Sukses

Simak, Strategi Bukalapak Lawan Resesi

Indonesia berpeluang besar untuk mengalami resesi teknikal. Namun sudah diantisipasi oleh Bukalapak

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berpeluang besar untuk mengalami resesi teknikal. Setelah ekonomi Indonesia minus 5,32 persen secara yoy di Kuartal II lalu, sementara di kuartal III ekonomi Indonesia diproyeksi mengalami kontraksi lagi. Sehingga terjadinya ruang resesi kian terbuka lebar.

Mengantisipasi pil pahit itu, CEO Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimuddin memastikan perusahaan telah menyiapkan diri menghadapi kondisi sulit ekonomi Indonesia saat resesi tiba. Tercatat ada lima strategi yang bakal diterapkan marketplace lokal ini.

"Masalah resesi, ini mau tidak mau kita lewati. Pertama kita imbau pedagang offline bisa pindah ke online. Kita bisa sampaikan di online transaksi lebih terjaga," ujar dia dalam Webinar bertajuk Tingkatkan Ekonomi Lewat Jualan Produk Virtual Mitra Bukalapak di vidio, Rabu (30/9).

Kedua, memperkuat kemampuan platform dalam mengantisipasi lonjakan mitra dan transaksi yang terjadi. "Bagaimana juga selama PSBB ini akan sulit berjualan offline, kita terus perkuat platform untuk transaksi juga," paparnya.

Ketiga, membangun komunikasi dua arah dnegan mitra. "Mungkin ada shifting di online mungkin toko naik dan tidak naik. Kita komunikasikan ke pelapak seperti tren barang yang naik," imbuh dia.

Keempat, menghadirkan dukungan bagi mitra anyar. Antara lain dengan memberikan penawaran khusus atau diskon bagi produk yang ditawarkan.

Terakhir, menghadirkan berbagi layanan produk virtual yang dibutuhkan pelaku usaha khususnya UMKM. Antara lain, Bayar Tempo hingga Modal Mitra.

"Supaya pelapak dapat tambahan modal. Jadi, hal seperti itu yang kita lakukan agar usaha tetap muter," tandas CEO Bukalapak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Resesi di Depan Mata

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan Indonesia tidak bisa lepas dari bayang-bayang resesi. Menurutnya tekanan resesi masih akan terus menyelimuti Indonesia, apalagi kuartal ke II-2020 pertumbuhan ekonomi domestik terkontraksi cukup dalam sebesar minus 5,32 persen.

"Tekanan resesi masih makin ada, jadi peluang tahun ini tumbuh negatif cukup besar," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (19/8).

Maka dari itu, yang perlu diutamakan adalah kebijakan yang mengarah kepada masyarakat paling rentan. Paling tidak memberikan bantalan dan beberapa bantuan sosial yang menjadi fokus pemerintah.

"Dengan ini kita harap kita tumbuh tidak negatif terlalu dalam dan yang paling utama memberikan bantalan kepada masyarakat rentan," jelas dia.

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.