisi lain, salah satu skenario terburuk ialah belum adanya vaksin hingga tahun 2021, dan mengakibatkan pemulihan pertumbuhan ekonomi akan kembali pada trajectory awal di mana pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen baru akan tercapai di tahun 2023-2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana.

    pandemi

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19