Sukses

Penjualan Alat Berat United Tractors Anjlok 56 Persen

United Tractors masih menjadi market leader dalam hal penjualan alat berat, dengan porsi sekitar 32 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk melalui anak usaha, PT United Tractors Tbk, melaporkan adanya penurunan signifikan dalam penjualan alat berat dengan merek Komatsu di sepanjang semester I 2020.

Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis mengatakan, hingga Juli 2020, penjualan Komatsu tercatat hanya mencapai 938 unit.

"Turun signifikan hingga mencapai 56 persen apabila dibandingkan dengan bulan Juli tahun 2019 lalu," kata Sara dalam sesi teleconference, Kamis (27/8/2020).

Namun, ia menyatakan, posisi United Tractors secara market share saat ini masih menjadi market leader dalam hal penjualan alat berat, dengan porsi sekitar 32 persen.

Sara menjelaskan, penurunan signifikan dalam penjualannya terjadi lantaran berkurangnya penjualan di sektor tambang, yang kondisinya sangat ditentukan oleh harga batubara.

Sehingga, ia melanjutkan, ketika harga batu bara yang posisinya saat ini sedang tertekan, maka dilakukan efisiensi pada kegiatan tambang. Dengan demikian, para pelanggan United Tractors pun belum membeli alat baru lagi.

"Jadi mereka masih menggunakan alat-alat yang sudah ada. Kalaupun ada pembelian, biasanya hanya untuk mengganti alat yang sudah usang saja," ungkap Sara.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Scania

Kemudian untuk penjualan UD Trucks dan Scania, United Tractors juga mencatat adanya penurunan penjualan. Untuk UD Truck sampai Juli 2020 hanya berhasil terjual 105 unit, sementara pada periode yang sama produk Scania hanya terjual sebanyak 113 unit.

Melihat kondisi tersebut, Sara memastikan, penjualan UD Trucks dan Scania menunjukkan adanya penurunan tajam mencapai sekitar 60-70 persen.

"Karena produk ini adalah jenis produk Heavy Duty Truck, yang dipakai untuk off-road. Jadi ketika kegiatan tambang atau yang terkait dengan off-road juga tertekan, maka penjualan kami pun mengalami penurunan," tukas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini