Sukses

Mantan Menteri PPN: Bandingkan Ekonomi RI dengan Negara Lain bukan untuk Menghibur

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago menilai membandingkan resesi yang terjadi di negara-negara lain dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II di Indonesia bukan semata untuk menghibur. Terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai memang benar-benar memukul pemerintah.

"Bagaimana resesi negara-negara lain yang memperlihatkan keadaan negara lain itu jauh lebih buruk dari Indonesia, tapi ini bukan untuk menghibur kita, bahwa kita juga sangat terpukul dengan hasil kuartal kedua," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/8).

Dia mengatakan pemerintah tidak bisa menutup-tutupi lagi keburukan ekonominya. Kendati begitu, Indonesia tetap menunjukan ketahanan ekonomi yang lumayan bagus meskipun rata-rata tumbuhan ekonominya tidak spektakuler seperti China dan India dalam 32 tahun terakhir.

"Tsunami pandemi corona ini memberikan hikmah juga untuk kita membaca pilihan arah pembangunan kita," kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 sebesar -4,19 persen. Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi semester I tahun ini tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,26 dibandingkan semester I tahun lalu.

"Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 secara yoy mengalami kontraksi 5,32 persen. Kalau dibandingkan secara Q to Q dengan triwulan I maka pertumbuhan ekonomi sebesar -4,19 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Rabu (5/8).

Suhariyanto mengatakan, pandemi Virus Corona membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian. Beberapa negara di dunia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.

"Catatan peristiwa mengenai apa yang terjadi di triwulan II-2020, Covid-19 membawa dampak yang luar biasa buruk dan membawa efek domino masalah kesehatan ke masalah ekonomi dan sosial," paparnya

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi: Kita Harus Bangkit di Kuartal III, Agar Tidak Jatuh ke Jurang Resesi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 terkontraksi secara tajam yakni, minus 5,32 persen. Jokowi pun meminta semua pihak bangkit dari keterpurukan ekonomi agar Indonesia tidak jatuh ke jurang resesi di kuartal III tahun ini.

"Kita tidak boleh menyerah, kita harus betul-betul upaya di kuartal ke III kita harus bangkit. Kita bisa reborn sehingga kita tidak jatuh ke jurang resesi," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Kongres Luar Biasa Partai Gerindra secara virtual, Sabtu (8/8/2020).

Untuk itu, Jokowi mengajak kader Partai Gerindra untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Dia mengingatkan agar semua pihak mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Hal ini demi mencegah terjadinya gelombang kedua (second wave) Covid-19. Pasalnya, apabila gelombang kedua terjadi di Indonesia maka akan lebih sulit lagi untuk memulihkan krisis kesehatan dan ekonomi.

"Penyebaran Covid-19 harus mampu kita kendalikan. Jangan sampai kita masuk gelombang kedua, second wave yang akan perlambat upaya kita untuk pulih kembali," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.